Oleh: Nurhaenih
Mahasiswa Prodi PAI STAI Sayid Sabiq Indramayu
Kagetnews | Opini – Menurut Benyamin Fine, kenakalan anak adalah perbuatan dan tingkah laku yang melanggar norma hukum pidana dan pelanggaran-pelanggaran terhadap kesusilaan, ketertiban dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, yang dilakukan oleh anak-anak yang berumur dibawah 21 tahun. (Dako, 2012)
Seorang anak terlahir dengan fitrah yang suci, yang mengubahnya adalah orang tua, lingkungan pergaulan dan sekolah. Semakin anak didoktrin di lingkungan yang positif anak akan mengikuti begitupun sebaliknya. Mental, Spiritual dan fisiknya mengikuti kebiasaannya, sedangkan kebiasaannya mengikuti orang-orang disekitarnya. Karena itu anak-anak disebut sebagai peniru ulung bagi dirinya dan orang disekitarnya.
Kenakalan-kenakalan yang dimaksud bermacam-macam dari bullying, obat-obatan terlarang, tawuran, hingga pergaulan bebas.
Terpaut batasan usia banyak dari mereka yang justru dibawah umur atau sekitar 18 tahun ke bawah, terbukti dari banyaknya artikel-artikel berita di Indramayu khususnya tentang Tawuran-tawuran yang terjadi beberapa bulan lalu di Toang Pecuk dan di Sukra juga beberapa tempat lainnya, serta kasus permohonan dispensasi nikah untuk anak usia di bawah umur hingga kurang lebih 638 kasus, faktor penyebabnya adalah hamil di luar nikah dan sudah terindikasi melakukan seks bebas.
Dari kasus-kasus tadi yang menjadi pelaku utama dan korbannya adalah anak-anak yang seharusnya bisa tetap fokus bergelut dengan ulangan-ulangan disekolah dibanding bergelut dengan permasalahan rumah tangga ditambah anak yang akan mereka lahirkan.
Tidak semua anak adalah nakal, kita tidak bisa menjudge semua anak adalah nakal, cuma hanya mereka tidak bisa diam. Mereka-mereka ini masih sangat dikatakan wajar selama masih dalam batas kewajaran.
Miris memang, tapi kita juga tidak bisa menyalahkan mereka, karena mereka berbuat dan bersikap seperti itu karena dilingkungan mereka menggangap itu hal lumrah atau biasa. Dan sebab-sebab lainnya yang bisa kita terlusuri dari berita-berita yang beredar.
Dalam salah satu jurnal yang melibatkan penelitian anak-anak punk di indramayu yang menjadi sumber munculnya penyakit dimasyarakat seperti yang disebutkan tadi; kenakalan, drug abuse, criminal (Pencurian , begal,dll), penyimpangan seksual dan masalah biologis seperti HIV Aids- akibat permasalahn keluarga sekitar 50% dari responden yang jadi obyek penelitian, dan 45% karena mencari jati diri, dan 5% karena berontak dan protes dari naungan keluarganya. (Priyanto, Yulianingsih and Kayubi 2022).
Dari jurnal itu terlihat penyebabnya adalah permasalahan rumah tangga yang adalah orang tua mereka, bahkan dalam jurnal tercantum mayoritas dari mereka adalah lulusan SD dan SMA.
Dalam artikel berita juga menyebutkan penyebab anak-anak di indramayu menikah dini adalah bukan hanya kesalahan dari diri anak-anak itu sendiri, melainkan dari masalah keluarga, lingkungan juga gaya hidup yang dijalaninya.
