Melangkah Sedikit untuk Memahami Peristiwa Isra’ Mi’raj

Gambar ilustrasi. (Sumber: Pixabay)

Bagikan

Rubrik kata pembaca kagetnews terbuka untuk umum sebagai wadah komunikasi dan penyampai aspirasi pembaca. Jika berminat silakan hubungi kontak person yang tertera dalam situs.

Oleh: Dr. Suhaeli., M. Si.

Kagetnews | Berdasarkan grand theory, materi bisa berubah menjadi energi. Pada hakikatnya, energi adalah gelombang (elektromagnetik). Cahaya yang termasuk di dalamnya memiliki sifat dualisme sehingga bisa dimungkinkan menjadi gelombang atau materi.

Manusia dalam statusnya sebagai materi dengan demikian bisa berubah menjadi energi, apalagi dalam dirinya terdapat unsur ghaib, yakni roh. Memang tidak diketahui secara pasti, apakah roh termasuk energi, namun demikian kedua entitas itu setidaknya memiliki kedekatan ketimbang jasad.

Perubahan jasad manusia menjadi energi memiliki landasan teori Fisika. Permasalahannya terletak pada teknik atau cara yang bisa melakukan transformasi bentuk atau wujud dua arah, yaitu dari materi ke energi atau sebaliknya. Ulama yang murtad menjadi pendeta, yakni Prof. Saefudin mengatakan, saya bisa kembali ke Islam asalkan bisa dijelaskan bagaimana caranya Muhammad bisa melakukan perjalanan dalam peristiwa osra mi’raj dengan kecepatan di atas kecepatan cahaya, padahal tidak menggunakan teknologi canggih seperti pesawat ruang angkasa.

Sebenarnya,  dalam peristiwa isra-mi’raj sudah dijelaskan bahwa Rasulullah melakukannya dengan kendaraan ruang angkasa, yakni Burouk*l dengan didampingi Jibril. Kata Burouk bermakna kilat atau برق. Semua orang tahu bahwa kilat adalah cahaya. Artinya , kendaraan Burouk memiliki kecepatan cahaya. Lalu bahannya terbuat dari apa? Bahannya, ya berupa energi. Jika energi yang dikenal dalam Fisika materi dianggap tidak mungkin bisa melakukan kecepatan di atas cahaya, masih ada energi lain dalam Fisika Kuantum   yakni Busa Energi, yaitu fluktuasi gelombang yang berada dalam hukum ketidakteraturan.

Busa Kuantum hanya bisa ditemukan dalam teori Waktu Planck pasca Big Bang. Diketahui, waktu Planck terjadi sekitar 10-⁴³ detik pasca Big Bang. Fisika Kuantum saat ini masih membutuhkan waktu sekitar 50 tahun untuk mengetahui lebih banyak tentang Busa Kuantum.

Daripada njlimet mengkonan, ya wis beriman baè lah, Pemirzaaa.

Salam Isra-Mi’raj semoga shalat menjadi pengganti Isra-mi’raj.

Berita lainnya