Oleh: Ramli yudarsana (Pengamat Sosial)
Kagetnews | Opini – Dari sisi apapun Israel berpotensi untuk memenangkan perang melawan kelompok perlawanan Hamas. Israel memiliki pasukan besar kurang lebih 300 ribuan pasukan, sedangkan kelompok Palestina Hamas diperkirakan hanya memiliki 40 ribuan anggota.
Israel merupakan sebuah negara yang mendapat dukungan negara-negara adidaya seperti Amerika, Inggris, Jerman, Perancis, bentuk dukungannya pun tidak hanya dukungan moril seperti mana negara Arab terhadap Palestina tetapi negara-negara adidaya tersebut menyumbang aneka macam senjata mematikan.
Di Hamas sebuah kelompok perlawanan yang didirikan oleh Syekh Ahmad Yasin tak banyak negara yang memberikan dukungan secara langsung dikarenakan takut dengan Embargo Amerika; praktis Hamas hanyalah kelompok perlawanan yang mengembangkan persenjataan secara sederhana. Anggotanya terdiri hampir 80% adalah anak yatim korban dari kekejaman Israel. Tetapi fakta peperangan Palestina membalikan logika, sejak operasi badai Al Aqsa berlangsung Hamas menunjukkan performa yang luar biasa dengan menggunakan paralayang dan gerakan serangan mendadak Hamas berhasil menerobos perbatasan Israel tiba-tiba.
Dengan kekuatan sederhana pukulan mematikan untuk Israel yang terkenal negara berteknologi tinggi ternyata kebobolan juga. Hasilnya Hamas banyak menawan dari warga Israel dan tentaranya hampir 200-an orang ditawan oleh pihak Hamas yang lokasi penawanannya belum diketahui.
Dengan alasan membebaskan tawanan, Israel kalap tak henti-hentinya menggempur habis-habisan dengan bom yang dijatuhkan jet tempur menghujani wilayah Gaza. Sudah hampir mendekati 5000 korban jiwa terdiri dari anak bayi, orang tua syahid dan kehancuran bangunan yang luar biasa. Meskipun dibombardir ternyata perlawanan dari rakyat Palestina tidaklah padam. Dengan persenjataan yang sederhana roketnya pun hanya dibuat dari bahan pupuk dan gula ternyata mampu menggetarkan Israel.
Hamas telah banyak mengalami perkembangan mampu memproduksi rudal dan roket yang bisa menembus pertahanan udara Iron Dome yang selama ini dibanggakan oleh Israel mampu menangkal serangan ketika ada serangan untuk menjebol Israel melalui udara.
Warga dari seluruh penjuru dunia turun ke jalan untuk memberikan dukungan atas perjuangan pembebasan rakyat Palestina dari penjajahan Israel. Demo dukung Palestina besar-besaran diadakan dari berbagai benua. Bahkan muncul simpati dari sebagian kelompok perlawanan seperti Hizbullah dari Lebanon, Al Qaidah bahkan kelompok radikal seperti ISIS ikut serta memberi dukungan atas perjuangan rakyat Palestina.
Bahkan Hizbullah ikut aktif berperan menghancurkan fasilitas komunikasi Israel, menghanguskan tank Merkava dan membunuh prajurit Zionis. Kelompok perlawanan di Irak menyerang negara pendukung Israel; Amerika yang memiliki pangkalan di negara Arab. Dan kelompok perlawanan dari Yaman Houthi meluncurkan rudal ke Israel.
Perang semakin memanas Israel terus mengirim pesawat tempur yang membawa ton-an bom tetapi ini tidak menciutkan semangat dari perlawanan. Bom yang dikirim oleh Israel dibalas dengan ribuan roket yang menggempur wilayah-wilayah Israel seperti Tell Aviv, Askelon dan lain-lain. Membuat warga Israel memenuhi bandara ingin kabur ke luar negeri untuk menghindari ancaman roket tersebut padahal PM Benjamin Netanyahu menyerukan warga Israel wajib berperang.
Israel mengancam akan melangsungkan perang darat untuk membumihanguskan pasukan Hamas dengan percaya diri IDF mengultimatum tidak akan ada pengampunan bagi kelompok perlawanan seperti Hamas. Tetapi ancaman itu hanya pepesan kosong, justru yang terjadi setelah hampir berminggu-minggu perang berlangsung ancaman perang darat yang dilontarkan oleh Israel masih belum juga dilakukan. Ketika pun berusaha mencoba, beberapa pasukan Israel yang menerobos jalur Gaza hasilnya nihil mereka yang selamat dari sergapan Hamas harus pulang jalan kaki, meninggalkan bulldozer dan kendaraan perangnya. Israel berpikir seribu kali untuk bisa menaklukan Jalur Gaza dikarenakan peperangan di darat tidaklah semudah seperti peperangan menggunakan jet-jet tempur.