Faktor-faktor penyebab kenakalan anak
Dari paragraph diatas sudah siebutkan sedikit terkait penyebab-penyebab anak-anak melakukan kenakalan, diantaranya;
• Keluarga
Keluarga adalah tempat anak dilahirkan dan tumbuh. Tapi orang tuanyalah menginginkan kehadiran seorang anak, tapi sering kali orang tua menyerahkan pengawasan anak pada pembantu, nenek atau orang lain yang bukan keluarga kandung si anak. Rumah hanya sebagai tempat istirahat sementara. Kehilangan sosok ayah/ibu didalam keluarga akibat perceraian, atau salah satu/keduanya sibuk bekerja. Keluarga harusnya dapat mengajarkan nilai-nilai pendidikan yang tepat untuk seorank anak, sehingga seorang mampu untuk membedakan mana yang patut dan tidak patut. Tanpa kehadiran keluarga ini akan membuat anak haus perhatian, labil dan tidak mengerti apalagi membedakan norma-norma dan yang patut dan tidan patut dalam masyarakat. Jika itu terjadi, anak akan menjadi nakal dan jika tidak ditangani akan menjadi cikal-bakal kejahatan.
• Teman bermain atau teman sebaya
Seorang anak akan mendapat orang atau kelompok lain selain keluarganya dan dia akan memperlajari hal-hal baru. Mulai terbentuk ikatan dengan mereka. Secara perlahan orang/kelompok itu akan mempengaruhi pola dan tingkah laku si anak nanti.
• Sekolah/Masyarakat
Lingkungan sekolah mengenalkan seorang anak berbagai kehidupan. Apa yang ia pelajari sedari lahir dari keluarga nya terkadang kontradiktif dengan kenyataan yang ia saksikan dan alami. Anak akan mengikuti orang yang terikat dengannya, seperti teman-temannya disekolah atau masyarakat. Membolos, tawuran, mencontek dan apabila adanya berbeda akan dianggap aneh dan muncul pembullyian.
Karena itu iklim kehidupan di sekolah/masyarakat dapat jadi penyebab langsung dari kenakalan anak. Terutama anak yang sedang mencari jadi diri akan cenderung berpengaruh kuat untu menjadi nakal.
• Tontonan
Perang, klip video, lagu, iklan atau penayangan film yang menonjolkan kekerasan dianggap sebagai salah satu factor pemicu anak menjadi agresif. Juga video-video yang menayangkan adegan-adegan yang menjurus ke pornografi juga terkait menjadi penyebab moralitas anak yang berubah, serta pelanggaran susila di masyarakat.
• Peran keluarga dalam mencegah kenakalan anak
Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan anak, dimana nilai-nilai moral dan perilaku diwariskan dari ayah ke anak, dari ibu ke anak. Campur tangan orang tua dalam mengajarkan prinsip-prinsip moral dan mengawasi kegiatan anak-anak berperan sangat penting terhadap tahap kembang karakter dan kepribadiannya. Keluarga punya andil dalam menjaga kestabilan pribadi dan psikologis anak dan anggota keluarga lainya.
Menurut Haiusyi (2019) yang dikutip dalam jurnal ‘Peran keluarga dalam mengatasi dampak negative dari pegaulan bebas’, ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kenakalan anak:
• Memberikan Pengetahuan dan ilmu tentang seksual yang baik, agar anak mampu melindungi diri mereka dengan baik.
• Memberikan waktu yang cukup untuk anak-anak, waktu anak-anak mendapat perhatian yang bermakna dan menghabiskan waktu bersama angggota keluarga yang lain, untuk membantu anak merasa terlibat dalam keluarga dan diakui keberadaannya.
• Memantau aktivitas anak diluar rumah. Dengan mengetahui sirkel pertemanan anak dan kegiatan apa yang ia lakukan diluar rumah untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan anak positif dan aman.
• Membuat aturan yang jelas dan konsisten. Seperti tindakan-tindakan apa yang dilarang, pembatasan pergaulan dengan teman, dan batasan waktu saat berkegiatan diluar rumah.
• Memberikan dukungan. Keluarga punya peran penting dalam mental anak, semakin anak dibiarkan tidak didukung atas setiap kegiatan dan keputusannya akan semakin membuat anak membutuhkan dukungan dari luar atau bahkan berontak. (Dako 2012)
Peran sekolah dalam mencegah kenakalan anak
Perkembangan awal merupakan dasar yang penting untuk awal terbentuknya banyak aspek perkembangan, seperti fisik, intelektual, emosi, social dan moral pada perkembangan selanjutnya.
