Kagetnews | Indramayu – Taufik Ubaydilah seorang seniman Grafiti Stensil asal Indramayu pamerkan karya terbaiknya di Basement Gedung Kesenian Mama Soegra yang beralamat di Jl. Veteran No. 3 Lemahabang – Indramayu, pada 28 – 31 Desember 2024.
Acara ini diadakan di ruang terbuka publik, dengan tujuan untuk memperkenalkan seni urban kepada masyarakat dan memberikan wadah bagi kreativitas anak muda.
Potret karya seni Grafiti Stensil Taufik Ubaydilah (Ube) yang dipamerkan di Gedung Kesenian Mama Soegra Indramayu. (Dok. Istimewa)
Gambar Grafiti yang unik dengan penuh makna dan kritik sosial ini, ditampilkan Ube (nama alias Taufik Ubaydilah) secara gratis, semata-mata untuk dinikmati masyarakat Indramayu, khususnya bagi orang-orang yang hobi dengan dunia lukis/grafiti stensil.
Pameran yang berlangsung selama empat hari ini menampilkan berbagai karya Taufik yang menggambarkan tema sosial dan budaya lokal. Dalam setiap karyanya, Ia menggunakan teknik stensil yang memadukan warna-warna beragam dan bentuk-bentuk geometris, menciptakan visual yang tidak hanya menarik, tetapi juga penuh makna.
Kompilasi Grafiti Stensil karya Ube yang mempertunjukkan kritik terhadap kehidupan anak jalanan. (Dok. Istimewa)
Ube menjelaskan, Dirinya ingin memperkenalkan Grafiti Stensil kepada khalayak, untuk menyampaikan pesan positif dan kritik kepada masyarakat. “Selain itu, saya berharap dapat menginspirasi generasi muda untuk berani mengekspresikan diri mereka melalui seni”
Para sahabatnya (seniman Indramayu) mendukung penuh acara tersebut. Sebagaimana disampaikan oleh Saprol dan Candra N Pangeran.
“Melihat seorang Taufik Ubaydilah atau sering di panggil Ube sebagai seorang perupa yang memfokuskan karya dirinya di dunia stensil, dari karya yang ia buat kita seakan akan dibawa ke dalam nuansa kritikal yang romantis. Isu lingkungan dan keresahan yang sering Ia angkat ke dalam sebuah karyanya adalah sebuah kepekaan tersendiri,” ujar Saprol.
“Diantara garis dan warna yang berani dan keluar dari batas itu sendiri, adalah sebuah perjalanan melalui pikiran dan pengalaman yang Ia (Ube) jalani selama ini. Ia pun berani keluar dari batas batas seni itu sendiri. Mari kita nikmati karya karya pameran taufik ubaydilah dengan rasa hormat dan membanggakan. Karena sejatinya pameran ini harus kita rayakan bersama!,” imbuh Saprol sambil mengimbau masyarakat untuk datang menyaksikan pameran Grafiti Stensil karya Taufik Ubaydilah.
Potret Taufik Ubaydilah/Ube (kanan) saat diwawancarai Reporter Kagetnews.com. (Dok. Istimewa)
Sementara itu, Candra N Pangeran salah satu seniman Indramayu pun turut memberikan komentarnya terhadap karya Taufik Ubaydilah. Dia mengapresiasi serta memuji karya tersebut.
“The Little World karya Taufik Ubaydilah yang akrab di panggil Ube, merupakan bagian serpihan kecil atau sebuah puzzle dalam kehidupan yang besar ini. Bahwasanya yang dijadikan objek dalam karya seni tersebut adalah anak-anak jalanan, mereka ada dan bersama di sekitar kita baik dalam perjalanan menuju kantor, pasar, atau bahkan lembaga pendidikan. Tidak bisa dipungkiri maraknya anak-anak yang mengubah jalanan sebagai sarapan permainan, secara tidak sadar sedang mengancam generasi penerus bangsa dalam beberapa tahun kedepan, ketidakteraturan dalam hidup yang mereka jalani dan tuntutan dewasa sebelum pada waktunya membuat mereka liar dan tumbuh mati pada trotoar jalanan,” ujar Candra.
Banyak yang datang untuk melihat langsung proses pembuatan grafiti serta berinteraksi dengan Ube. Acara ini juga dilengkapi dengan workshop untuk anak-anak dan remaja, di mana mereka dapat belajar tentang teknik dasar menggambar menggunakan stensil.
Pameran ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk lebih banyak kegiatan seni di Indramayu, serta membangun kesadaran akan pentingnya seni dalam kehidupan sehari-hari. Ube pun mengajak semua pihak untuk mendukung seni lokal agar dapat berkembang lebih pesat.
Perlu diketahui, Grafiti Stensil karya Taufik Ubaydilah atau Ube ini merupakan keberlanjutan dari pameran tugas akhir jenjang kesarjanaan Seni Rupa di ISI Surakarta yang sebelumnya dipamerkan dalam ruang lingkup kampus.
Pewarta: Taufid Chaniago
Editor: Obet