Kagetnews | Yogyakarta – Di kalangan akademisi, terpublikasinya suatu tulisan di Jurnal yang bereputasi dan terindeks internasional, seperti Scopus adalah suatu capaian yang luar biasa. Yang lebih luar biasanya lagi, jika ada jurnal yang secara bertahap akhir bisa terindeks Scopus. Tentu hal ini tidak mudah. Perlu kerja keras, cerdas dan tuntas untuk menghadapi segala tantangan dan dinamikanya.
Perjalanan belajar Tim Jurnal Lektur Keagamaan untuk menimba pengalaman pengelolaan Jurnal menuju Jurnal yang bereputasi internasional, dilanjutkan ke UIN Salatiga (21 Juni 2023). Di UIN Salatiga, Tim Jurnal Lektur Keagamaan yang dikomandani Editor in Chief-nya, Mulyawan Safwandy Nugraha diterima dengan hangat oleh Ketua LPPM UIN Salatiga, Dr. Hammam.
Dalam sambutannya, Dr. Hammam memaparkan tentang perjalanan Jurnal yang ada di UIN Salatiga, dari nothing to be something. Hammam menjelaskan bahwa saat ini di UIN Salatiga ada 2 Jurnal yang terindeks Scopus/SINTA 1 (IJIMS dan Ijtihad), 5 Jurnal SiINTA 2, 3 Jurnal Sinta 3, 7 jurnal Sinta 4 dan 6 jurnal belum terindeks Sinta.
Salah satu pengelola Jurnal di UIN Salatiga, Faizal Risdianto, menjelaskan tentang bagaimana dinamika jurnal IJIMS dan IJTIHAD untuk bisa terindeks Scopus. Menurut pengalamannya, Faizal merinci adanya 10 alasan mengapa sebuah jurnal ditolak aplikasinya oleh tim CSAB Scopus, yaitu bad grammar, kurangnya konsistensi jurnal ilmiah, kecilnya impact dan kontribusi keilmuan jurnal ilmiah, Scopus citedness masih sedikit, kualitas konten yang rendah, judul dan focus and scope jurnal tidak super-spesialis dan distinctive, diversitas penulis yang kurang baik, persoalan diversitas anggota dewan editor, tidak adanya publikasi scopus editor in chief dan dewan editornya, dan terakhir; kebijakan peer-review yang tidak jelas.
Sementara itu, Mulyawan Selaku Editor In Chief Jurnal Lektur Keagamaan sangat berterima kasih sudah dapat diterima dengan sangat baik oleh tim Jurnal UIN Salatiga. “Banyak hal yang didapat dari perjalanan silaturahim ini. Semoga bisa menjadi motivasi agar Jurnal Lektur Keagamaan bisa meningkat prestasi dan peringkatnya”, pungkasnya. *** (MSN)