Pentingnya Manajemen Pendidikan Islam untuk Membangun Pendidikan yang Berdaya Saing di Daerah Tertinggal di NTT 

Sumber gambar dari Blog.autorin.com.

Bagikan

Oleh: Amir A. Kasim

Mahasiswa Magister Manajemen Pendidikan Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Kagetnews | Opini – Di era globalisasi saat ini, pendidikan merupakan salah satu faktor kunci dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan membangun daya saing suatu daerah. Namun, di banyak wilayah, terutama daerah tertinggal seperti Pulau Buaya di Kecamatan Alor Barat Laut, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), tantangan dalam sektor pendidikan masih sangat besar. Oleh karena itu, penerapan manajemen pendidikan yang efektif, khususnya manajemen pendidikan Islam, menjadi sangat penting untuk membangun pendidikan yang berdaya saing di daerah tersebut.

Manajemen Pendidikan Islam sebagai Landasan tidak hanya mencakup aspek administratif, tetapi juga harus didasarkan pada nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam yang mengedepankan keadilan, akuntabilitas, dan kolaborasi. Di Pulau Buaya, di mana masyarakatnya masih sangat bergantung pada sektor pertanian dan perikanan, manajemen pendidikan Islam dapat memberikan arahan dan pedoman bagi pengembangan kurikulum yang relevan dengan konteks lokal. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa pendidikan yang diberikan tidak hanya berkualitas, tetapi juga sesuai dengan kebutuhan dan potensi masyarakat setempat.

• Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

Salah satu tantangan utama dalam pendidikan di daerah tertinggal. Melalui manajemen pendidikan yang baik, kepala sekolah dan pendidik dapat merencanakan program-program yang efektif untuk meningkatkan kompetensi guru dan siswa. Misalnya, pelatihan bagi guru dalam metode pengajaran yang inovatif dan penggunaan teknologi pendidikan dapat membantu meningkatkan proses belajar mengajar. Di Pulau Buaya, pelatihan ini harus disesuaikan dengan karakteristik lokal agar lebih mudah diterima oleh masyarakat.

Kolaborasi dengan Masyarakat

Manajemen pendidikan Islam juga menekankan pentingnya kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Dalam konteks Pulau Buaya, melibatkan orang tua dan tokoh masyarakat dalam proses pendidikan akan menciptakan sinergi yang positif. Kegiatan seperti pertemuan rutin antara orang tua dan guru, serta pelaksanaan program-program pendidikan berbasis komunitas, dapat membantu memperkuat ikatan antara sekolah dan masyarakat. Hal ini akan menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan.

Pembentukan Karakter dan Nilai-Nilai Islam

Selain kualitas akademik, manajemen pendidikan Islam juga bertujuan untuk membentuk karakter dan moral siswa. Di daerah tertinggal seperti Pulau Buaya, pembelajaran yang berbasis pada nilai-nilai Islam dapat membantu membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki budi pekerti yang baik. Dengan menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, disiplin, dan tanggung jawab, kita dapat menciptakan individu yang siap berkontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa.

Kesimpulan

Dalam rangka membangun pendidikan yang berdaya saing di daerah tertinggal, khususnya di Pulau Buaya, manajemen pendidikan Islam harus dijadikan sebagai landasan. Dengan penerapan manajemen yang baik, peningkatan kualitas pembelajaran, kolaborasi dengan masyarakat, serta pembentukan karakter siswa, kita dapat menciptakan sistem pendidikan yang tidak hanya relevan, tetapi juga mampu menjawab tantangan zaman. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak, termasuk pemerintah, pendidik, dan masyarakat, untuk bekerja sama dalam mewujudkan cita-cita pendidikan yang berkualitas dan berdaya saing di daerah ini.

Dengan upaya bersama, saya yakin pendidikan di Pulau Buaya dan daerah-daerah tertinggal lainnya di NTT dapat mengalami kemajuan yang signifikan, membuka peluang yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Berita lainnya