Oleh: Ramli Yudarsana
Dalam rentang panjang sejarah peradaban Islam, para pemuda Islam telah berkontribusi besar bagi kemuliaan Islam dan kejayaan kaum muslimin. Tertulis dengan tinta emas sosok Pemuda hebat sang penyelamat ketika kaum muslimin berada pada kondisi terpuruk dan dijajah oleh orang-orang asing Al-Aqsa dijarah dan dikuasai Salibis.
Sang pemuda tersebut bernama Salahuddin Al Ayyubi yang berhasil atas pertolongan Allah swt- membebaskan kembali Al Aqsa yang hampir 100 tahun dijajah Salibis. Di tengah ketidak berdayaan kaum muslim melawan penjajahan akibat kemelut akibat perpecahan yang melanda umat Islam antara kubu Fatimiayah di Mesir dan Abbasiyah di Baghdad yang membuat mereka lemah dan kalah.
Begitu juga kita tidak asing dengan nama Muhammad Al Fatih atau yang bernama asli Muhammad II yang berhasil mewujudkan kabar gembira yang disebutkan dalam sabda rasulullah shallallahu alaihi wasallam, sesungguhnya Kota Konstantinopel akan ditaklukan dan sebaik-baiknya pemimpin adalah pemimpin yang membebaskan Konstantinopel dan sehebat-hebatnya pasukan adalah pasukan yang terlibat dalam pembebasan Konstantinopel.
Di usia yang belia 22 tahun, beliau memobilisasi dan pemimpin lebih dari 250.000 pasukan elit Yeniceri, menjebol benteng Konstantinopel dengan tembakan peluru meriam raksasa bernama Dardanela dan menyebrangkan 70 kapal perang mulai dari selat Bosporus ditarik ke darat jalan berbukit untuk labuhkan di Tanduk Emas dengan jarak 3 mil (4,9 km).
Penghuni benteng Konstantinopel tercengang dengan strategi diluar dugaan tersebut, ketakutan mulai menyelimuti dan mental bertempur mulai merosot. Sebaliknya semangat pasukan al-Fatih semakin berkobar dan dengan ijin Allah masa 800 tahun perjuangan pembebasan Konstantinopel sejak era Utsaman, Muamiyah dan lainnya yang selalu gagal di tahun 1453 Konstantinopel berhasil dibebaskan oleh Al-Fatih dan pasukannya.
Demikian teladan para pemuda di masa lampau, dan sebenarnya masih banyak pemuda-pemuda Islam yang tak kalah hebatnya dengan dua sosok yang diceritakan tadi. Pelajaran bagi kita adalah apa yang menjadi penyebab pemuda-pemuda tersebut bisa mencapai kedudukan dan kemuliaan sebegitu tingginya? Jawabannya ada pada pendidikan yang mereka peroleh!
Para pemuda Islam yang mengibarkan panji-panji kejayaan Islam mereka memiliki kecintaan yang tinggi kepada ajaran agamanya, terikat kuat dalam menjalankan tuntutan syariatnya, dan akhlak mereka mulia sebagaimana akhlaknya dari idola mereka yaitu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
Namun berbanding terbalik hari ini, realitas para pemuda pemudi Islam keadaannya sangat memilukan. Banyak diantara mereka menjadi korban, terseret oleh kebudayaan asing. Mereka tidak menggenggam kuat ajaran agamanya yang harusnya ajaran tersebut dipegang teguh meskipun harus digigit oleh gigi gerahamnya. Aqidahnya rapuh serapuh rumah laba-laba, ditambah akhlaknya dangkal rusak terjebak arus liberalisasi atau kebebasan.
Diberita kita membaca, para Pemudi di berbagai kota seperti di Indramayu 500 lebih siswi mengajukan surat dispensasi ke pengadilan agama untuk menikah dini karena mereka sudah mengalami kejadian kehamilan di luar nikah, Hal yang sama terjadi di kota Bandung dan kota-kota lain-lain. Kasus kekerasan yang dilakukan oleh kalangan para pemuda yang terlibat di dalam geng motor, mereka menebar teror di tengah-tengah masyarakat, berbuat kekerasan bahkan terjadinya pembunuhan orang tak bersalah. Memprihatinkan, para pemuda juga banyak yang terseret dalam penyalahgunaan narkotika, obat—obatan terlarang.
Kondisi ini sangat memprihatinkan karena bagaimanapun mereka adalah calon pemimpin di masa yang akan datang. Di tangan merekalah kelanjutan sejarah, Apakah di masa yang akan datang para pemuda ini akan berjuang meninggikan ajaran Islam sehingga Islam menjadi agama yang tinggi. Jika pemuda hari ini hancur akhlaknya, dangkal aqidahnya, tidak punya loyalitas di dalam menjalankan ajaran-ajaran Islam maka nasib yang akan datang Islam dan kaum muslimin akan mengalami kemunduran peradaban.
