Oleh: KH. Heri Kuswanto, M. Si.
Kagetnews | Religi – Dikutip dari Ifsya Hamasah dalam buku Kisah Teladan 25 Nabi & Rasul. Disebutkan bahwa kelahiran Nabi Muhammad SAW disertai dengan peristiwa luar biasa. Pada saat itu, Abrahah dan pasukannya bermaksud menyerang Ka’bah, namun usaha mereka digagalkan oleh Allah SWT dengan hujan batu dari neraka yang dibawa oleh burung-burung Ababil.
Sebab peristiwa itulah, tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai tahun gajah.
Nabi Muhammad SAW dilahirkan dalam keadaan yatim. Ayahnya, Abdullah, meninggal sebelum kelahirannya. Setelah lahir, Nabi Muhammad SAW kecil diasuh oleh Halimah As-Sa’diyah, seperti yang biasa dilakukan oleh bangsa Arab pada waktu itu. Halimah mengasuh dan menyusui Nabi Muhammad SAW untuk sementara waktu.
“Agar anak dapat berbicara bahasa yang asli, bahasa Arab Kaum Badwi sejati, bahasa yang belum rusak karena belum dipengaruhi bahasa asing. Dengan demikian, anak dapat bertutur kata dengan bahasa Arab yang baik dan dialek Arab yang asli serta fasih,” tulis Moenawar Khalil dalam Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad.
Masa kecil Nabi Muhammad SAW dihabiskan di perkampungan Bani Sa’ad yang dikenal sebagai daerah yang kering dan gersang. Namun, setelah Nabi Muhammad SAW diasuh oleh Halimah, keadaan perkampungan tersebut berubah menjadi subur. Kambing-kambing menghasilkan banyak susu, sehingga penduduk lain di perkampungan pun berkata, “Gembalakanlah kambing-kambing kalian di ladang milik Halimah As-Sa’diyah.”
Menurut Sirah Nabawiyah oleh Syaikh Shafiyur Rahman al-Mubarakfuri, saat itu, sebenarnya Nabi Muhammad SAW sudah seharusnya dipulangkan kembali ke keluarganya karena masa menyusuinya telah berakhir.
Namun, Halimah mengajukan permohonan kepada ibu Nabi Muhammad SAW, Aminah, agar dia diizinkan untuk terus merawat Nabi Muhammad SAW lebih lama.
Halimah merasa bahwa keluarganya mendapatkan berkah sejak Nabi Muhammad SAW tinggal bersama mereka, dan permohonannya disetujui oleh Aminah.
____
Heri Lintang Songo
Dosen Institut Ilmu Al Quran, IIQ Annur Yogyakarta, Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam STAIYO Yogyakarta dan A’wan Syuriyah PWNU DIY