Oleh: Hasbi Indra
Kagetnews | Opini – Islam untuk kehidupan di bumi ideologinya di samping untuk Tuhan dan juga untuk kemanusiaan. Itu wujud Islam agama rahmatal lil alamien. Itu ideologi Islam di tengah kehidupan.
Memilih kata ideologi bukan kata yang lain guna menggerakkan muslim untuk soal kemanusiaan.
Tujuan diciptakan manusia ke muka bumi untuk ketuhanan dan kemanusiaan. Itu wujud hablumminallah dan hablumminannas.
Untuk itu muslim tidak cukup belajar ilmu tauhid tetapi juga belajar ilmu fiqh. Dua ilmu yang juga fundamental dalam Islam.
Untuk menerapkan hal itu mungkin kata yang bisa menggerakkannya untuk mengatasinya ada di kata ideologi. Ide adalah cita yang menjadi tekad untuk setiap muslim melaksanakannya.
Melalui ideologi itu agar muslim mengikuti jejak nabi Muhammad yang memanggil manusia tidak sekedar memberantas berhala yang disembah ini soal tauhid tetapi juga ada fenomena perbudakan manusia sikap yang tak memanusiakan manusia pada masa itu hal itu tak dibolehkan oleh ajaran islam.
Hasil dari kecerdasan muslim terhadap kajian kitab sucinya memunculkan ilmu tauhid dan juga hasil kecerdasan muslim memunculkan ilmu fiqih yang terus dikaji dan dipelajari hingga hari ini. Kajian secara keilmuan yang basisnya nash kitab suci dan kini juga dalam konteks sosiologis dan psikologis manusia dapat dipahami melalui lembaga pendidikan diharapkan terwujud dalam praktis kemanusian sebagai ideologi kehidupannya.
Muslim begitu lemah perhatiannya pada soal keadilan dan kemanusiaan di negeri ini dengan berbagai ironi yang dirasakan. Umat secara umum lemah kepeduliannya.
Begitu pula mereka yang ada di partai atau di partai Islam dan juga di ormas Islam tak ada kegelisahan massal dan menjadi gerakan terhadap setiap fenomena yang tak manusiawi di negeri ini. Misalnya soal wajah bangsa yang tengah disaksikan ada fenomena hutang yang jumlahnya 8000 triliun sangat membebani rakyat, korupsi yang jumlahnya kumulatif seribu triliun, kemiskinan serta pengangguran yang jumlahnya puluhan juta seharusnya menjadi sikap dan mereka bersuara tentang hal tersebut.
Tak muncul hal itu menjadi keprihatinan dan spirit sebagai gerakan untuk bersuara, ini kegagalan yang nyata perlunya memahami pesan ilmu tauhid dan dan ilmu fiqh yang seharusnya menjadi panggilan ideologi untuk mendorong bersuara akan hal itu di bangsa ini.
Memahami tauhid Tuhan yang mencintai manusia dalam bentuk kepedulian muslim terhadap kemanusiaan yang ini ada yang menyebut tauhid sosial atau tauhid kemanusiaan. Begitu pula hal yang sangat kental panggilan ilmu fiqh yang menggerakkan manusia hidup bermartabat dan hidup yang teratur dan tak sekedar hidup tapi hidup yang bisa mengolah alam dan mengolah dimensi manusia untuk kebahagiaannya di dunia.
Mengambil semangat Nabi Muhammad yang malamnya untuk Tuhan dan kehidupannya di siang hari untuk kemanusiaan, ini boleh jadi spirit ideologi hal yang yang sama juga yang menggerakkan manusia di masa Umayyah dan Abbasiyah yang disebut era peradaban Islam yang memancarkan ajaran Islam untuk Tuhan dan kemanusiaan.
Kehidupan Berbangsa
Umat punya ideologi yang kontekstual dan membumi di tengah kehidupan yakni untuk kemanusiaan yang juga pesan Tuhan yang tengah dialami bangsa yang kondisinya semakin parah bila hal itu tak menjadi ideologi yang mendasari umat melihatnya.
Cita bernegara yang telah dipesankan kitab sucinya panggilan yang diabaikan oleh umat termasuk oleh partai dan ormas terutama ormas Islam. Cita bernegara ada di Pancasila dan di konstitusi dasarnya tak mendorong untuk hal itu agar diraih padahal bahasanya sangat gamblang dan mudah dipahami oleh awam sekalipun.
Kegagalan untuk hal itu guna menjadi bagian ideologinya mengesankan umat tak pernah menjadi umat terbaik dan Islam tak menjadi rahmat bagi bangsa Indonesia. Memanggil mereka yang terdidik termasuk yang dipartai dan ormas Islam untuk rasa memiliki bangsanya. Bangsa yang semakin jauh dari cita konstitusi. Bangsa yang penuh ironi dalam soal kemanusiaan.
Pesan Tuhan yang tak mentolerir adanya soal kemanusiaan dimana masih ada puluhan juta manusia yang tak merasakan keadilan. Mereka menjalani hidup memeras keringat dan mereka hanya menyaksikan pesta kaum elitnya yang bertumpuh pada keringat mereka. Pesan keadilan dan kemanusiaan sebagai panggilan kitab suci tak menjadi ideologi bagi umumnya pemeluk agama Islam. Mereka hanya sekedar mengkaji tapi tak bersuara tentang kondisi yang ada mereka tak lakukan dan menyuarakannya untuk mereka umumnya umat beragama termasuk muslim.
Panggilan kemanusiaan pesan Tuhan yang layaknya menjadi ideologi yang senyatanya, harus disuarakan saat ini juga itulah peran strategis yang ditunggu dari mereka untuk keberadaan mereka yang nestapa di tengah bangsa.
Bogor Mei 2024.
Penulis adalah seorang akademisi dari UIKA Bogor.