Indahnya Silaturahmi Sedulur Alfatihah Alumnus Pon-Pes Miftahul ‘ulum Rajasinga Terisi Indramayu

Foto kolase Istimewa.

Bagikan

Kagetnews | Indramayu – Silaturahmi merupakan puncak simbolis persatuan umat Islam yang sangat berpengaruh pada masa depan generasi bangsa. Sejak sebelum idul fitri, jutaan umat Islam Indonesia bahkan dunia, sudah mempersiapkan silaturahmi. Diawali dengan pulang mudik ke kampung halaman, satu bukti bahwa silaturahmi memiliki daya magnet luar biasa. Semua orang tergerak hatinya untuk bersilaturahmi ke kampung halaman. Walaupun secara materil pada beberapa orang mungkin tidak memedai untuk membiayai keluarganya pulang ke kampung halaman.

Mengapa setiap tahun selalu dilakukan? Karena terkait dengan nilai silaturahmi dalam kerangka membangun kebersamaan antar keluarga, saudara, teman dan para guru-guru yang telah memberikan edukasi dunia akhirat.

Substansi pengertian silaturahmi memberikan pembelajaran kepada kita bahwa setiap manusia pada prisnsipnya bersahabat dan bersaudara. Puncak dari makna ini membentuk persaudaraan yang solid. Bukan hanya saat hidup di dunia tetapi hingga di akhirat nanti dengan lantunan doa.

Di antara motivasi silaturahim itu karena didasari dengan niat ikhlas. Seperti diungkapkan Syaikh Ibnu Athaillah (2010: 25) ikhlas itu ibarat signal. Tandanya bisa dilihat tetapi wujudnya tidak bisa diraba, apalagi dipegang. Amal kita bisa tetap hidup karena adanya baterai (niat), tetapi tidak menjamin terhubungnya kita dengan tujuan (Allah). Ikhlas lah yang menghadirkan kejernihan, keleluasaan, dan kebebasan diri kita dari rasa sempit dan tertekan. Dengan ikhlas, semua peserta silaturahmi rela mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, tenaga, pikiran bahkan rela berkorban jiwa raga demi bertemunya dengan sanak keluarga, kerabat, saudara, sahabat dan guru guru dengan selalu silaturahmi.

Hal lain yang memperkuat silaturahmi adalah naluri manusia selalu ingin bersama. Tidak ada manusia yang mampu hidup sendiri. Pasti membutuhkan orang lain. Untuk mencapai kebersamaan ini harus selalu dihubungkan tali silaturahmi agar tidak terputus. Quraish Shihab (2008 : 239) mengungkapkan bahwa tidak jarang hubungan antara mereka yang berada di kota dan di kampung sedemikian renggang-bahkan terputus-akibat berbagai faktor. Dengan mudik yang bermotifkan silaturahmi akan terjalin hubungan dan tersambung kembali.

Saat memasuki pasca Idul Fitri ini manifestasi silaturahmi dengan adanya halal bi halal. Seperti para Alumni Pondok pesantren Miftahul ‘ulum Terisi Rajasinga Indonesia yang tergabung dalam angkatan Alfatihah menyelenggarakan halal bihalal pada tanggal 26 April 2023 bertempat di Desa Rajasinga, Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu yang dihadiri oleh Para asatidzh dan Asatidzah, Alim Ulama serta Habib Abubakar Firdaus.

Silaturahmi tersebut bertemakan “Melalui Halal bi Halal Kita Tingkatkan Silaturahim untuk Mewujudkan Kebersamaan dalam Membangun Persatuan”.

Para peserta halal bi halal saat itu nampak dipenuhi suka cita, karena banyak di antara mereka saling melepas kerinduan yang sudah lama terbendung dan ada juga yang mengingat kenangan semasa menempuh pendidikan di pondok pesantren.

Betapa pentingnya tali silaturahmi ini, sehingga dijadikan momentum untuk membangun kebersamaan. Saat terjalin kebersamaan, maka segala problematika apapun akan bisa dicarikan solusi terbaik.

Esensi lain dari filosofi bersilaturahmi bahwa orang yang berbahagia itu, yakni yang baik di rumah, di masyarakat dan dalam kehidupan bernegara. Bahkan dikatakan pula orang yang benar itu selalu berkata benar, berbuat benar, dan selalu bersama orang-orang yang benar, maka akan termasuk husnul khotimah dan akan dimasukkan ke Surga-Nya. Itulah makna silaturahmi memperkuat kehidupan dengan kebenaran, sehingga daya magnet silaturahmi selalu merekat pada kehidupan, bukan hanya saat menapaki bulan Ramadan dan Idul Fitri tetapi menebarkan silaturahmi hingga akhir hayat.

Penulis: Caskiman

Berita lainnya