Kagetnews | Ragnar Anthonius Maria Oratmangoen (Ragnar Oratmangoen) pemain naturalisasi Indonesia yang namanya semakin bersinar di kancah sepak bola Indonesia, tidak hanya dikenal karena skill olah bolanya yang mumpuni, tetapi juga karena perjalanan spiritualnya yang menginspirasi.
Pria yang Lahir di Belanda pada 21Januari 1998 dari pasangan keturunan Indonesia itu memutuskan untuk memeluk agama Islam pada usia 15 tahun.
Keputusan Ragnar untuk menjadi mualaf ini cukup mengejutkan banyak orang. Sebelumnya, ia tumbuh dalam lingkungan keluarga yang menganut agama Kristen. Namun, pertemuannya dengan teman-teman muslim di lingkungannya menjadi titik balik dalam hidupnya. Mereka mengenalkan Ragnar pada ajaran Islam yang kemudian membuatnya tertarik untuk mendalaminya lebih jauh.
Dalam beberapa wawancara, Ragnar mengungkapkan bahwa ia merasa menemukan kedamaian dan ketenangan setelah menjadi seorang muslim. Ajaran Islam, menurutnya, memberikan panduan hidup yang jelas dan membuatnya menjadi pribadi yang lebih baik.
“Tidak, saya tidak terlahir sebagai Muslim. Saya dibesarkan sebagai seorang Kristen, tapi setelah saya tumbuh dewasa, saya menemukan jalan ke Islam,” ucap Ragnar saat diwawancarai Okezone.com (19/03/24).
“Bagi saya, hal-hal yang saya pelajari tentang Tuhan. Teman saya juga sering mengajak saya ke masjid saat itu, mereka mengajarkan saya soal Tuhan dan bagaimana agama ini bisa membantu dalam hidup,” Imbuh Ragnar.
Selain perjalanan spiritualnya, Ragnar juga memiliki karier sepak bola yang cemerlang. Ia memulai karier profesionalnya di Belanda sebelum akhirnya memutuskan untuk membela Timnas Indonesia. Kehadiran Ragnar di skuad Garuda memberikan warna baru dan harapan bagi pecinta sepak bola Tanah Air.
Kontribusi untuk Sepak Bola Indonesia
Dengan skill individu yang mumpuni dan semangat juang yang tinggi, Ragnar telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi sepak bola Indonesia. Gol-gol indahnya dan assist-assist ciamiknya selalu dinantikan oleh para penggemar.
Kisah hidup Ragnar Oratmangoen menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama generasi muda. Ia membuktikan bahwa agama tidak menjadi penghalang untuk meraih prestasi di bidang apapun. *** (red)
