Oleh : KH. Heri Kuswanto, M. Si.
Kagetnews| Religi – Bilal bin Rabah adalah teman yang mencintai Nabi Muhammad SAW dan sangat dicintai oleh Rasulullah. Setelah wafatnya Nabi, dia beralih ke Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Baca : Bilal Rindu Nabi Muhammad SAW (Bagian 1)
Suatu ketika, Bilal berkata Abu Bakar Ash-Shiddiq untuk meminta izin tidak mengumandangkan Azan kembali. Sontak saat itu sang Khalifah Pertama enggan memberikan izin kepada Bilal.
Meskipun selalu ditolak keinginan Bilal oleh sang Khalifah, Bilal terus berupaya meminta izin kepada Abu Bakar RA dan sampai suatu ketika sang Khalifah akan memperkenankan dengan suatu argumentasi dan alasan yang bisa dimaklumi.
Akhirnya sayyidina Bilal memberi alasan disertai dengan air mata yang berlinang, kemudian tiba-tiba sayidina Bilal melihat ke menara dan melihat makam nabi Muhammad yang dulunya adalah kamar nabi Muhammad, lalu melihat ke menara lalu kembali menatap makam tersebut dan berkata”Abu Bakar, kebiasaan saya yang biasa dari masa Nabi Muhammad SAW adalah sebelum waktu sholat saya membangunkan nabi Muhammad, saya sampai di tempat Nabi Muhammad SAW dan mengatakan ya saat sholat, dan terkadang Nabi Muhammad SAW datang ke tempat saya dan mengatakan waktu sholat Bilal maka setelah itu Saya bersama Muhammad sang Nabi yang dekat dengan menara.”
“Saya kerap mendatangi Nabi Muhammad SAW dan melihat saya sebelum adzan saya saya selalu berpaling kepada Nabi Muhammad SAW di tempat lalu saya melakukan adzan lalu saya terjatuh disambut oleh Rasulullah dan saya melakukannya lima kali dan berulang kali. sehingga situasi mengingatkan saya pada Rasulullah, sehingga saya tidak dapat melakukan adzan lagi saat ini, Abu Bakar”.
Akhirnya sayyidina Abu Bakar berkata, “Jika alasan Anda seperti itu bisa terjadi.”Akhirnya, Sayyidina Bilal pergi ke Syam, pura-pura beberapa hari dan beberapa bulan yang lalu, tiba pada suatu malam Sayyidina Bilal bermimpi untuk menemui Rasulullah SAW waktu itu Rasulullah menegurnya, “Wah Bilal betapa kerasnya hatimu, kamu belum pernah kepadaku.”
Saat itu, Sayyidina Bilal terbangun menangis dengan begitu banyak air mata sehingga keluarganya takut karena menangis seperti tidak ada air mata biasa, Sayyidina Bilal hanya bisa mengatakan, “Saya benar-benar takut pada saat ini dan saya tidak pernah takut akan hal itu sekarang”, “Ya, mengapa Anda bilal”, jawab keluarga Bilal.”Saya, saya bermimpi bertemu dengan Rasulullah”, kata Bilal.
“Nabi kenapqa”, Tanya keluarga Bilal lagi “Saya bertemu rasululllah dan menegur” Wah Bilal betapa keras dan hatimu yang hening, yang kamu rindukan untukku, kamu tidak datang kepada saya l” Karena itu saya takut untuk ditinggalkan oleh Rasulullah.
Akhirnya keluarga memberitahu Bilal “Sepertinya kamu harus berziarah ke makam Rasulullah” kemudian Sayyidina Bilal bin Rabah pun pergi ke Madinah. Perjalanan tersebut merupakan perjalanan yang indah karena memanen kerinduan kepada orang yang dicintai yaitu makam Nabi Muhammad.
Ketika Sayyidina Bilal mulai memasuki kota Madinah dan berjalan menuju makam Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, Sayyidina bilal menuju makam nabi Muhammad dan setelah itu Bilal terduduk dan mengucapkan salam, akan tetapi salam orang yang kehabisan suara karena suara Bilal sudah dihabiskan kerinduannya selama perjalanan, Bilal hanya mengucapkan dengan suara lirih, dan berkata “Assalaamualaika ya Rasulallah, assalaamualaika ya Habiballah, Assalamualaika ya Nabiyallah”, Sayyidina Bilal terduduk di depan kubur Nabi Muhammad SAW dengan derai air mata dan tiba tiba di detik itu ada yang menepuk kepala Sayyidina Bilal, lalu Ia menoleh ternyata yang dilihatnya adalah Sayyidina Abu Bakar dan Umar bin Khattab.
Sayyidina Bilal sedih dan ditegur oleh Khalifah Abu Bakr, “Wah Bilal kamu menangis dan suaramu tidak seperti biasanya,”Lalu Bilal berkata, “Wah khalifah saya benar-benar saat ini merasa takut takut”, Khalifah bertanya, “Takut apa itu? “Bilal menjawab “Saya merasa takut”,Khalifah bertanya lagi “Takut apa?”Bilal kemudian menjawab “Saya takut Rasulullah pergi”, Khalifah berkata “Mengapa kamu? Apa dosa yang kamu lakukan?”
Bilal menjelaskan “Aku bermimpi ketemu Rasulullah, rasulullah menegurku, ‘Bilal alangkah keras hatimu mana kerinduanmu kepadaku, lama kau tidak pernah kunjung kepadaku’, ini kalimat yang aku rasakan kalimat yang kupahami dalam mimpi itu, sungguh aku takut ditinggal oleh Rasulullah”, Kemudian Sayydidia Abu Bakar menghibur Bilal, “Wahai Bilal, ketahuilah bahwa air mata yang menangis karena kerinduan akan Rasulullah SAW tidak akan ditinggalkan oleh Nabi Muhammad. Dan Andalah yang tidak akan pernah meninggalkan Rasulullah”.
Bilal menjawab, “Apakah begitu?”,Khalifah menjelaskan “Ya, Andalah yang tidak akan pernah meninggalkan Rasulullah,”
Kemudian Sayyidina Bilal dan Sayyidina Abu Bakar berpegangan padanya, lalu merobek air mata, lalu setelah air mata jatuh, mereka berbicara dan tiba-tiba Abu Bakar berkata, “Bilal, saat kamu di Madinah, bagaimana jika kamu adzan lagi?” tiba-tiba Sayyidina Bilal saat mendapat tawaran adzan bilal berpaling ke menara dan melihat makam nabi Muhammad. Air mata yang lelah mulai merobek lagi, melihat menara dan melihat ke arah makam lalu menggelengkan kepalanya sambil berkata, “Tidak, Abu Bakr, tidak Umar, saya belum kuat untuk adzan”
______
Heri Lintang Songo0856 0121 5953
Dosen Institut Ilmu Al Quran, IIQ Annur Yogyakarta, Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam STAIYO Yogyakarta dan A’wan Syuriyah PWNU DIY.