Oleh: Fajar Romadhon
(Dosen STAI Sayid Sabiq Indramayu)
Kagetnews | Opini – Era Digital dan Generasi Milenial dalam kehidupan masyarakat dewasa ini terdapat fenomena menarik yaitu maraknya budaya global (global culture) dan gaya hidup (life style) pop culture. Fenomena ini terjadi sebagai dampak dari arus globalisasi yang sudah tidak bisa dibendung lagi. Salah satu fenomena penting proses globalisasi telah melahirkan generasi gadget, sebuah istilah yang digunakan untuk menandai munculnya generasi millenial.
Laju perkembangan zaman semakin pesat dibarengi dengan canggihnya teknologi informasi dan derasnya arus globalisasi yang membuat karakter bangsa semakin termarginalisasi. Ditambah keberadaan mesin pencari (search engine) telah merevolusi cara manusia menggali informasi. Jika pada zaman dahulu, orang harus membaca surat kabar atau pergi ke perpustakaan. Namun berbeda dengan saat ini, untuk mendapatkan informasi, orang tinggal membuka google, maka semua informasi yang identik dengan kata kunci yang ditulis akan muncul. Padahal apa yang ditampilkan oleh mesin pencari pun belum terjamin validitasnya.
Digitalisasi membuat zaman bergerak begitu cepat. Jika di masa lalu yang besar akan memenangkan segalanya, hari ini yang besar cenderung lambat dan akan dikalahkan oleh yang kecil tapi lincah dan impactfull. Entah itu dalam bisnis, institusi pendidikan, organisasi, atau bahkan gerakan.
Fenomena di atas merupakan dampak dari revolusi industri 4.0. Oleh karena itu revolusi industri 4.0 menuntut generasi millenial untuk selalu bekerja aktif, kreatif dan inovatif di segala sektor kehidupan.
Berdasarkan penelitian Alvara Research Center bahwa di tahun 2020 generasi milenial berada pada rentang usia 20 tahun hingga 40 tahun. Usia tersebut adalah usia produktif yang akan menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia usia 20 tahun hingga 40 tahun di tahun 2020 diprediksi berjumlah 83 juta jiwa atau 34 % dari total penduduk Indonesia yang mencapai 271 juta jiwa.
Generasi milenial memiliki karakter utama, diantaranya:
Pertama adalah creative, mereka adalah orang yang biasa berpikir out of the box, kaya akan ide dan gagasan dan mampu mengkomunikasikan ide dan gagasan itu dengan cemerlang. Generasi millenial termasuk generasi kreatif, salah satu bukti yang menunjukkan adalah tumbuhnya industri start up dan industri kreatif lain yang di motori oleh anak muda. Go-Jek adalah salah satu buah kreativitas generasi millenial yang out of the box. Nadiem Makarim sebagai pendiri gojek, adalah generasi millenial yang lahir tahun 1984. Dulu orang tidak terfikirkan untuk memprofesionalkan ojek, tapi oleh Nadiem Makarim ojek profesional menjadi bisnis yang booming dan diikuti munculnya ojek-ojek profesional yang lain seperti grabbike, blue jek, nu-jek maupun lady jek.
Kedua adalah connected, mereka adalah pribadi-pribadi yang pandai bersosialisasi terutama dalam komunitas yang mereka ikuti, mereka juga aktif berselancar di sosial media dan internet. Generasi milenial sangat fasih menggunakan facebook, youtube, twitter, path, instagram maupun sosial media yang lain. Sosial media dan internet sudah menjadi kebutuhan.
Ketiga adalah confidence, mereka ini orang yang sangat percaya diri, berani mengemukakan pendapat dan tidak sungkan-sungkan berdebat di depan publik. Karakter tersebut terkonfirmasi jika kita melihat generasi millenial tak sungkan-sungkan berdebat melalui media sosial.
Karakter generasi milenial tersebut menjadi modal dasar bagi para pemuda milenial hari ini untuk meningkatkan kualitas diri demi menjadi pemuda harapan bangsa yang mampu berkontribusi maksimal untuk kemajuan bangsanya.
Namun seiring dengan berkembangnya zaman dan teknologi di era globalisasi ini membuat pergerakan pemuda semakin melemah dan fakum. Mengalami degradasi moral dan jarang ada lagi karya besar yang mereka persembahkan untuk membesarkan dan memajukan bangsa Indonesia ini.
