Kagetnews | Religi – Tentunya kita semua kepingin dong menjadi investor, membeli aset dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa depan. Setelah kita berinvestasi, kita tinggal menunggu keuntungannya mengalir untuk kita, menggiurkan bukan?
Tapi disini kita tidak sedang berbicara keuntungan duniawi yang sifatnya hanya sementara bahkan menipu, kenikmatan yang tidak akan pernah bisa kita miliki dengan sebenarnya, karena setelah kita mati, kita akan tinggalkan semuanya.
Yang akan kita bahas adalah “investor ukhrowi”. Penulis katakan “investor ukhrowi”, karena keuntungan nya tidak hanya di dunia saja, melainkan lanjut sampe akhirat. Di saat manusia diwafatkan maka terputus semua amalnya, tapi tidak dengan investor ukhrowi ini.
Dan Nabi Muhammad SAW telah menjelaskan 3 aset yang harus kita usahakan agar menjadi investor ukhrowi. Mari kita simak penjelasan di bawah ini!
Diriwayatkan dari Abu Hurairah R. A bahwa Junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW bersabda:
إِذا ماتَ الإنْسانُ انْقَطَعَ عنْه عَمَلُهُ إِلّا مِن ثَلاثَةٍ: إِلّا مِن صَدَقَةٍ جارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صالِحٍ يَدْعُو له.
“Apabila seseorang meninggal dunia, terputuslah amalannya kecuali dari tiga hal: (1) sedekah jariyah, (2) ilmu yang bermanfaat, (3) anak shaleh yang mendoakan untuknya.”
Dalam hadis ini, Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم menjelaskan bahwa ketika seseorang meninggal dunia, amalannya di dunia terputus, dan tidak ada tambahan dalam amalannya.
Jika seseorang melakukan kebaikan di dunia, maka kebaikannya akan tetap mengikutinya sampai akhirat, dan jika seseorang melakukan keburukan di dunia, maka tidak ada kesempatan untuk beramal atau bertaubat setelah kematiannya. Bahkan seandainya keburukannya itu diikuti, maka dosanya akan mengikutinya sampai akhirat.
Tidak ada pahala atau ganjaran dari amalannya setelah kematiannya, kecuali jika dia meninggalkan tiga hal di atas. Karena Pahala dan manfaatnya tidak akan terputus untuknya. Berikut penjelasannya.
1. Sedekah Jariyah
Sedekah yang manfaat nya terus dirasakan orang lain. Selama masih dirasakan manfaatnya oleh orang lain, maka selama itu juga pahala akan terus mengalir untuk nya.
Contoh sederhana dari sedekah jariyah adalah mendirikan sumur air bersih di daerah yang membutuhkan. Dengan mendirikan sumur, orang-orang yang tinggal di sekitar sumur tersebut dapat mengakses air bersih untuk kebutuhan sehari-hari mereka, seperti minum, memasak, dan mandi. Setiap kali seseorang menggunakan air dari sumur tersebut, pahala dan manfaat dari sumur tersebut akan terus mengalir kepada orang yang telah mendirikannya.
Contoh yang lebih sederhana dari sedekah jariyah adalah menyumbangkan buku-buku kepada perpustakaan umum atau sekolah. Dengan menyumbangkan buku-buku, Kita membantu meningkatkan akses pendidikan dan pengetahuan bagi banyak orang, terutama anak-anak dan remaja. Setiap kali seseorang membaca buku-buku yang Kita sumbangkan, Kuta akan mendapatkan pahala yang terus mengalir, karena ilmu dan pengetahuan yang mereka dapatkan dapat menginspirasi dan memberi manfaat kepada mereka dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dan masih banyak contoh sederhana sodaqoh jariyah yang bisa kita lakukan.
2. Ilmu yang Bermanfaat
Saya tegaskan “harus bermanfaat”, karena ilmu yang tidak bermanfaat tidak akan memberikan pahala kepada pemiliknya setelah kematiannya.
Yang di maksud Ilmu bermanfaat adalah, sebuah pengetahuan yang dapat membantu seseorang untuk meningkatkan kualitas hidupnya, memberikan manfaat kepada dirinya sendiri, orang lain, atau masyarakat secara umum. Dan ini tidak hanya ilmu agama, walupun ilmu agama sangat berperan penting dalam kehidupan, namun tidak menafikan ilmu yang bermanfaat lainnya. Seperti, ilmu pengetahuan alam, ilmu sosial, ilmu kemanusiaan, keterampilan teknis, dan banyak lagi.
3. Anak yang Saleh dan Salihah
Anak yang sholeh tidak harus yang Hafal Al Quran, rajin sholat dan lain sebagainya, karena sholeh memiliki berbagai tingkatan. Di katakan “sholeh” cukup seorang anak yang beriman. Dari sini bisa kita simpulkan bahwa, doa dari seorang anak yang tidak beriman tidak akan sampai kepada orang tuanya.
Apakah seorang anak harus mendoakan orang tua agar Orang tua di alam kubur mendapat pahala? Jawabnya adalah “tidak harus mendoakan”. Karena setiap amal kebaikan yang dilakukan seorang anak secara otomatis mengalirkan pahala untuk ke-dua orang tuanya. Walaupun begitu, termasuk tanda “Anak yang sholeh” Adalah mendoakan ampunan dan kebaikan untuk orang tuanya.
Diriwayatkan dalam kitab Ibnu Majah:
إنَّ الرَّجلَ لتُرفَعُ دَرجتُه في الجنَّةِ فيَقولُ: أنَّى هذا؟ فيُقالُ: باستغفارِ وَلدِك لكَ
“Sesungguhnya ada seorang lelaki di angkat derajatnya di surga, lalu dia bertanya “Sebab amal apa kok saya mendapat derajat yang tinggi ini?, maka di jawab:”ini sebab istighfar (permohonan ampunan) anakmu untuk mu”
Dari sini, penting bagi orang tua mendidik anaknya dengan sebaik mungkin, karena apabila seorang anak tumbuh menjadi insan yang taqwa, maka setiap doa atau amal kebaikan yang ia lakukan pahalanya otomatis mengalir kepada orang tua nya.
Demikian uraian tiga aset yang harus diusahakan di dunia supaya kita menjadi investor ukhrowi.
Wallahu a’lam bis showaab.
Penulis: M. Murobi
Editor: Taufid