Rubrik kata pembaca kagetnews terbuka untuk umum sebagai wadah komunikasi dan penyampai aspirasi pembaca. Jika berminat silakan hubungi kontak person yang tertera dalam situs.
Oleh: Dr. Suhaeli Nawawi, M. Si.
Suhaeli Nawawi: Sebetulnya manusia lebih hebat ketimbang jagat raya dengan segala yang ada di dalamnya karena alam semesta tidak mengerti apa-apa tentang dirinya. Namun, anehnya ada sebagia manusia “mendewakannya” dengan mengatakan bahwa universe mewujud dengan sendirinya, dengan kata lain menjadi ada dengan kemampuannya sendiri. Hukum alam (Islam: sunnatullah/سنة الله) didalilkan sebagai kekuatan yang mengatur dan mengendalikan kinerja jagat raya.
Muncul pertanyaan, lebih dulu mana hukum alam dengan alam semesta itu sendiri? Adakah perencanaan terlebih dahulu? Jika segalanya dianggap kejadian spontanitas, logiskah manusia termasuk bagian dari akibat kejadian spontanitas? Atau, memang ada makna tertentu dari kata spontanitas?
Roma Ex: Kalo Tuhan ada, bagaimana bisa Tuhan itu ada dengan sendirinya, tolong jelaskan saya sudah lama mencari jawaban ini.
Suhaeli Nawawi: Roma Ex, Tuhan bukan entitas yang terikat dengan apa pun, termasuk ruang-waktu yang dibutuhkan oleh materi-energi. Pikiran manusia bertanya siapa yang membuat tuhan atau dengan kata lain seperti pertanyaan di atas sebenarnya terjerat dengan hukum sebab-akibat yang sudah merembes dalam dalam pikiran manusia berabad-abad. Hukum sebab-akibat dalam kosmologi melahirkan bebabagai teori, seperti teori Siklus, yang intinya menyatakan bhw semesta ini terjadi dari semesta sebelumnya dan akan berakhir, kemudian akan melahirkan dunia atau universe baru. Karena tidak terikat dengan apa pun berarti Tuhan benar-benar mandiri. Itulah yang disebut absolut, tidak berawal-berakhir, tidak diciptakan oleh apa/siapa pun. Dalam Islam Tuhan menyebut diri-Nya: tidak ada sesuatu apa pun yang menyerupai-Nya ( لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ (Tak ada sesuatu pun yang serupa sedikit pun dengan-Nya.)” (QS. As-Syura: 11) . Jika Tuhan terikat dengan yang lain, berarti tidak ada dengan sendirinya.
Bagaimana pembuktiannya, membutuhkan wujud Dzatnya, dan itu sains tidak mungkin sampai ke sana. Sampai detik ini, riset bidang Fisika baru memulai untuk meneliti Busa Kuantum, yakni fluktuasi seperti busa yang muncul dalam hilang dalam hitungan sepertriliun, triliun, triliun detik. Busa Kuantum diketahui muncul pasca Big Bang pada sekitar 10-⁴³ (sepuluh pangkat minus empat puluh tiga detik), yang disebut “Era Planck”. Para pakar Fisika Kuantum menyimpulkan bahwa energi muncul pada saat itu. Oleh karena itu, energi-massa lahir dari ketidakpastian, bukan dari kekosongan atau ketiadaan absolut. Sekian dulu, makasih telah menyampaikan pertanyaan yang super pelik.
Roma Ex: Alhamdulillah,terimakasih, Pak sudah mau memberikan jawaban dan menjelaskannya, saya sangat senang dengan jawaban Bapak.
Suhaeli Nawawi: Alhamdulillah, semoga bermanfaat.
Roma Ex: Saya kembali mempertanyakan keberadaan Tuhan, bagaimana ini Pak jika energi tidak bisa diciptakan dan tidak bisa di musnahkan, saya kembali ragu dengan adanya Tuhan.
Suhaeli Nawawi: “Bisakah materi atau energi ada tanpa ruang dan waktu? Tidak, itu tidak mungkin karena bunga violetnya memiliki banyak hukum fisika. menurut teori relativitas umum, massa suatu materi membelokkan ruang dan waktu di dekatnya dan kita semua tahu bahwa materi itu sendiri keluar dalam bentuk massa tertentu.
Roma Ex: Ohh begitu, ya pak, ternyata energi itu masih terikat dalam ruang-waktu, berarti energi dan ruang-waktu baru ada setelah terjadinya big bang, ya Pak?
Suhaeli Nawawi: Betul sekali begitu. Energi bisa kekal sepanjang waktu, sementara itu waktu menyatu di dalam ruang tiga dimensi. Alam semesta merupakan ruang-waktu yang ditempati energi. Tiga teori menyatakan bahwa alam semesta akan mengalami bencana kosmik total. “Jika alam semesta yang mengembang tidak dapat melawan tarikan kolektif gravitasi ke dalam, ia akan mati dalam Big Crunch, seperti yang terjadi secara terbalik dalam Big Bang. Namun, kosmos membengkak dengan kecepatan yang terus meningkat, yang membuat sebagian besar astronom berpikir bahwa alam semesta akan mati dalam Big Freeze, yaitu partikel yang tersisa akan dipisahkan oleh jarak yang lebih jauh dari alam semesta yang dapat diamati saat ini. Astronomi : Roen Kelly” ***






















