Oleh: Taufid Chaniago
(Pecinta Alam dari Organisasi Mapalangit Biru)
Kagetnews | Opini – Alun-alun, sebagai pusat kegiatan sosial dan budaya di banyak kota di Indonesia, sering kali menjadi titik fokus bagi para pedagang kaki lima (PKL) yang mencari penghidupan. Namun, persoalan yang sering muncul adalah manajemen sampah yang buruk dan dampak lingkungan negatif yang ditimbulkannya. Alun-alun Indramayu tidak luput dari persoalan ini.
• Persoalan PKL di Alun-Alun Indramayu
PKL merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan perkotaan di Indonesia. Namun, keberadaan mereka sering kali menimbulkan masalah, terutama jika tidak diatur dengan baik. Di Alun-Alun Indramayu, keberadaan PKL seringkali menimbulkan kemacetan lalu lintas, kekacauan visual, dan penumpukan sampah.
Potret Jalan MT. Haryono yang dipenuhi pedagang kaki lima.
Salah satu permasalahan utama adalah kurangnya infrastruktur yang memadai untuk menampung PKL. Kurangnya tempat pembuangan sampah yang sesuai menyebabkan sampah berserakan di sekitar area alun-alun, menciptakan pemandangan yang kurang menyenangkan bagi pengunjung dan membahayakan kesehatan lingkungan.
• Dampak Lingkungan dari Penanganan Sampah yang Buruk
Penanganan sampah yang buruk di alun-alun Indramayu tidak hanya merugikan estetika lingkungan, tetapi juga memiliki dampak serius bagi ekosistem dan kesehatan masyarakat setempat. Sampah-sampah yang berserakan dapat mencemari tanah, air, dan udara, mengakibatkan berbagai masalah lingkungan seperti pencemaran air, penyebaran penyakit, dan kerusakan ekosistem.
Selain itu, limbah plastik yang tidak terurai dengan cepat juga menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan hidup satwa liar dan biota laut jika sampah-sampah tersebut akhirnya mencapai sungai dan laut, yang mana Alun-alun Indramayu lokasinya berdekatan dengan Sungai Cimanuk.
Pedagang Kaki Lima (PKL) yang masuk ke dalam kawasan Alun-alun Indramayu.
Solusi dan Langkah-Langkah Penyelesaian
Untuk mengatasi persoalan ini, langkah-langkah konkret harus diambil oleh pemerintah setempat, masyarakat, dan para pedagang itu sendiri:
1. Peningkatan Infrastruktur: Pembangunan fasilitas pengelolaan sampah yang memadai seperti tempat sampah, tempat pembuangan sampah, dan sistem pengelolaan limbah yang efisien menjadi hal yang sangat penting.
2. Pendidikan Lingkungan: Melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan cara-cara pengelolaan sampah yang benar.
3. Keterlibatan Masyarakat: Melibatkan masyarakat secara aktif dalam kegiatan pembersihan dan pengelolaan sampah di sekitar alun-alun, sehingga mereka merasa memiliki tanggung jawab atas kebersihan lingkungan mereka sendiri.
4. Regulasi yang Ketat: Menegakkan peraturan-peraturan yang mengatur keberadaan PKL dan penanganan sampah secara ketat untuk mencegah terulangnya masalah di masa mendatang.
• Kesimpulan
Alun-alun Indramayu, seperti banyak alun-alun lain di Indonesia, menghadapi tantangan serius terkait manajemen PKL dan sampah. Namun, dengan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan para pedagang, serta kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan, masalah ini dapat diatasi dengan baik. Langkah-langkah konkret perlu diambil untuk memastikan alun-alun tetap menjadi tempat yang nyaman, indah, dan berkelanjutan bagi semua orang.