Hamas telah mengembangkan teknologi yang di luar dari Nalar kebanyakan pasukan-pasukan tempur yang ada di dunia. Hamas menyadari bahwa Jalur Gaza itu terkepung tembok tinggi membentengi Jalur Gaza yang hanya 360 M2 hal ini memudahkan bagi Israel untuk mengontrol setiap pergerakan, tidak hanya itu Israel memiliki intelijen yang tersebar di seluruh Palestina sehingga tidak ada satupun informasi yang bisa lolos kecuali semuanya disadap oleh Mossad.
Solusinya, Hamas membangun terowongan bawah tanah menurut para ahli kurang dari 500 km panjangnya. Terowongan yang dibangun oleh Hamas yang seperti labirin dan pola komunikasi rumit di mana terowongan tersebut menyimpan berbagai macam persediaan dan persenjataan yang digunakan untuk menyerang Israel. Jika Israel nekad masuk Gaza, Israel menyadari ketika berupaya untuk serang pasukan Hamas di Gaza justru dia yang akan menjadi menderita karena pasukan Hamas lebih menguasai medan.
Serangan-serangan mematikan yang akan diterima oleh Israel akan sulit ditangkis karena Israel buta pada medan peperangan yang ada di Gaza. Benar kata ahli perang Sun Tzu: Strategi 15 Giring macan untuk meninggalkan sarangnya. Jangan pernah menyerang secara langsung musuh yang memiliki keunggulan akibat posisinya yang baik. Giring mereka untuk meninggalkan sarangnya sehingga mereka akan terjauh dari sumber kekuatannya. Itulah yang diinginkan Hamas menarik pasukan Israel ke jebakan mematikan di Gaza.
Dalam sebuah filosofi lain, Sun Tzu mengatakan, ”Kenali diri sendiri, kenali lawan; maka kemenangan sudah 17 pasti ada di tangan. Kenali medan pertempuran, kenali iklim; maka kemenangan akan sempurna” Hamas setelah bertransformasi jadi kekuatan yang tidak terduga berhasil membangun strategi pertahanan bawah tanah menciptakan berbagai macam aneka persenjataan dan membuat jaringan-jaringan internasional untuk memperoleh dukungan dan persenjataan modern. Hamas mengerti betul jika pergerakannya di atas permukaan tanah maka dengan mudah Israel akan mematikan atau mencegah sebelum mencapai tujuan dengan pergerakan yang di bawah tanah hama sudah menjelma menjadi kekuatan yang tidak bisa diremehkan yang sebentar lagi akan melumat Israel.
Terus Berjuang Bebaskan Palestina
Bangsa Israel terkenal licik, dibantu Barat yang selalu selalu mempropagandakan khususnya ketika menindas penduduk Palestina, sebagai wujud ’self defense’ (membela diri). Padahal ini adalah kebohongan. Nyatanya setiap hari prajurit-prajurit mereka melakukan penggusuran, pengusiran dan pembunuhan terhadap rakyat Palestina. Termasuk membantai wanita, lansia dan anak-anak.
Klaim mereka sebagai penduduk asli tanah Palestina dan sebagai pemilik tanah sah yang dijanjikan Tuhan juga dusta besar. Pernyataan itu sesungguhnya adalah kedustaan yang direkayasa oleh pendiri negara Yahudi, Theodor Herzl. Hakikatnya mereka adalah agresor. Tak ada satupun ayat dalam kitab suci terdahulu, apalagi dalam al-Quran, yang menyatakan Palestina sebagai tanah yang dijanjikan Tuhan untuk mereka.
Bangsa Israel mendapatkan tanah Palestina dengan bantuan Inggris dan Perancis melalui Perjanjian Sykes-Picot. Kedua negara tersebut mendukung pembentukan negara Yahudi di tanah Palestina tahun 1948. Kedua negara ini bersekongkol untuk memecah wilayah bekas Khilafah Utsmaniyah sebagai wilayah rampasan perang. Mereka lalu menjadikan tanah air dibagi-bagi untuk negara kolonial, termasuk tanah Palestina yang dibawah penguasaan Inggris dan menyerahkannya pada entitas Yahudi internasional untuk dikuasai.
