Oleh : KH. Heri Kuswanto
Kagetnews | Religi – Ada banyak hari yang dimuliakan dalam tradisi Islam, seperti malam lailatul qadar, malam nisfu Sya’ban, dan hari Jumat, atau malam Jumat.
Ada juga bulan-bulan yang dimuliakan Allah SWT, seperti, Ramadhan sebagai bulan turunnya Al-Qur’an atau bulan-bulan mulia dalam Islam (asyhurul hurum), yaitu Rajab, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram.
Jalaluddin As-Suyuthi dalam Husnul Maqshid fi Amalil Maulid, Ibnul Haj Al-Abdari Al-Maliki Al-Fasi :
Terdapat empat hikmah di balik kelahiran Nabi Muhammad saw (maulid) pada hari Senin, bulan Rabiul Awwal.
1) Pertama
Allah menciptakan pohon pada hari Senin. Karenanya, Senin mengingatkan pada penciptaan makanan pokok, rezeki, aneka buah, dan ragam kebaikan yang menjadi logistik dan asupan manusia serta menyenangkan hati manusia.
2) Kedua
Kata Rabi’ (pada lafadz Rabi’ul Awal) dilihat dari perspektif bahasa berarti musim semi sebagai isyarat dan optimistis. Hal ini sejalan dengan pernyataan Abu Abdirrahman As-Shaqli, bahwa “Setiap orang memiliki ‘nasib’ (baik) dari namanya.”
3) Ketiga
Musim semi (Ar-Rabi’) merupakan musim yang paling pas (adil) dan terbaik. Hal ini memberikan penjelasan mengenai syariat Nabi Muhammad saw yang paling adil (paling toleran).
4) Keempat
Allah swt memang ingin memuliakan waktu tersebut dengan kelahiran Nabi Muhammad saw. Seandainya Nabi Muhammad saw dilahirkan pada waktu mulia yang sudah ada, orang bakal mengira kemuliaan Nabi Muhammad SAW karena lahir pada waktu atau bulan mulia.
Umat Islam merayakan maulid Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk mengungkapkan rasa syukur dan bahagia atas kelahiran manusia paling mulia
____
Penulis adalah Pengasuh Pondok Pesantren Lintang Songo Yogya dengan kontak 0857 1645 8522. Serta berprofesi sebagai Dosen Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Annur Yogyakarta dan Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Yogyakarta (STAIYO). Kemudia menjabat di A’wan Syuriah PWNU DIY.