UPTD Puskesmas Sindang Tidak Ada Anggaran Untuk Fogging Nyamuk DBD

Potret UPTD Puskesmas Kecamatan Sindang. (Ist)

Bagikan

Kagetnews  | Indramayu – Demam Berdarah Dengue (DBD), merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit ini ditandai dengan demam dan disertai perdarahan dan apabila tidak segera ditolong dapat mengancam nyawa penderita.

Dari Januari sampai Juni 2025, menurut pengakuan Bupati Indramayu Lucky Hakim dalam unggahan akun Instagramnya, sudah didapati 400 lebih penderita DBD bahkan sudah ada yang 2 orang yang meninggal dunia akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

Berdasarkan hasil pengamatan dan survei lapangan media Kagetnews.com, penderita DBD banyak dialami oleh anak-anak, salah satunya di Desa Kenanga Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu.

Fenomena ini bukan hanya terjadi di Desa Kenanga saja, melainkan di desa-desa lainnya di wilayah Kecamatan Sindang juga banyak yang terkena DBD.

Sebagaimana yang disampaikan narasumber Kagetnews.com yang tidak mau disebutkan namanya. Dirinya menyebutkan nama anak-anak yang terkena DBD di Desa Kenanga. Narasumber berharap ada penanganan dari dinas terkait, untuk melakukan penanggulan, jangan sampai lebih banyak lagi anak-anak yang menjadi korban DBD.

“Saya berharap pada instansi terkait, untuk melakukan pemoggingan ke desa-desa, untuk membasmi jentik-jentik nyamuk Aides Aegypti”, tutur narasumber sekaligus tokoh masyarakat Desa Kenanga. Pada Selasa (24/6/2025)

Seorang Kepala Desa yang masih aktif di Kecamatan Sindang, Dirinya memberikan pengakuan kepada Awak Media Kagetnews.com, bahwa pada beberapa waktu yang lalu pernah mengusulkan pada Puskesmas setempat, untuk melakukan fogging ke desa-desa, tetapi dari pihak Puskesmas tidak ada respon, malah pihak Puskesmas mengatakan, “Nanti kalau ada kejadian dulu, baru bisa dilakukan fogging,” ucap salah seorang Kuwu di Kecamatan Sindang sambil menirukan perkataan pihak Puskesmas Sindang.

Kuwu tersebut, menyayangkan statemen yang dilontarkan oleh pihak Puskesmas Sindang. Seharusnya pihak Puskesmas bersama Pemerintah Desa berkolaborasi mencari solusinya. Bukan menunggu adanya korban baru bertindak!

“Kalau Pemerintah tidak menganggarkan untuk penangananya, maka ayu kita cari solusinya” ucapnya dengan penuh tanggung jawab.

“DBD jangan anggap enteng, harus segera ditangani dengan serius, salah satunya dengan cara fogging. Kalau di setiap desa yang kena DBD diatas Sepuluh anak/orang itu namanya wabah, bukan sakit biasa,” tandasnya.

Sementara itu, Staf Puskesmas Sindang bagian program DBD, Damir mengatakan, pihak Puskesmas sudah menyediakan alat fogging. Jika ada laporan dari Dinas kesehatan ada warga yang terkena DBD, maka dilakukan kunjungan pada pasien dan dikasih penjelasan bagaimana cara penanganan DBD. Kalau memang dilakukan untuk fogging maka kita lakukan fogging,” katanya (26/6/2025).

“Sebenarnya Pemerintah Desa Kenanga sudah sering melakukan fogging dan kami dari pihak Puskesmas hanya menyediakan alatnya saja, karena tidak ada anggaran untuk pembelian bahan-bahan fogging”, tutur Damir.

“Saya berharap dari Pemerintah untuk menganggarkan dan menyediakan obatnya, karena di Puskesmas tidak ada obatnya”, pungkas Damir.

Puskesmas Sindang melakukan pembinaan DBD untuk lima desa, Desa Kenanga, Panyindangan Wetan, Panyindangan Kulon, Terusan, dan Rambatan Wetan.

 

Pewarta: Tosim
Editor: Taufid

Berita lainnya