Otomatisasi dalam Ciptaan Allah

Gambar Ilustrasi. (Sumber : BBC Science Fokus)

Bagikan

Oleh: Dr. Suhaeli, M. Si.

 

Kagetnews| Religi – Menurut Abu al-Hasan al-Asy’ari, yang lebih dikenal dengan sebutan Imam Asy’ari, Alquran adalah kalamullah, كلام لله, bukan khalqullah, خلْق الله. Dengan demikian, menurutnya bahwa Alquran bukan makhluk. Lalu, apa bedanya kalamullah dengan makhluk?

Masih menurut Imam Asy’ari, Alquran bukan makhluk karena keberadaannya tidak tidak dilakukan melalui ungkapan كن فيكون, kun fayakun, sedangkan keberadaan semua makhluk dilakukan melalui ungkapan tersebut. Bagaimana penjelasan lengkapnya?

Setiap proses wujud -sesuatu yang ada- yang dilakukan melalui ungkapan “كن فيكون” harus ada objek yang diperintahnya. Sebagai contoh, keberadaan pohon yang rimbun dan berbuah berasal dari sebuah biji. Oleh karena itu, biji merupakan objek yang diperintah untuk menjadi pohon melalui ungkapan كن فيكون .

Hal itu berbeda dengan Alquran karena tidak ada objek yang diperintah melalui ungkapan كن فيكون. Keberadaan Alquran berasal dari “pemikiran Allah” yang lansung diungkapkan dalam wujud bahasa manusia, baik melalui Malaikat Jibril maupun langsung disampaikan kepada Rasulullah.

Karena tidak mungkin meneliti proses pemikiran Allah sampai menjadi kalamullah, maka proses tersebut dialihkan ke proses pemikiran manusia sampai menjadi ujaran berupa bahasa lisan dan tulisan. Saat ini proses pengungkapan ide dalam otak sampai menjadi bahasa lisan dan tulisan tidak hanya bisa dijelaskan melalui riset neuron, tetapi saintis bidang tekno-neurosains sudah bisa membuat otak buatan yang digunakan dalam teknologi berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence).

“Para peneliti dari Radboud University dan UMC Utrecht telah berhasil mengubah sinyal otak menjadi ucapan yang dapat didengar. Dengan memecahkan kode sinyal dari otak melalui kombinasi implan dan AI, mereka mampu memprediksi kata-kata yang ingin diucapkan orang dengan akurasi 92 hingga 100%. Temuan mereka dipublikasikan di Journal of Neural Engineering bulan ini.

Penelitian ini menunjukkan perkembangan yang menjanjikan di bidang Antarmuka Otak-Komputer, menurut penulis utama Julia Berezutskaya, peneliti di Institut Donders untuk Otak, Kognisi dan Perilaku Universitas Radboud dan UMC Utrecht. Berezutskaya dan rekannya di UMC Utrecht dan Radboud University menggunakan implan otak pada pasien epilepsi untuk menyimpulkan apa yang dikatakan orang.

Permasalahan ungkapan كن فيكون akan menjadi njlimet karena berkaitan sistem perintah, yang dalam ranah teknologi canggih, seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence) disebut algoritma. Selain itu, sistem perintah dalam ciptaan Allah berbeda dengan ciptaan manusia dalam hal otomatisasi atau otofet. Sebuah biji akan berjalan sendiri melalui perintah yang terdapat di dalamnya sampai menjadi pohon yang rimbun dan berbuah. Seperti apa sistem perintahnya? Lah, priben kunuh? ***

Berita lainnya