Arus Listrik dalam Otak

Gambar Ilustrasi. (Sumber Pixabay)

Bagikan

Oleh: Dr. Suhaeli, M. Si.

Kagetnews | Ilmiah – Allah berfirman dalam surat Azzariyat, ayat 21, “وَفِي أَنْفُسِكُمْ ۚ أَفَلَا تُبْصِرُونَ Artinya, …dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?

Salah satu yang harus mendapat perhatian adalah otak. Melalui sistem neuronal atau seluler otak kita bisa menghasilkan arus listrik sebesar 12 volt selama hidup. Dengan demikian otak tidak perlu di-charge setiap saat, berbeda dengan laptop.

Pada ayat lain, Alqamar: 49 Allah berfirman, “اِنَّا كُلَّ شَىۡءٍ خَلَقۡنٰهُ بِقَدَرٍ Artinya, Sungguh, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.”

Berapa ukuran voltage arus listrik dalam otak?  Pakar neurosins sudah mengukur bahwa tegangan atau voltage arus listrik dalam setiap sel otak atau neuron hanya sebesar 0,07 volts.

Bisa dibayangkan seandainya tegangan/voltage arus listrik dalam otak umpamanya 220 V atau lebih. Mungkin rambutè geseng kabeh (Ra

Diambil dari bahasa Jawa dialek Indramayu yang artinya “rambutnya gosong semua-red) . والله اعلم بالصواب

Proses Terbentuknya Arus Listrik dalam Otak

Adanya Arus listrik di dalam tubuh tentu adanya generator sebagai sumbernya. Tidak seperti pusat pembangkit listrik buatan manusia, seperti PLTN, PLTA, atau generator, arus listrik dalam organ tubuh manusia,  seperti otak diketahui sebagaimana kutipan berikut ini.

“Otak adalah organ sistem saraf yang mengontrol semua mekanisme dan tindakan tubuh yang hidup. Pembangkitan listrik di otak dilakukan oleh sel yang disebut neuron. Nama lain dari neuron disebut sel saraf atau sel otak. Pergerakan ion (anion atau kation) yang disebut natrium dan kalium yang menutupi membran sel menyebabkan dihasilkannya potensial listrik (listrik) oleh sel saraf. Otak menghasilkan listrik dengan pergerakan ion untuk menjalankan berbagai fungsi tubuh. Listrik sangat penting bagi sel untuk mengirimkan sinyal melalui neuron. Akson melakukan transmisi sinyal atau sinyal aksi potensial sel saraf ke sinapsis neuron lain dengan melepaskan neurotransmiter.

Oleh karena itu, produksi listrik di otak digunakan untuk mengirimkan sinyal saraf ke sel melintasi sinapsis dengan bantuan zat kimia yang disebut neurotransmitter.

Kutipan tulisan di atas baru menjelaskan proses terbentuknya energi listrik, padahal yang terjadi dalam tubuh energi listrik berasal dari energi kimia. Bagaimana proses perubahan dari energi kimia menjadi energi listrik?

Perubahan energi pada tubuh manusia selanjutnya adalah perubahan energi kimia menjadi energi listrik. Dilansir dari Engineering LibreTexts, neuron adalah sel saraf yang mengubah energi kimia menjadi energi listrik.

Makanan memberikan energi kimia berupa ion-ion seperti Na+, K+, dan Cl-. Ion tersebut terkonsentrasi pada membran maupun celah neuron dalam komposisi yang berbeda. Neuron kemudian mengubah energi kimia tersebut menjadi energi listrik.

Energi listrik yang diubah neuron berupa sinyal-sinyal listrik yang dapat mengalir dalam sistem saraf. Sinyal listrik ini membawa informasi sensoris pada otak dan sumsum tulang belakang.

Juga, dapat berupa sinyal listrik yang membawa perintah dari sistem saraf pusat bagi seluruh jaringan tubuh.”

Materi ini sedianya akan dipaparkan pada khutbah Jumat di Masjid Ulil Albab, Universitas Wiralodra (Unwir) Indramayu. Namun, karena penulis sakit mendadak materi khutbah ini tidak tersampaikan. Maka dari itu penulis coba paparkan melalui portal Kagetnews.com.

Sumber:

https://www.kompas.com/skola/read/2022/04/20/140538069/perubahan-energi-pada-tubuh-manusia

https://homework.study.com/explanation/how-does-your-brain-generate-electricity.html#:~:text=Generation%20of%20electricity%20in%20brain%3A&text=The%20movement%20of

Berita lainnya