Perkembangan fisik mencakup perubahan fungsi tubuh, perkembangan intelektual berhubungan dengan perkembangan kognitif dan bahasa yang terhubung dengan pikiran. Perkembangan emosi ialah perkembangan yang berkaitan dengan perasaaan atau yang dingkapkan. Sebaliknya perkembangan sosial-moral berkaitan dengan sikap anak remaja saat dihadapkan pada lingkungan social dan norma-norma di masyarakat.
Menurut Siti Nadirah (2017) Faktor penting menunjang perkembangan yang optimal dari setiap tahapan perkembangan yang dilewati anak remaja dalam menghindari kenakalan yang ekstrim, seperti pergaulan bebas adalah keberhasilan dari setiap proses pendidikan dan pengasuhan yang didapatkannya, baik melalui pendidikan formal di lembaga maupun dari lingkungan disekitarnya seperti keluarga. (Nadirah 2017)
Mengembangankan potensi anak dan menfasilitasinya adalah tugas lembaga pendidikan. Dan pengasuhan adalah tugas orang tua, pendidik dan orang disekitar seorang anak. Pendidikan yang bertugas menstimulasi perkembangan karakter anak menjadi lebih positif dan terkontrol.
Hubungan orang tua dan guru dalam mengatasi kenakalan anak
Menstimulasi perkembangan karakter anak remaja yang dilakukan pendidikan berisi kajian norma-norma dan nilai-nilai yang berujung pada pembentukan moral. Keluarga, orang tua, pendidik, mensosialisasikan nilai dan norma dengan berbagai cara.
Hubungan orang tua atau guru dan anak, dalam bentuk penerimaan yang ditunjukan dengan sikap orang tua dan guru menghargai, dan merespon dan menghukum bila anak melakukan tindakan yang salah dan menunjukan dukungan positif.
Kontrol menggambarkan sikap orangtua dan guru membatasi perilaku, membimbing, melindungi serta menuntut anak. (Nadirah 2017)
Dengan itu perlu adanya kerja sama, pendidikan menstimulasi anak, guru membantu dan mengajarkan anak, orang tua mendukung dan mengarahkan anak. Tidak ada orang tua yang ingin anaknya menjadi nakal apalagi sampai bertindak kejahatan, yang ada hanya orang tua yang sangat menyayangi anaknya.
Timpang saja salah satunya , misalkan orang tua yang abai akan segala tindakan anak tanpa ada embel hukuman atau sanksi saat anak bertindak salah, itu saja sudah memberikan sinyal pada anak bahwa perbuatannya yang salah itu dibenarkan orang tuanya apalagi sampai dibela, anak akan merasa benar, tidak merasa bersalah dan terus mengulanginya lagi. Atau sebaliknya pendidikan atau pihak gurunya yang abai akan kenakalan anak juga akan membuat anak merasa bangga dengan perbuatannya yang salah.
DAFTAR PUSTAKA
Dako, Ramhan Taufiqrianto. “Kenakalan Remaja.” Jurnal Inovasi, 2012: 2.
Nadirah, Siti. “Peranan Pendidikan islam dalam menghindari pergaulan bebasa anak usia remaja.” MUSAWA, 2017: 330.
Priyanto, Nengsih Yulianingsih, and Kayubi. “Penyebab penyimpangan perilaku remaja punk di kabupaten Indramayu tahun 2022.” jornal of research and development on publik policy (Jarvic), 2022: 26-30.
Rakhmawati, Istina. “Peran Keluarga Dalam Pengasuhan Anak.” Konseling Religi, Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 2015: 1-18.
https://www.kompas.id/baca/utama/2019/06/14/faktor-ekonomi-dan-pergaulan-bebas-picu-perkawinan-anak-di-indramayu
https://www.pikiran-rakyat.com/kolom/pr-016109342/kasus-permohonan-dispensasi-nikah-di-indramayu-cenderung-mengkhawatirkan?page=all