Kagetnews | Jombang – Sebuah kisah inspiratif hadir dari ujung timur Nusantara. M. Sahrozzi, seorang putra petani dari Desa Batu Jangkih, Lombok Tengah, berhasil menorehkan prestasi membanggakan dengan meraih gelar magister pada Program Pascasarjana Universitas KH. Abdul Chalim Mojokerto.
Perjalanan panjang menuju kesuksesan ini dimulai dari latar belakang keluarga sederhana sebagai buruh tani. Namun, kondisi tersebut tidak pernah menyurutkan semangat M. Sahrozzi untuk menggantungkan mimpi setinggi langit.
“Pendidikan tidak menjamin masa depan, tetapi dengan pendidikan kita bisa menentukan masa depan,” ungkap M. Sahrozzi dengan penuh keyakinan.
Bagi pria yang kini telah menyelesaikan studi magisternya ini, pendidikan merupakan kunci utama transformasi sosial dan ekonomi. “Pendidikan merupakan jalan untuk bisa mengubah status sosial dan status ekonomi,” jelasnya lebih lanjut.
Perjalanan menuju cita-cita tidaklah mudah. M. Sahrozzi mengakui berbagai tantangan dan hambatan yang harus dihadapi, mulai dari tekanan finansial hingga berbagai rintangan lainnya. Namun, semua kendala tersebut justru memperkuat tekadnya untuk terus melangkah maju.
“Bagiku pendidikan bukan hanya tentang seremonial, tetapi bagaimana pendidikan menjadi alat pembebasan bagi mereka yang masih hidup dalam ketakutan dan kecemasan tentang masa depan,” tuturnya dengan filosofis.
Latar belakang sebagai anak buruh tani tidak pernah dianggap sebagai hambatan. M. Sahrozzi meyakini bahwa dengan kemauan yang kuat, Allah pasti akan membukakan jalan bagi hamba-Nya. Ia bahkan mengutip salah satu dialog dalam novelnya sendiri yang berjudul “Mengejar Mimpi”: “Bukankah matahari akan tetap bersinar, meskipun malam telah menutupinya?”
Selain meraih prestasi akademik, M. Sahrozzi juga aktif berkarya sebagai penulis. Hingga saat ini, ia telah menerbitkan 6 buku yang mencerminkan perjalanan hidupnya, di antaranya “Catatan Kecil Tentang Bayanganmu”, “Tuhan Aku Lelah”, “Takdir Membunuhku”, “Pendidikan Itu Tidak Penting”, “Mengejar Mimpi”, dan “Domba-domba Politik”.
Di bidang profesi, M. Sahrozzi mengabdikan dirinya sebagai guru swasta di Jombang. Pengalaman terakhirnya sebagai guru pendamping bagi siswa berkebutuhan khusus semakin memperkaya perjalanan kariernya. Ia menangani siswa yang didiagnosa Intellectual Disability (ID) di sebuah sekolah dasar swasta di Jombang, menunjukkan dedikasinya terhadap dunia pendidikan inklusif.
Menutup perbincangan, M. Sahrozzi menyampaikan pesan inspiratif yang menjadi pegangan hidupnya: “Masa depan tidak selamanya dikultuskan oleh status orang, tetapi masa depan ditentukan oleh siapa kita hari ini.”
Kisah M. Sahrozzi menjadi bukti nyata bahwa keterbatasan latar belakang bukanlah penghalang untuk meraih mimpi. Dengan tekad, kerja keras, dan keyakinan yang kuat, setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengubah nasib dan meraih kesuksesan.
Pewarta: Sofyan Taher
Editor: Taufid