Oleh: KH. Heri Kuswanto, M. Si.
Kagetnews | Religi – Dalam Kitab Rijalul Haular Rasul, Bilal bin Rabah adalah digambarkan sebagai pria kulit hitam, kurus kerempeng, tinggi jangkung, berambut lebat, dan bercambang tipis, selalu menundukkan kepala dengan air mata mengalir membasahi pipinya, dan berkata, “Saya ini hanyalah seorang Habsyi, dan kemarin saya seorang budak belian.”
Bilal bin Rabah memiliki kisah haru ketika memutuskan memeluk Islam, tepat sebelum dimerdekakan oleh Abu Bakar dengan emas sekitar 285,73 gr. ( jika sekarang, harga emas berkisar Rp 900.000/gram. Maka, jumlah yang dibayar Abu Bakar untuk membebaskan Bilal adalah 285,73 x Rp900.000 = Rp 257.157.000)
Bilal bin Rabah disiksa mati-matian oleh tuannya sampai seluruh tubuhnya dipenuhi dengan darah. Bilal pun disiksa di bawah teriknya sinar matahari. Meski demikian, siksaan-siksaan ini tidak menyulutkan keyakinannya untuk mengakui Allah sebagai Tuhan satu-satunya (Ahad) dan mengakui Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT.
Umayyah bin Khalaf pernah menyiksa dan membiarkannya di jemur di tengah gurun pasir selama beberapa hari. Di perut Bilal bin Rabah, diikat sebuah batu besar dan lehernya diikat dengan tali. Lalu, orang-orang kafir menyuruh anak-anak mereka untuk menyeretnya di antara perbukitan Mekkah.
Bilal bin Rabah selalu mengucapkan, “Ahad-Ahad.” Bilal menolak mengucapkan kata kufur (mengingkari Allah SWT). Abu Bakar membeli dan memerdekakannya, sementara Umar bin Khattab mengucap, “Abu Bakar adalah seorang pemimpin (Sayyid) kami dan dia telah memerdekakan seorang pemimpin (sayyid) kami.”
Bilal bin Rabah adalah muazin pertama kepercayaan Rasulullah SAW. Ia mendapat julukan Muadzdzin Ar-Rasul. Sosok Bilal bin Rabah dikenal sebagai umat yang sangat mencintai Nabi Muhammad SAW. Bilal sangat jatuh cinta kepada Rasulullah SAW.
Bilal bin Rabah sebagai sosok sahabat yang mencintai Rasulullah lebih dari segala-galanya. Baginya mencintai baginda Nabi sama halnya mencintai Allah SWT. Begitu besar rasa cintanya kepada Rasulullah, dikisahkan Bilal bin Rabah terakhir melakukan azan tidak pernah tuntas hingga ajalnya datang sejak Rasulullah wafat.
______
Heri Lintang Songo
0856 0121 5953
Dosen Institut Ilmu Al Quran, IIQ Annur Yogyakarta, Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam STAIYO Yogyakarta dan A’wan Syuriyah PWNU DIY.