Maka sebagai orang tua kita harus mempersiapkan generasi dengan mendidik putra putrinya supaya kelak menjadi para pemuda yang memiliki kemuliaan dan menjadi pemimpin peradaban gemillang. Pesan kepada orang tua Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yang termaktub di dalam hadis dari Ali Bin Abi Thalib radhiyallahu anhu Rasulullah bersabda: “Didiklah anak-anak kalian dengan tiga macam perkara yaitu:
“Mencintai nabi kalian dan keluarganya serta tilawah Alquran karena sesungguhnya orang yang menjunjung tinggi Alquran akan berada di bawah Perlindungan Allah di waktu tidak ada perlindungan selain perlindungannya bersama para nabi dan kekasihnya”
Dari hadis tersebut ada poin-poin yang harus menjadi catatan bagi orang tua supaya anak-anak kita tumbuh menjadi para pemuda yang hidup mulia di masa yang akan datang.
Yang pertama adalah tanamkan rasa cinta kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Artinya bahwa sejak masa anak-anak sudah dihadirkan ditanamkan dalam benak dan sanubari mereka bahwa idola mereka panutan mereka tidak lain dan tidak bukan adalah Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam adalah sebaik-baiknya teladan di dalam segala aspek kehidupan sisi-sisi kepribadian Rasulullah adalah teladan terbaik bagi seluruh kaum muslimin.
Di dalam hati yang dikagumi oleh para pemuda kita bukanlah para aktor artis atau publik figur yang lain yang tidak memberi contoh kebaikan sebaliknya di dalam hati hanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Rasulullah yang mulia wajib diajarkan aspek sejarah kelahirannya sepak terjang perjuangannya perilaku dan ucapan-ucapannya sehingga menjadi teladan untuk anak-anaknya. Kemudian tumbuh di dalam jiwa-jiwa para pemuda, terpatri dengan kuat kekaguman mereka kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, dan puncak kecintaan itu akan bermuara pada ketaatan totalitas pada Rasulullah. Mengikuti seluruh perintah-perintah dan menjauhi semua larangan Rasul saw.
Kedua orang tua juga wajib menanamkan kepada anak-anak benih cinta kepada turunannya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Keturunan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bukan orang-rang sembarangan mereka adalah pionir atau perintis perintis kebaikan kita bisa membaca keteladanan mereka melalui sosok sejarah Siti Khadijah, Aisyah, Ali Bin Abi Thalib Fatimah az-zahra, Hasan dan Husein serta keturunan-keturunan yang lainnya. Mereka menjadi penolong-penolong dakwah dan menopang perjuangan Rasulullah.
Ketiga orang tua wajib mengajarkan anak-anaknya untuk cinta kepada Alquran. Alquran adalah kalam Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang menjadi petunjuk atau cahaya sehingga kegelapan akan sirna dengannya. Orang tua mengajarkan kepada anak-anaknya untuk cinta Alquran melalui diajarkan membaca, meresapi dan diajak mengamalkan isi kandungan Quran. Ketika bacaan yang dicintainya adalah Alquran bukan koran atau yang sejenisnya maka Quran akan menjadi imamnya yang menuntun pada jalan kebaikan.
Al Qur’an kunci kesuksesan, di dalam catatan sejarah panjang kaum muslimin ketika mereka berpegang teguh pada Al-Qur’an maka naik derajat kemuliannya menjadi Khairu Ummah. 1300 Tahun lamanya peradaban Islam berdiri di atas bimbingan Alquran telah menjadikan umat Islam menjadi umat yang terdepan disetiap segi kehidupan. Pendidikannya menjadi model pendidikan dunia, tata kelola pemerintahannya adil, bangunan ekonominya kokoh dan lain-lain sebagainya.
Jadi bukan tidak mungkin akan lahir sosok seperti Salahuddin Al Ayyubi, Muhammad Al Fatih, di zaman kita hari ini syaratnya kita orang tua kembali komitmen dengan tugas untuk mendidik anak-anak menjadi generasi yang cinta kepada rasulnya, cinta kepada ahli baitnya dan menjadikan Alquran sebagai buku pedoman hidupnya. maka orang tua harus sekuat tenaga mendidik di rumah anak-anaknya, memilihkan sekolah-sekolah atau madrasah yang di dalamnya mendidik anak-anak untuk cinta kepada Rasulullah dan kepada Alquran. Wallahu’alam
Penulis adalah salah seorang Dosen di STAI sayid Sabiq Indramayu.