Kagetnews | Bogor – Menjelang perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, para pedagang bendera offline / konvensional yang menjual barang dagangannya secara langsung di berbagai daerah mulai mengeluhkan persaingan harga yang semakin tidak sehat dengan pedagang online. Mereka merasa kesulitan bersaing karena harga bendera yang dijual secara online banyak yang diobral dengan harga murah, jauh di bawah harga standar yang mereka tawarkan.
Pak Ujang, seorang pedagang bendera di daerah Leles, Garut, yang berjualan di Bogor, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kondisi ini. “Kami sebagai pedagang bendera offline sangat merasakan dampaknya. Setiap tahun, kami menjual bendera untuk merayakan HUT RI sebagai tradisi yang sudah turun-temurun. Namun, dengan banyaknya bendera yang dijual murah di online, kami hanya kebagian capek dan modal pun tidak kembali,” tuturnya (13/08/2024)
Para pedagang bendera offline berharap agar pemerintah dan bandar-bandar besar bendera dapat segera menindaklanjuti masalah ini dan tidak menjual online dengan harga di bawah standar. Mereka meminta agar harga bendera yang dijual secara online tidak diobral dengan harga yang sangat murah. “Jika masalah ini tidak ditangani, mungkin tradisi tahunan pedagang bendera offline akan hilang selamanya,” tambah Pak Ujang.
Tradisi penjualan bendera secara offline telah menjadi bagian dari perayaan HUT Kemerdekaan di Indonesia sudah dari dulu. Namun, dengan berkembangnya teknologi dan perubahan perilaku konsumen, para pedagang offline menghadapi tantangan baru yang belum pernah mereka alami sebelumnya. Mereka khawatir jika tidak ada perhatian khusus dari pihak terkait, keberlangsungan usaha mereka akan terancam dan akhirnya hilang untuk selamanya karena pedagang bendera offline selalu rugi besar tiap tahunnya sejak grosir grosir besar ikut berjualan online. *** (Samsudin)