Oleh: Muhammad Wildan Izzul Haq
Direktur Kajian FABEM Garut
Kagetnews | Opini – Pesta rakyat yang seharusnya menjadi momen sukacita justru berubah menjadi situasi yang gawat dan darurat di Garut. Usai prosesi akad nikah Lutfhianisa Putri Karlina anak dari Wakil Bupati Garut dengan Maulana Akbar Putra Sulung Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, pada hari Jumat, 18 Juli 2025, terjadi insiden tragis yang mencoreng makna sebuah perayaan.
Peristiwa ini menjadi luka mendalam bagi masyarakat Garut. Pesta yang dikemas dengan kemegahan justru menimbulkan korban jiwa. Setidaknya 3 orang meninggal dunia, terdiri dari 2 warga sipil dan 1 aparat kepolisian. Ini bukan hanya sekadar kecelakaan, melainkan bentuk nyata dari kelalaian yang fatal.
Garut, yang dikenal sebagai kota industri, kini turut diwarnai oleh meningkatnya kriminalitas dan berbagai musibah yang timbul akibat kurangnya pengamanan dalam setiap kegiatan besar. Ini adalah alarm keras bagi semua pihak bahwa sebuah acara terlebih yang melibatkan pejabat publik dan tokoh elit, harus mengedepankan pengamanan, kenyamanan, serta keselamatan masyarakat.
Sayangnya, kepentingan para elit sering kali tidak berpihak pada rakyat. Mereka lebih mementingkan pencitraan dan popularitas, ketimbang memperhatikan dampak sosial dari tindakan mereka. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa rakyatlah yang selalu menjadi korban, menjadi imbas dari kelalaian dan arogansi kekuasaan.
Lalu, di manakah bukti nyata kepedulian terhadap ruang sosial? Kejadian ini memperlihatkan betapa nyawa rakyat seolah tidak berharga di mata kekuasaan. Pasal 359 KUHP menyatakan:
“Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain mati, dihukum dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun atau pidana kurungan selama-lamanya satu tahun.”
Pertanyaannya: Apakah hukum benar-benar akan ditegakkan? Ataukah hanya akan menjadi tajam ke bawah dan tumpul ke atas? Sudah saatnya kita buktikan bersama bahwa keadilan tidak pandang bulu.
Sebagai mahasiswa dan masyarakat sipil yang memiliki tanggung jawab moral dan intelektual, saya turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas tragedi ini. Semoga menjadi evaluasi besar-besaran bagi para elit kekuasaan maupun rakyat biasa, agar peristiwa serupa tidak lagi terulang. ***