Kagetnews | Indramayu – Dua awak media dari Suaraaktual.co dan Media Cakra Bangsa (MCB) mendapatkan intervensi oleh salah seorang Manager Bank BJB Cabang Indramayu.
Kronologisnya Warta dari wartawan media online Suaraaktual.co dan Tosim dari wartawan surat kabar Media MCB pada Rabu 9 November 2022 melakukan konfirmasi kepada pihak Bank BJB Cabang Indramayu, terkait pemberitaan Hj. Kursiah yang dirumorkan mendapatkan Surat Keputusan (SK) Pemberhentian oleh BK DPRD Indramayu.
Selanjutnya setelah dirumorkan Hj. Kursiah tidak lagi menjabat sebagai Anggota Dewan DPRD Indramayu, beberapa hari berselang uang gaji dan uang pribadi miliknya raib di rekening Bank BJB Cabang Indramayu.
Untuk menindak lanjuti pemberitaan sebelumnya, serta mengurai pemberitaan agar mendapatkan informasi yang lebih banyak, kedua awak media tersebut melakukan wawancara kepada pihak perbankan tepatnya Bank BJB Cabang Indramayu.
Saat itu Kedua awak media menemui salah seorang Manajer Bank BJB Cabang Indramayu yang bernama Iyus Riyadi (9/11).
Menurut penuturan Tosim, ketika proses wawancara ingin berakhir Iyus Riyadi melakukan intervensi kepada Kedua awak media, yakni awak media dipaksa untuk menghapus rekaman wawancara.
“Sebelum saya merekam dan melakukan wawancara saya sudah meminta izin kepada Bapak Iyus Riyadi, namun anehnya setelah wawancara akan berakhir kami diminta untuk menghapus rekaman,” ungkap Tosim.
Bukan hanya itu, kedua awak media tersebut juga mendapatkan perlakuan yang kurang baik, yakni dibentak dengan nada tinggi ketika menolak menghapus rekaman wawancara.
“Pak Iyus Riyadi saat itu memanggil beberapa security serta stafnya, sambil membentak kami lalu mengancam apabila tetap memuat berita akan menuntut wartawan yang menulis dengan menggunakan hak hukumnya,” ulas Tosim.
Sama halnya dikatakan oleh Warta, pada saat itu dirinya juga mendapat ancaman dan diperintahkan untuk menghapus rekaman wawancara.
“Dari awal kami datang dengan baik-baik, bahkan kartu identitas wartawan kami sempat dibawa oleh security untuk ditunjukan kepada atasannya,” jelas Warta.
Namun tak diduga dan disangka ketika wawancara akan berakhir Iyus Riyadi memerintahkan Kedua awak media tersebut dengan suaranya yang lantang untuk menghapus rekaman wawancara sambil memanggil Security serta stafnya untuk berkumpul.
“Saat itu kami panik dan terancam dengan terpaksa kami hapus rekaman wawancara di HP kami,” ungkap Warta.
Sementara itu, esok harinya Iyus Riyadi menyampaikan klarifikasi di hadapan keramaian awak media, terhadap apa yang dia lakukan kepada Tosim dan Warta sebelumnya (10/11).
Dia mengatakan bahwa Tosim dan Warta pada saat itu tidak neminta izin untuk melakukan wawancara. “Saat itu Bapak Tosim dan Bapak Warta hanya bilang izin melakukan konfirmasi bukan wawancara sehingga saya meminta menghapus rekaman wawancara yang ada di HP,” kata Iyus.

Selanjutnya, pada saat itu Iyus membenarkan sempat membentak awak media untuk menghapus rekaman wawancara yang ada di HP.
“Memang benar saat itu saya memang sempat membentak Bapak Tosim karena Pak Tosim ngeyel dan sempat mengucapkan ‘apabila wawancara tadi dimuat dalam pemberitaan maka akan saya laporkan dan gunakan hak hukum saya,” ungkap Iyus.
“Saya meminta maaf atas perlakuan saya kemarin kepada Bapak Tosim dan Bapak Warta,” tambahnya.
Atas kejadian kemarin, Iyus mengungkapkan di hadapan para awak media akan menjadikan hal tersebut sebagai pelajaran hidup bagi dirinya.
Perlu diketahui, saat diwawancarai awak media Iyus menyampaikan bahwa sebelumnya dirinya juga sempat menjadi Pemimpin Redaksi (Pimred) di salahsatu media. Namun sangat disayangkan masih menggunakan sikap arogan dan belum mengerti apa itu ‘konfirmasi wartawan’.
(Red)