Kurban Dulu atau Akikah dulu, atau Bisa Sekaligus?

Gambar ilustrasi. (Sumber: Pixabay)

Bagikan

Oleh : KH. Heri Kuswanto

 

Kagetnews | Religi – Banyak pertanyaan dari masyarakat terkait fenomena yang terjadi ketika hari raya Iduladha datang dan seorang anak lahir bertepatan di bulan Zulhijah. Syariat Islam menyaratkan kepada umat muslim di bulan Zulhijah disunnahkan untuk melaksanakan ibadah berkurban. Dan islampun juga menganjurkan kepada orang tua yang baru melahirkan seorang anak untuk melaksanakan akikah (penyembelihan hewan sebagai wujud rasa syukur).

Namun yang jadi persoalannya adalah pada waktu bulan zulhijah ada keluarga muslim baru melahirkan seorang anak dan hendak berkurban pula. Akan tetapi kondisi keuangannya bisa jadi terbatas. Maka hal ini menjadi perhatian bagi sebagian ulama, dalam menentukan sebuah sikap.

Pendapat Pertama, Tergantung Situasi dan Kondisi

Jika mendekati hari raya Iduladha, maka dianjurkan untuk mendahulukan kurban lebih baik.

Pendapat Kedua, Melaksanakan Kurban dan Akikah

Pada pendapat ini dianjurkan keduanya untuk melakukan kurban dan akikah sekaligus. Dijelaskan dalam Tausyikh oleh Syekh Nawawi al-Bantani:

قال ابن حجر لو أراد بالشاة الواحدة الأضحية والعقيقة لم يكف خلافا للعلامة الرملى حيث قال ولو نوى بالشاة المذبوحة الأضحية والعقيقة حصلا
Ibnu Hajar berkata bahwa seandainya ada seseorang menginginkan dengan satu kambing untuk kurban dan akikah, maka hal ini tidak cukup.

Namun pernyataan berbeda disampaikan oleh Al-‘Allamah Ar-Ramli yang mengatakan bahwa apabila seseorang berniat dengan satu kambing yang disembelih untuk kurban dan akikah, maka kedua-duanya dapat terealisasi.

Catatan.
Terdapat konsekuensi kontradiktif dari pendapat Imam Ramli yakni, dalam pembagian dagingnya, daging kurban lebih afdal dibagikan dalam kondisi mentah, sementara akikah dalam kondisi siap saji.

Problem pembagian daging itu adalah demi meraih keutamaan, bukan menyangkut keabsahan ibadah.
—-
Penulis adalah Pengasuh Pondok Pesantren Lintang Songo Yogya dengan kontak 0857 1645 8522. Serta berprofesi sebagai Dosen Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Annur Yogyakarta dan Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Yogyakarta (STAIYO). Kemudia menjabat di A’wan Syuriah PWNU DIY.

Berita lainnya