Pimnum MCB Siap Dijadikan Saksi Korban terkait Kasus Dugaan Pengancaman Oleh Wasma Kades Sukagumiwang 

Potret Hasyim Pimnum MCB (sebelah kiri menggunakan pakaian batik hitam & songkok hitam) bersama jajaran anggotanya (kanan). 27/05/2024. (Istimewa)

Bagikan

Kagetnews | Indramayu – Terulang kembali dan menjadi catatan buruk di Indramayu, lagi dan lagi kebebasan pers hari ini masih saja terbelenggu dan masih dijadikan sebatas semboyan saja.

Nyatanya masih saja ditemukan oknum-oknum yang mencoreng kebebasan pers. Kali ini dilakukan oleh Oknum Kepala Desa Sukagumiwang  yang bernama Wasma alias Kuwu Cempe.

Sebelumnya rekaman suara Wasma alias Cempe ini sempat tersebar, yang mana di dalamnya terdapat kata-kata ancaman pembunuhan terhadap seorang Jurnalis.

Jurnalis tersebut bernama M. Tugiran alias Jahol seorang insan pers media dari Indometro.id; diketahui, ketika dirinya sedang melakukan tugas jurnalistik (konfirmasi) terkait dugaan kekerasan terhadap seorang wanita bernama Aisyah. Pelaku penganiayaan tersebut diduga dilakukan oleh Oknum Kepala Desa Sukagumiwang yang bernama Wasma alias Kuwu Cempe.

Menurut Jahol, setelah melakukan konfirmasi, tidak lama kemudian ia menerima ancaman serius yakni ancaman pembunuhan.

“Saya tidak menyangka bahwa konfirmasi berita bisa berujung pada ancaman serius seperti ini. Sebagai jurnalis, tugas saya adalah menyampaikan kebenaran kepada publik,” ujar Jahol, pada Minggu (26/05/2024).

Esok harinya (27/5), Jahol bersama organisasinya PD IWO Indramayu dan rekan pers Indramayu membuat pelaporan di Polres Indramayu atas dugaan pengancaman pembunuhan serta perbuatan melawan hukum terhadap UU Pers yang dilakukan oleh Wasma.

Sementara itu di tempat yang sama, ketika Jahol melakukan pelaporan di Polres Indramayu fakta baru pun bermunculan. Ternyata bukan hanya Jahol saja yang mendapatkan ancaman pembunuhan.

Hasyim salah satu wartawan senior sekaligus Pemimpin Umum Media Cakra Bangsa pun mendapatkan perlakuan yang sama, yakni ancaman pembunuhan oleh Wasma. Dikarenakan pemberitaan yang dibuatnya tentang dugaan pengeroyokan oleh Cempe kepada warganya dan pemukulan terhadap Aisyah salah seorang pekerja di salah satu kafe di Widasari.

“Sebenarnya sebelum Jahol memberitakan Kuwu Wasma, saya dulu yang memberitakan Wasma Alias Kuwu Cempe terkait kasus pengeroyokan terhadap warganya dan Aisyah namun saya bergeming, karena sudah menjadi makanan sehari-hari ancaman dari orang yang saya beritakan,” ujar Hasyim.

Namun kala itu, sebagai bentuk solidaritas Hasyim turut membersamai Jahol membuat pelaporan di Polres Indramayu, suatu bentuk dukungan morel terhadap insan pers. Sekaligus menawarkan diri sebagai saksi korban kepada Pelapor dan Penyidik pada kasus tersebut.

“Saya siap menjadi saksi atas persoalan Jahol dan saya tahu betul seperti apa kejadiannya, itupun jika memang Jahol dan Penyidik serius ingin mendalami kasus tersebut,” tantang Hasyim.

Dalam kasus tersebut, banyak dari Insan Pers Indramayu berharap pihak Polres Indramayu dapat bertindak secara profesional dan tak pandang bulu dalam menegakkan hukum di Indramayu. *** (Taufid)

Berita lainnya