Dzat versus Zat

Gambar ilustrasi. (Sumber: Public Domain Pictures)

Bagikan

Oleh: Dr. Suhaeli., M.Si.

Kagetnews | Opini – Allah adalah Dzat bukan Zat. Sebagai Dzat keberadaan-Nya berbeda dengan Zat. Tidak ada wujud yang berasal dari Zat yang menyerupai-Nya. Di antara perbedaan Dzat dengan Zat adalah kekal karena tidak terikat dengan apa pun, termasuk dengan ruang dan waktu. Banyak Tuhan yang hancur karena berubah wujud menjadi materi, seperti keimanan Kaum Nasrani  terhadap Tuhan Yesus. Perubahan wujud menandakan ketidak-KEKAL-an. Konsekuensi lebih lanjut bahwa Dzat Allah tidak bisa diempiriskan. Pertanyaan: apa bukti adanya Allah  bisa dijawab dengan bukti tidak langsung, bukan bukti langsung sebagaimana materi.

Materi/Matter/Maadah

Dalam bidang ilmu pengetahuan alam (sains), zat atau materi adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Berdasarkan wujudnya, zat dibagi atas 3 jenis, yaitu zat padat, cair, dan gas.

Diketahui lebih lanjut bahwa Materi terbentuk dari atom, sedangkan atom terbentuk dari partikel elementer, seperti kuark, elektron, dan partikel gaya seperti gluon dan foton. Perkembangan sains akhirnya mengetahui juga bahwa materi bisa berubah bentuk menjadi energi.  Baik materi maupun energi membutuhkan ruang. Di dalam ruang terdapat dimensi lain, yaitu waktu. Dengan demikian, materi-energibtak terpisahkan dengan ruang-waktu.

Dzat/ذات

Menurut seorang pakar Leksikografi/Linguistik Arab yang bernama Louis Ma’luf, seorang Arab Kristen Katolik asal Lebanon dalam karyanya yang berjudul Kamus al-Munjid fil Lughah wal ‘Alam halaman 16 (terbitan Lebanon: Dar al-Masyriq, 1986), beliau mengatakan bahwa Allah: ismu al-Dzat al-Wajib-ul-Wujud (Allah itu adalah suatu nama dzat Yang Maha Ada yang menyebabkan segala sesuatu menjadi ada (the name of the dzat as Causa Prima).

Louis Ma’luf mendefinisikan bahwa lafaz Allah adalah nama Dzat, lalu apa itu Dzat?

Seorang ahli Linguistik Arab asal Jerman yang bernama Hans Wehr dan beragama Kristen Protestan dalam karyanya yang berjudul A Dictionary of Modern Written Arabic, halaman 314-315 (terbitan Munster, 1960) mengatakan bahwa istilah dzat dalam bahasa Arab artinya being, essence, nature, self: person, personality. Artinya kata dzat merupakan penyebutan kepada sebuah esensi, personal, pribadi atau sosok dan bukan penyebutan kepada sebuah materi yang memiliki masa dan menempati ruang.

Berdasarkan penjelasan dari dua pakar bahasa Arab yang berlatar bangsa Arab dan bangsa Barat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kata dzat bahasa arab sungguh jauh-jauh berbeda dengan zat dalam bahasa Indonesia. ***

Berita lainnya