Rajab (Bagian 2) Keutamaan Amalan di Bulan Rajab

Gambar ilustrasi.

Bagikan

Kagetnews | Religi – Syaikh Nawawi Al-Bantani dalam  Nashaihul ‘Ibad : Umar bin Khattab RA. pernah berkata, ”Kemuliaan dunia dapat diraih dengan harta dan kemuliaan akhirat dapat diraih dengan amal saleh”.

Di bulan istimewa ini, kita berlomba-lomba untuk memperoleh kemuliaan dengan menjalankan beberapa amaliyah di antaranya :

1) Puasa Sunnah Bulan Rajab

Umat Islam kerapkali memperbincangkan kesahihan hadis-hadis tentang keutamaan puasa sunah bulan Rajab, Imam Al-Nawawi menyatakan, telah jelas dan shahih riwayat bahwa Rasulullah Muhammad SAW menyukai puasa dan memperbanyak ibadah di bulan haram, dan Rajab adalah salah satu dari bulan haram.

Maka selama tak ada pelarangan khusus puasa dan ibadah di bulan Rajab, tak ada satu kekuatan untuk melarang puasa Rajab dan ibadah lainnya di bulan Rajab.

Hadits puasa sunat, antara lain dari Utsman bin Hakim al-Anshari radhiyallahu anhu, ia berkata, Aku pernah bertanya kepada Said bin Jubair tentang puasa Rajab, saat itu kami sedang berada di bulan Rajab. Lalu beliau menjawab, “Aku pernah mendengar Ibnu Abbas rhm berkata,

كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ، وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ

“Rasulullah saw biasa berpuasa hingga kami menyangka beliau tidak berbuka; dan beliau berbuka hingga kami menyangka beliau tidak berpuasa.”

Imam Suyuthi dalam kitab al Haawi li al Fataawi bahwa hadis-hadis tentang keutamaan dan kekhususan puasa Rajab tersebut terkategori dha’if (lemah atau kurang kuat).

Dalam tradisi Ahlussunnah wal Jama’ah sebagaimana biasa diamalkan para ulama generasi salaf yang saleh telah bersepakat mengamalkan hadis dha’if dalam konteks fada’il al-a’mal (amal- amal utama).

Syaikhul Islam al Imam al Hafidz al ‘Iraqi dalam al Tabshirah wa al Tadzkirah mengatakan: “Adapun hadis dha’if yang tidak maudhu’ (palsu), maka para ulama telah memperbolehkan mempermudah dalam sanad dan periwayatannya tanpa menjelaskan kedha’ifannya, apabila hadis itu tidak berkaitan dengan hukum dan akidah, akan tetapi berkaitan dengan targhib (motivasi ibadah) dan tarhib (peringatan) seperti nasehat, kisah-kisah, fadha’il al-a’mal dan lain- lain.”

2) Memperbanyak Membaca Istighfar

Selain istighfar juga bisa membaca sayyidul istighfar dari Nabi Muhammad SAW sebanyak tiga kali setiap pagi dan sore hari, yaitu :

اَللّٰهُمَّ أَنۡتَ رَبِّيۡ لَاإِلٰهَ إِلَّا أَنۡتَ خَلَقۡتَنِيۡ وَأَنَا عَبۡدُكَ وَأَنَا عَلَی عَهۡدِكَ وَوَعۡدِكَ مَا اسۡتَطَعۡتُ,أَعُوۡذُبِكَ مِنۡ شَرِّ مَا صَنَعۡتُ, أَبُوۡءُ لَكَ بِنِعۡمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوۡءُ بِذَنۡبِيۡ فَاغۡفِرۡلِيۡ فَإِنَّهُ لَايَغۡفِرُ الذُّنُوۡبَ إِلَّاأَنۡتَ

Membaca doa pada pagi, sore, dan malam hari di bulan Rajab

3) Banyak Berdoa

Diriwayatkan dari Sayyidina Anas ra. bahwa Rasulullah Muhammad SAW ketika memasuki bulan Rajab berdoa:

اَللّٰهُمَّ بَارِكۡ لَنَا فِيۡ رَجَبَ وَشَعۡبَانَ وَبَلِّغۡنَا رَمَضَانَ

“Ya Allah berilah kami keberkahan di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikan kami pada bulan Ramadan”

4) Shalat Malam di bulan Rajab

Menurut sebagian ulama Hanafi dan Hanbali menyebutkan bahwa sebagian malam-malam yang sunnah untuk dihidupkan (menjalankan shalat malam) adalah malam awal bulan Rajab.

Mereka ber-hujjah karena malam ini (awal bulan Rajab) adalah bagian dari lima malam yang apabila berdoa maka doa tersebut tidak tertolak yaitu:

• Malam Jum’at,

• Awal malam bulan Rajab,

• Malam Nishfu Sya’ban,

• dan dua malam hari raya.

• Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan shalat sunah di malam bulan Rajab sehingga umat Islam bisa menghayati betapa melimpahnya rahmat Allah SWT yang diturunkan pada malam tersebut.

____

P. Heri Pesantren Lintang Songo Yogya
0857 1645 8522. Dosen Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Annur Yogyakarta dan Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIYO) Yogyakarta, A’wan Syuriyah PWNU DIY.

Berita lainnya