Kagetnews | Indramayu – Dalam acara “Mimbar Sejajar” yang diinisiasi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PT NU) Jawa Barat, terdengar sorotan tajam terkait demokrasi dan dinasti politik, khususnya dalam konteks pemerintahan Jokowi. Pada mimbar tersebut, para aktivis mahasiswa menyampaikan somasi terbuka terhadap praktik politik yang dianggap sebagai dinasti.
Mereka menyatakan sikap dan mendeklarasikan somasi seperti berikut:
Kami Mahasiswa yang tergabung dalam BEM PTNU Se Nusantara MENSOMASI Joko Widodo selaku Presiden!
Kami Mengecam dan Mengutuk keras sikap Presiden dan seluruh aparat penegak hukum Republik Indonesia yang memiliki indikasi cawe-cawe dan keberpihakan terhadap salah satu capres cawapres pada pesta demokrasi pemilu 2024. Hal ini tentu mengkhianati demokrasi, cita-cita reformasi, dan penyalahgunaan wewenang.
Akhir-akhir ini Jokowi sebagai representasi kekuasaan telah mengangkangi konstitusi dan membunuh demokrasi secara terang-terangan dan ugal-ugalan. Konstitusi harus ditegakkan kembali, demokrasi harus dijunjung kembali.
Maka dari itu kami, BEM PTNU SENUSANTARA bersikap :
1. Menuntut Evaluasi Aparat Penegak Hukum dan Pecat secara tidak terhormat jika terbukti cawe-cawe di Pesta Demokrasi di 2024 karena tidak sesuai dengan UU No. 2 tahun 2002
2. Menuntut seluruh stakeholder trias politika mulai dari lembaga legislatif dan yudikatif maupun KPU dan Bawaslu untuk bersama-sama menegakkan hukum secara serius!
3. Kami mengajak seluruh elemen masyarakat mulai dari buruh, petani, nelayan, dan seluruh masyarakat Indonesia untuk menggelorakan dan mengawal PEMILU yang penuh kejujuran, keadilan, dan demokratis tanpa intervensi penguasa.
Dengan latar belakang kecenderungan pemimpin yang mempertahankan kekuasaan dalam waktu yang panjang, mimbar tersebut menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap dinamika politik saat ini. Mereka menyoroti isu-isu seperti konsolidasi kekuasaan yang terkonsentrasi di tangan kelompok tertentu, mempertanyakan esensi demokrasi yang seharusnya mewakili kepentingan seluruh rakyat.
Kerdinator Wilayah BEM PT NU Jawa Barat, Khuzaeni, menyatakan, “Mimbar Sejajar ini bukan hanya sebagai wadah unjuk rasa, tetapi juga sebagai panggung aspirasi mahasiswa. Kami ingin memberikan pemahaman bahwa demokrasi sejati haruslah melibatkan seluruh elemen masyarakat tanpa terkecuali.” (9/1/2024)
Pada kesempatan yang sama, Sofyan Taher selaku Pengurus Pusat BEM PT NU juga menambahkan “Perlu di koreksi bahwa Indeks Demokrasi menurun dari 2015 sampai sekarang”
Diskusi di mimbar sejajar juga mencakup wacana alternatif dan solusi yang dapat diusulkan oleh mahasiswa untuk memperbaiki sistem politik yang dianggap bermasalah. Melalui pertemuan ini, BEM PT NU Jawa Barat berharap dapat merangsang pemikiran kritis dan memberikan kontribusi positif dalam mendorong perubahan yang lebih baik di tingkat politik nasional.
Meskipun berbicara dengan nada kritis, mahasiswa menekankan pentingnya dialog dan partisipasi aktif masyarakat dalam merumuskan solusi bersama. Mimbar Sejajar ini menjadi salah satu wujud dari semangat mahasiswa untuk ikut serta dalam perbincangan konstruktif mengenai masa depan politik bangsa. *** (Firdaus)