Wafatnya Ribuan Hafiz dan Pembukuan Al Qur’an

Gambar ilustrasi. (Sumber : Wikimedia Commons)

Bagikan

Oleh: KH. Heri Kuswanto

Kagetnews | Religi – Ahmad Sarwat dalam  “Sejarah Al Qur’an” mengkisahkan terkait sejarah wafatnya ribuan penghafal Qur’an ketika Perang Yamamah terjadi. Dan selanjutnya dari fenomena tersebut menjadi gagasan awal pembukuan Al Qur’an. Berikut penjelasan singkatnya !

1) Perang Yamamah

Mengilhami Umar bin Khattab untuk mengumpulkan Al Qur’an dalam satu mushaf. Karena melalui perang inilah 1.200 orang sahabat Rasulullah SAW yang merupakan penghafal Al Qur’an meninggal.

Bahwa perang itu terjadi di tahun kesebelas Hijriyah bertepatan dengan tahun 632 Masehi. Perang ini dipicu gerakan murtad massal yang digembongi Musailamah Al-Kadzdzab. “Tokoh murtad ini berhasil mengumpulkan pasukan sebanyak 40 ribu orang bersenjata,” Pada saat itu Abu Bakar sebagai khalifah sepeninggal Rasulullah SAW menerjunkan 13 ribu pasukan untuk menghalau pasukan murtad itu.

Pasukan ini awalnya dipimpin Ikrimah dan kemudian diserahkan kepada Khalid bin Walid. Korban yang jatuh cukup banyak. Yaitu 1.200 orang dari pihak shahabat dan 21 ribu orang dari pihak pasukan murtad.

Korban 1.200 orang itu bukan prajurit biasa. Mereka adalah para penghafal Al Qur’an (qurra’) yang secara sukarela ikut dalam perang melawan orang-orang murtad. Semangat jihad mereka memang tidak bisa dihalangi, namun kalau mereka mati syahid tentu saja Al Quran akan hilang bersama mereka juga.

2) Umar bin Khattab Khawatir akan Wafatnya para Hafidz

Hal inilah yang mengkhawatirkan Umar bin Khattab, Beliau meminta Abu Bakar untuk memastikan penjagaan Al Qur’an lewat proyek mengumpulkan Alquran. Jam’ul Qur’an (mengumpulkan teks tulisan ayat-ayat Al Qur’an) menjadi satu mushaf yang urutan ayat dan urutan suratnya disesuaikan dengan aslinya yang ada di Lauhil Mahfudz.

Proses pengumpulannya tidak terjadi di masa kenabian, melainkan terjadi setelah Nabi Muhammad SAW wafat, yaitu di masa pemerintahan Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Utsman bin Affan RA.

Pada masa kenabian  Muhammad meski sudah dilakukan, namun belum lagi disusun sebagaimana urutan surat dan ayat yang kita kenal di dalam mushaf sekarang.

Awalnya usulan mengumpulkan Al Qur’an dalam satu mushaf ditolak  oleh Khalifah Abu Bakar. Alasannya  Nabi Muhammad SAW tidak pernah memerintahkan, juga tidak pernah mencontohkan, bahkan juga sama sekali tidak pernah mengisyaratkan.

Namun, atas pendekatan dan penjelasan Umar, akhirnya  pengumpulan Al Qur’an menjadi sebuah mushaf berhasil dilakukan.

____

Penulis adalah Pengasuh Pondok Pesantren Lintang Songo Yogya dengan kontak 0857 1645 8522. Serta berprofesi sebagai Dosen Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Annur Yogyakarta dan Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Yogyakarta (STAIYO). Kemudia menjabat di A’wan Syuriah PWNU DIY.

Berita lainnya