Kagetnews | Religi – Mengetahui ketegasan suaminya, perempuan itu kaget dengan kata-kata belahan hatinya. Dia melihat keseriusan suaminya sehingga tak berani. Akhirnya disimpanlah rapat-rapat peti emas itu. Akibatnya saat berbuka puasa mereka makan seadanya berupa air putih dan roti kering yang keras.
Baca: Kisah Si Miskin Penemu Satu Peti Keping Dinar Emas (Bagian 1)
Esok harinya, selepas sholat Subuh di Masjidil Haram kota Makkah orang tua tersebut keluar kemudian berada di sekitarnya. Ternyata ada orang Khurasan yang datang lalu naik di atas batu.
Pria Khurasan itu berteriak “Wahai Muslimin, wahai orang-orang yang sedang umrah, wahai hamba-hamba Allah, saya kehilangan sebuah kotak isinya 1000 dinar emas. Siapa yang menemukan tolong kembalikan pada saya. Dan semoga Allah balas kebaikannya dengan pahala dan pengampunan dosa, peninggian derajat,…. (dan seterusnya).”
Pria tua itu mendengar, kemudian menghampiri lelaki Khurasan sambil berkata “Wahai orang Khurasan, kalau ada orang yang temukan berapa kau kasih dia?”
Mengetahui pertanyaan itu ia menjawab “Berapa kira-kira dia minta?”
Bapak tua miskin itu menjawab “Minimal kau kasih dia setengahnya.” Lelaki Khurasan menolak “Tidak bisa”.
Pria tua itu pantang menyerah sambil menawar “Kalau begitu kasihlah berapa yang kau mau, mungkin sepersepuluhnya (10%).”
Orang Khurasan menjawab di luar dugaan “Tidak bisa, dia kembalikan karena Allah dan saya doakan supaya dapat pahala di sisi Allah.”
Tak begitu lama bapak tua pulang ke rumah. Lantas memberitahukan pada istri “Wahai istriku, aku sudah temukan pemilik emas ini”.
Dengan semangat istrinya berucap “Alhamdulillah kalau begitu, bagaimana perkembangannya?”
Suami menjawab “Tapi, saya minta pada dia supaya dia bayar sesuatu, terus negoisasi dia tanya mau berapa, saya katakan mau setengahnya, dia menolak, sepertiganya dia menolak, seperempatnya dia menolak, sampai terakhir saya tekankan sepersepuluhnya saja dia juga tidak mau. Dia hanya mau mendoakan saja.”
Seakan tak terima istrinya berujar “Coba kau kembali ke dia, siapa tahu dia masih mau negoisasi.”
Sependapat dengan istrinya lelaki tua berkata “Baiklah”. Dia kembali ke tempat pria Khurasan dan bertemu lagi. Orang Khurasan itu masih sama dengan hari sebelumnya. Yakni, menaiki batu di sekitar Masjidil Haram sambil berteriak mengumumkan kehilangan harta.
Orang tua itu berkata padanya “Wahai orang Khurasan, saya sudah bilang pada kau kemarin, berilah upah, mungkin kalau kau tawarkan upah orangnya mau mengembalikan.”
Pria Khurasan bertanya “Berapa paman saya kasih.”
Pria tua itu berkata “Saya bilang seperti kemarin, sepersepuluh”.
Orang Khurasan mengatakan “Tidak, saya tidak mau.”
Pria tua itu akhirnya berkata “Kalau begitu berikan dia satu saja keping dinar itu, yang dia bisa pakai setengahnya untuk disedekahkan untuk memberi makan orang-orang susah di sekitar Masjidil Haram, setengahnya lagi buat kebutuhan keluarganya.”.
Orang Khurasan itu terdiam lalu memutuskan “Tidak demi Allah, pokoknya dia kembalikan utuh dengan balasan pahala di sisi Allah atau tidak usah. Kalau dia meminta bayaran saya tidak mau.”
Pria tua itu kembali lagi ke rumah memberitahu istrinya “Orang ini betul-betul tak mau, satu keping dinar pun dia tak mau kasih.”
Tak terduga istrinya berkata “Saya sudah berazam (bertekad) untuk mengembalikan, semoga Allah menyelesaikan permasalahan kita.”
Lalu di hari berikutnya orang tua itu kembali lagi ke Masjidil Haram bertemu lagi dengan pemilik emas. Ia berkata “Wahai orang Khurasan, kau mau petimu? Saya tahu di mana petimu itu. Ikutlah denganku.”.
Pria Khurasan berkata “Baiklah, saya akan ikut”
Bersambung…
____
Heri Lintang Songo
Dosen Institut Ilmu Al Quran, IIQ Annur Yogyakarta, Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam STAIYO Yogyakarta dan A’wan Syuriyah PWNU DIY