Metode Membebaskan Palestina
Pembebasan Palestina hanya bisa dilakukan dengan jihad fi sabilillah. Sebagaimana Indonesia bebas dari belenggu penjajahan dengan jihad perang melawan penjajah. Kenapa Palestina hanya bisa dibebaskan melalui jihad bukan meja perundingan karena tiga hal.
Pertama: Siapapun yang masih waras akan melihat kemustahilan mengakhiri penjajahan Zionis Yahudi lewat jalur politik. Berbagai perundingan yang dilakukan oleh negara-negara Barat, termasuk PBB, dengan otoritas Palestina dan kaum Yahudi penjajah tidak memberikan keuntungan apa-apa bagi warga Palestina. Malah wilayah Palestina semakin terus dicaplok oleh kaum Zionis, sementara dunia mendiamkan hal itu.
Berbagai kutukan dan resolusi PBB, termasuk kecaman dari para pemimpin Dunia Islam, juga tidak berpengaruh apapun terhadap kaum Yahudi. Badan Hak Asasi Manusia PBB (UNHCR) sejak tahun 2006 sudah mengeluarkan 45 resolusi menentang kaum Yahudi. Namun, tak ada satupun yang dipatuhi.
Kedua: Islam telah mengharamkan berdamai dan bersahabat dengan entitas yang memerangi kaum Muslim. Karena itu apapun bentuk perdamaiannya, apalagi solusi dua negara yang ditawarkan Barat, adalah haram. Allah SWT berfirman:
Sungguh Allah telah melarang kalian menjadikan sebagai kawan kalian orang-orang yang memerangi kalian karena agama, mengusir kalian dari negeri kalian, dan membantu (orang lain) untuk mengusir kalian. Siapa saja yang menjadikan mereka sebagai kawan, mereka itulah kaum yang zalim (TQS al-Mumtahanah [60]: 9).
Ketiga: Syariah Islam telah mewajibkan jihad fi sabilillah atas kaum Muslim ketika mereka diperangi musuh. Allah SWT berfirman:
Siapa saja yang menyerang kalian, seranglah dia seimbang dengan serangannya terhadap kalian (TQS al-Baqarah [2]: 194).
Allah SWT juga memerintahkan untuk mengusir siapapun yang telah mengusir kaum Muslim:
Perangilah mereka dimana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian (TQS al-Baqarah [2]: 191).
Qadhi Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani rahimahulLâh dalam kitab Asy-Syakhshiyyah al-Islâmiyyah Jilid 2 menyatakan bahwa jihad adalah fardhu ’ain jika kaum Muslim diserang oleh musuh. Fardhu ain ini bukan hanya berlaku untuk Muslim Palestina, tetapi juga bisa meluas bagi kaum Muslim di sekitar wilayah Palestina jika agresi musuh tidak bisa dihadang warga setempat.
Ini juga sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Said bin Ali Wahf al-Qahthani dalam kitab Al-Jihâd fî SabîlilLâh: ”Jika musuh telah memasuki salah satu negeri kaum Muslim maka fardhu ’ain atas penduduk negeri tersebut untuk memerangi musuh dan mengusir mereka. Juga wajib atas kaum Muslim untuk menolong negeri itu jika penduduknya tidak mampu mengusir musuh. Hal itu dimulai dari yang terdekat kemudian yang terdekat.” (Al-Qahthani, Al-Jihâd fî SabîlilLâh Ta’âla, hlm. 7, Maktabah Syamilah).
Berdasarkan hukum ini, wajib bagi kaum Muslim di wilayah terdekat Palestina seperti Yordania, Mesir, Lebanon dan Suriah untuk mengirimkan pasukan untuk mengusir kaum Yahudi sampai mereka benar-benar terusir dari sana. Haram bagi mereka berdiam diri atau hanya sekadar mengecam.
Karena itu jihad adalah solusi bagi agresi Zionis Yahudi atas tanah Palestina. Hal itu sesungguhnya sangat mudah. Pasalnya, kekuatan militer negeri-negeri Muslim seperti Mesir, Suriah dan Yordania secara perhitungan jauh di atas kekuatan militer kaum Israel. Sebagai perbandingan, Pasukan Pertahanan Yahudi (IDF) hanya berjumlah 169.500 orang, 1.300 tank. Adapun kekuatan militer Mesir adalah 450.000 personel militer aktif, dengan tank perang 2,16 ribu dan 5,7 ribu kendaraan perang. Apalagi jika negeri-negeri Muslim lainnya bersatu. Dengan izin Allah, kekuatan entitas Yahudi akan hancur-lebur. Bersambung ***