Menangis (Bagian 7) Tangisan Palsu

Gambar ilustrasi. (Sumber: Pexels)

Bagikan

Oleh: KH. Heri Kuswanto, M. Si.

Kagetnews | Religi – Menangis merupakan salah satu diantara luapan emosi seorang manusia, banyak faktor untuk terjadinya sebuah tangisan seperti sedang berduka, dirundung kesedihan bahkan karena bahagia serta rasa syukur seseorang bisa mencucurkan air mata.

Namun dalam tulisan ini, penulis akan sedikit menyinggung tentang sebuah tangisan palsu, yakni tangisan yang bukan karena Allah. Hal ini bisa saja terjadi karena Film, Drama dan lain sebagainya. Berikut sedikit ulasannya!

1) Al-Buka’ Al-Kadzib 

”Tangisan Palsu”, menangis yang berdusta dan berpura-pura, ini bisa dialami ketika menonton film, sandiwara, cerita fiktif biasanya khalayak terbawa suasana dan meluapkan emosinya dengan menangis.

2) Itu Tidak Termasuk

Sebagaimana tangisan saudara-saudara Nabi Yusuf As ketika mengadu kepada bapak mereka bahwa yusuf telah dimakan serigala. Hal tersebut juga termasuk bagian dari tangisan palsu.

QS Yusuf 16-17

وجاؤوا أباهُمْ عِشَاءً يَبْكونَْ قَالُواْ يَا أَبَانَا إِنَّا ذَهَبْنَا نَسْتَبِقُ وَتَرَكْنَا يُوسُفَ عِندَ مَتَاعِنَا فَأَكَلَهُ الذِّئْبُ وَمَا أَنتَ بِمُؤْمِنٍ لِّنَا وَلَوْ كُنَّا صَادِقِينَ

“Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis. Mereka berkata: “Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala; dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar.”

3) Dalam Zaadul Ma’ad didapati Tangisan Bayaran

Al-Buka’ Al Musta’ar wal Musta’jar Alaihi  adalah “tangisan bayaran” “Tangisan yang disewa yaitu tangisan orang yang meratap dengan upah (dibayar untuk menangisi tokoh besar agar terlihat banyak yang merasa kehilangan,)

Sebagaimana perkataan Umar bin Khattab, “ia menjual tetesan air mata dan menangis duka untuk orang lain.”

____

Heri Lintang Songo
Dosen Institut Ilmu Al Quran, IIQ Annur Yogyakarta, Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam STAIYO Yogyakarta dan A’wan Syuriyah PWNU DIY.

Berita lainnya