HUT RI Ke-77, Beberapa Aktivis di Indramayu Gelar Diskusi Kritis Pasca Kemerdekaan

Bagikan

Kagetnews | Indramayu – Beberapa aktivis daerah kabupaten Indramayu yang bergerak di bidang nelayan, media, lingkungan, dan literasi pemikiran gelar diskusi kritis dengan tema ‘Pasca Kemerdekaan: Wacana Kritis Pemuda dan Media Menghilang?’ Acara ini akan dilaksanakan pada 16 Agustus 2022 bertempat di kafe Setetes Kopi, Desa Tambi, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu.

Menurut keterangan Panitia Pelaksana, Muhammad Taufiq, Acara ini diselenggarakan dalam rangka menggugah kembali pemikiran ktitis pemuda khususnya yang ada di Indramayu.

“Dengan momentum peringatan HUT RI Ke-77, kami penyelenggara acara ingin mengajak para pemuda di Indramayu untuk menggugah kembali pemikiran kritisnya agar dapat berkontribusi dalam mengisi kemerdekaan Indonesia yang sudah dirasakan sekarang,” jelas Taufiq.

Di era kemajuan teknologi saat ini, menurut Taufiq sangat dibutuhkan pemikiran-pemikiran kritis. Karena pemuda tidak boleh begitu saja terlena dengan kenikmatan yang ada.

“Masalahnya, pemuda kita sekarang itu terlena, kenapa? Karena sekarang semua serba gampang, mau ini itu tinggal pencet hape. Kita jadi malas bergerak. Oleh karena itu timbullah sebuah generasi yang dinamakan kaum rebahan,” tutur Taufiq.

“Ya, mau tahu informasi apa aja tinggal searching di google. Kita melihat beragam berita yang dimunculkan di media. Ini yang perlu juga untuk kita kritisi. Kalau kita melihat langsung percaya, maka ini menimbulkan kedangkalan dalam berpikir,” tegas Taufiq.

Menurut Taufiq, pemikiran kritis akan membangun kesadaran seseorang sebagai manusia. Termasuk sebagai warga negara Indonesia. Di mana nalar kritis adalah sebagai denyut nadinya demokrasi.

Baca: Talk Show Menyambut HUT RI Bersama Anggota DPRD Indramayu

Dia melanjutkan, dalam penyampaian pemikiran kritis dibutuhkan juga peran media independen yang benar-benar menyuarakan aspirasi rakyat. Bukan hanya untuk melayani oligarki.

“Media sangat berpengaruh di masyarakat. Kita sangat membutuhkan media independen yang benar-benar melayani aspirasi rakyat. Jangan hanya melayani oligarki. Layanilah mereka juga yang dipinggirkan, komunitas-komunitas yang diabaikan, dan isu-isu mendasar yang disisihkan,” kata Taufiq.

Maka dari itu, melalui momentum peringatan hari kemerdekaan, Taufiq ingin menyelenggarakan sebuah diskusi yang khusus terkait pemuda kritis dan peran media yang saat ini menurutnya sudah mulai pudar.

“Semoga acara ini berjalan lancar dan ada ilmu yang bisa dibawa pulang serta dapat dijadikan referensi tindakan kedepannya,” pungkas Taufiq.

(Hidayat)

Berita lainnya