Oleh: KH. Heri Kiswanto, M. Si.
Kagetnews | Religi – Takbiran adalah aktivitas mengucapkan kalimat takbir secara bersama-sama oleh umat Islam, baik untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri maupun Hari Raya Iduladha. Kalimat takbir yang diucapkan adalah “Allahu Akbar”, yang berarti “Allah Maha Besar”.
Tradisi takbiran telah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Pada saat itu, kaum muslimin mengumandangkan takbir setelah sholat Idul Fitri dan Iduladha. Seiring waktu, takbiran berkembang menjadi tradisi yang dilakukan secara lebih luas, tidak hanya setelah sholat, tetapi juga pada malam hari sebelum Hari Raya.
Takbiran memiliki makna yang sangat mendalam bagi umat Islam. Mengumandangkan takbir merupakan cara untuk:
• Mengagungkan Allah.
• Mengungkapkan rasa syukur.
• Memperkuat persatuan dan kesatuan.
• Menyambut hari raya.
Akan tetapi Takbiran diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:
Menurut Syekh Abu Abdillah Muhammad ibn Qasim as-Syafi’i dalam Fathul Qarib al-Mujib, takbir dalam ‘id ada dua macam:
1. Takbir mursal (Untuk Hari Raya Idul Fitri)
Takbir yang waktunya tidak mengacu pada waktu shalat, dilakukan setiap waktu, di mana pun dan dalam keadaan apapun., dimulai dari terbenamnya matahari malam ‘idulfitri hingga imam melakukan takbiratul ihram shalat ‘id.
2. Takbir muqayyad (untuk Hari Raya Idul Adha)
Memiliki waktu khusus, mengiringi shalat (fardhu maupun sunnah) , malam ‘idul adha hingga ashar akhir hari Tasyriq (13 Dzulhijjah)
• Khilafiyah banyaknya lantunan Lafal Takbir
1) Dua kali
HR. Al-Baihaqi:
كَانَ سَلْمَانُ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ يُعَلِّمُنَا التَّكْبِيرَ يَقُولُ : كَبِّرُوا اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا
“Salman mengajari kami lafal takbir, ia berkata: ‘Bertakbirlah, Allâhu akbar Allâhu akbar, sungguh maha besar”
HR. Ibnu Mundzir:
أَنَّ عُمَرَ كَانَ يُكَبِّرُ مِنْ صَلَاهِ الْغَدَاةِ يَوْمَ عَرَفَةَ إلَي صَلَاةِ الظُّهْرِ مِنْ آخِرِ أَيَّامِ التَّشْرِيْقِ يُكَبِّرُ فِي الْعَصْرِ يَقُوْلُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللهُ وَاللهُ أكْبَرُ الله أكْبَرُ وَلِلهِ الْحَمْدُ
“Sahabat ‘Umar bertakbir mulai shalat subuh pada hari Arafah sampai shalat Dhuhur dari akhir hari tasyriq, beliau takbir pada shalat ashar dengan mengucapkan ‘Allâhu akbar Allâhu akbar lâ ilâha illallâhu wallâhu akbar, Allâhu akbar wa lillâhi-l-hamd”
2) Tiga kali
HR. Daruqutni:
كاَنَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِذَا صَلَّى الصُبْحَ مِنْ غَدَاةِ عَرَفَةَ يَقْبَلُ عَلَى أَصْحَابِهِ فَيَقُوْلُ عَلَى مَكَانِكُمْ وَيَقُوْلُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَلِلهِ الْحَمْدُ فَيُكَبِّرُ مِنْ غَدَاةِ عَرَفَةَ إِلَى صَلَاةِ الْعَصْرِ مِنْ آخِرِ أَيَّامِ التَّشْرِيْقِ
“Rasulullah saw ketika usai shalat subuh pada hari arafah, beliau menghadap para sahabat, lalu bersabda: ‘Tetaplah dalam posisi kalian’ dan beliau berkata: “Allâhu akbar Allâhu akbar Allâhu akbar lâ ilâha illallâhu wallâhu akbar, Allâhu akbar wa lillâhi-l-hamd” beliau bertakbir mulai dari usai shalat subuh pada hari arafah sampai setelah shalat ashar dari akhir hari tasyriq”
____
Pak Heri Pesantren Lintang Songo Yogyakarta (3 Km selatan Kidfun Yogya)
– Visi :Pinter Umum, Faham Agama, Mandiri dan Bermanfaat.
-Sekolah/kuliah di luar, ngaji ala pesantren.
– Berlatih ketrampilan kamandirian milih 27 macam.