• Menagih Kiprah Pemuda Milenial
Pemuda milenial hari ini merupakan kelanjutan dari generasi pemuda masa lalu yang telah berjuang membangun bangsa. Perlu diketahui bahwa di pundak pemudalah terletak suatu tanggung jawab besar yaitu menjaga kestabilan dan kemajuan bangsa. Para generasi tua, baik yang telah berkontribusi untuk kemajuan bangsa ataupun tidak sama sekali, pasti akan meninggalkan bangsa ini. Siapa lagi yang akan menggantikan mereka kalau bukan generasi muda. Siapa lagi yang akan merawat bangsa ini kalau bukan para generasi mudanya.
Hal di atas selaras dengan pernyataan Setiyono seorang aktivis kepemudaan, bahwa para pemuda harus menanamkan dalam sanubari kesadaran untuk menjaga dan merawat bangsa ini, karena itu adalah tugas mulia yang harus dilaksanakan. Seperti apapun kondisi yang harus dijalani, baik ketika lapang maupun sempit. Pastikan aktivitas-aktivitas pemuda hari ini selalu berorientasi untuk kemaslahatan bersama dan dalam rangka membangun kemajuan bangsa.
Karena pada hakikatnya pemuda memiliki peran sebagai generasi penerus yang akan melanjutkan estafeta kepemimpinan bangsa di masa depan. Hal tersebut membuktikan bahwa pemuda adalah kelompok yang paling strategis dalam percaturan politik nasional maupun internasioanl. Selain itu pemuda juga merupakan kelompok perubahan yang mampu memberikan gagasan-gagasan baru, ide-ide cemerlang, dan aktivitas-aktivitas yang dapat memberikan manfaat bagi banyak orang.
• Agenda Strategis Pembangunan Pemuda
Wajah suatu bangsa di masa depan akan terlihat dari kondisi pemudanya hari ini. Rutinitas apa yang mereka lakukan saat ini akan memberikan gambaran akan rutinitas mereka di masa depan.
Maka pemuda milenial hari ini haru di-upgrade kapasitas dirinya sampai siap menjadi kontributor bagi bangsa dan dunia. Sehingga upaya pembangunan pemuda merupakan agenda strategis Indonesia dalam rangka mempersiapkan generasi masa depan yang tangguh dan mampu berperan dalam pembangunan bangsa secara keseluruhan. Nilai penting ini semakin terasa kuat apabila hal ini dihubungkan dengan fenomena bonus demografi yang tengah dan akan dialami Indonesia saat ini hingga beberapa tahun ke depan. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau the Sustainable Development Goals (SDGs) telah menempatkan pemuda beserta peranan mereka dalam proses menuju pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan pemuda sendiri perlu ditopang oleh beragam kebijakan yang berbasis data dan informasi.
Ada beberapa agenda strategis pembangunan pemuda yang akan berdampak baik dalam membangun kemajuan suatu daerah. Pertama, akselerasi kematangan pemuda: dengan mengadakan pelatihan dan pembinaan bagi kader-kader pemuda pilihan agar terbina jiwa kepemimpinan (leadership), kecakapan hidup (life skill), kemampuan manajemen, wawasan dan religiusitas pemuda, dengan memberikan bantuan untuk mendukung kegiatan-kegiatan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan yang diselenggarakan organisasi pemuda.
Kedua, kewirausahaan pemuda: wirausaha saat ini tidak menjadi mainstream di kalangan pemuda. Sementara pemerintah belum memberikan kemudahan akses modal, pasar, dan dana bagi pemuda, pelajar dan mahasiswa. Memberikan pelatihan komunikasi dan pengembangan jaringan bisnis pemuda, mendidik pemuda untuk bersemangat membangun usaha mandiri berbasis start up.
Ketiga, komunikasi dan jaringan internasional pemuda: dengan mengembangkan komunikasi dan jaringan pemuda dengan organisasi pemuda internasional, mendorong dibentuknya aliansi organisasi pemuda tingkat asia dan internasional, mendukung penyelenggaraan konferensi-konferensi internasional pemuda dengan Indonesia sebagai tuan rumahnya.
• Kesimpulan
Perubahan zaman yang terus bergerak menuntut setiap pemuda untuk terus memperbaiki kualitas diri agar mampu beradaptasi dan compatibel dengan kondisi zaman. Sehingga upaya-upaya baik yang dilakukan pemuda dalam membangun suatu bangsa tidak mengalami stagnasi. Agar setiap pemuda dari generasi ke generasi terus menggelorakan kontribusinya untuk bangsa maka upaya penyadaran pemuda hari ini akan tugas dan tanggung jawabnya harus semakin intensif, didukung dengan upaya strategis pembangunan pemuda secara berkelanjutan.