Kagetnews | Bandung – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) se-Jawa Barat menggelar acara Mimbar Sejajar dan konferensi pers di Gedung Sate, Bandung, pada Jumat (19/1). Acara ini merupakan bentuk netralitas BEM PTNU Jawa Barat tanpa berafiliasi dengan pasangan calon (paslon) presiden dalam pemilu 2024. Selain itu, acara ini juga bertujuan untuk menunjukkan bukti penegakkan demokrasi yang saat ini mengalami kemunduran.
Dalam acara tersebut, para aktivis mahasiswa menyuarakan kritik dan somasi terhadap Presiden Joko Widodo yang dianggap telah merusak demokrasi dengan melakukan praktik politik dinasti. Mereka mengecam keras tindakan Presiden yang cawe-cawe dalam pesta rakyat dan memanfaatkan alat negara termasuk aparat penegak hukum untuk pemenangan anaknya tercinta. Mereka juga menuntut Presiden untuk bersikap netral dan independen sebagai kepala negara.
Koordinator Wilayah BEM PTNU Jawa Barat, Khuzaeni, mengatakan bahwa acara Mimbar Sejajar dan konferensi pers di Gedung Sate adalah wujud dari sikap kritis dan konstruktif mahasiswa terhadap kondisi bangsa. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mengawal pemilu 2024 yang penuh kejujuran, keadilan, dan demokratis, tanpa intervensi penguasa.
Dan diperkuat kembali oleh Direktur Lembaga Humaniora BEM PTNU Jawa Barat, Arya Eka Bimantara, mengenai ketegasan sikap terhadap konferensi pers dan Mimbar Sejajar.
“Kami mahasiswa PTNU Jawa Barat menegaskan bahwa yang tergabung dalam BEM PTNU Jawa Barat itu tidaklah berafiliasi dengan siapapun, sekali lagi tidak dengan siapapun! Kami hanya berafiliasi dengan rakyat dan kebenaran. Kami menggelar acara ini untuk menyampaikan aspirasi kami sebagai bagian dari masyarakat yang peduli dengan demokrasi. Kami ingin demokrasi di Indonesia tidak dibungkam, tidak dikangkangi, dan tidak dijadikan alat untuk kepentingan dinasti,” ujar Arya Eka Bimantara
Acara Mimbar Sejajar dan konferensi pers di Gedung Sate diikuti oleh segenap mahasiswa dari berbagai kampus NU yang ada di Jawa Barat. Acara ini juga mendapat dukungan dari berbagai organisasi kemasyarakatan dan Mahasiswa se-Jawa Barat, yang juga menolak bentuk intervensi presiden pada pesta demokrasi 2024. *** (Firdaus)