Oleh: Aditya Permana Sidik
Mahasiswa Pascasarjana Prodi Manajemen Pendidikan Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Kagetnews | Opini – Dalam era Society 5.0 telah terjadi transisi menuju masyarakat yang lebih terintegrasi dan berbasis teknologi, dimana manusia dan mesin bekerja sama untuk meningkatkan kualitas hidup dengan penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari, pada era society 5.0 dunia pendidikan harus berfokus tidak hanya pada penguasaan konten, tetapi juga pada pengembangan keterampilan berpikir kritis bagi peserta didik. Pemikiran kritis penting dalam membantu peserta didik memahami mana informasi yang valid dan relevan, serta mengenali hoaks atau berita palsu. Hal ini diharapkan dapat membangun pemahaman yang akurat tentang permasalahan dan fenomena yang terjadi di sekitar mereka.
Peran dari manajemen sekolah sangat penting dalam menetapkan visi yang menekankan pentingnya pemikiran kritis bagi peserta didik pada era society 5.0. Ini dapat diintegrasikan ke dalam misi sekolah untuk menciptakan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga mampu berpikir secara analitis dan kritis. Hal ini bertujuan untuk membentuk siswa yang SMART (Sehat, Mandiri, Asri, Religius dan Terdepan).
Ada peran yang dapat dilakukan oleh manajemen satuan pendidikan dalam upaya penanaman Pemikiran Kritis pada Siswa diantaranya dengan melakukan Pembentukan Tim Inovatif, Sekolah dapat membentuk tim yang fokus pada pengembangan metode pembelajaran yang mendorong pemikiran kritis. Tim ini dapat mengkaji dan menerapkan pendekatan pedagogis, seperti pembelajaran berbasis proyek dan diskusi kelompok yang mendorong siswa untuk berargumentasi dan mengevaluasi dari berbagai perspektif.
Selain itu penyediaan lingkungan belajar yang terbuka, karena satuan pendidikan harus mendukung pendekatan yang terbuka dan kolaboratif, di mana siswa merasa aman untuk berbagi ide dan berdebat. Lingkungan yang mendukung diskusi terbuka dapat memperkuat keterampilan berpikir kritis.
Selain itu Pengelolaan Sumber Daya Manusia juga harus menjadi fokus pada kajian ini, dimana satuan pendidikan harus memberikan pelatihan untuk pengembangan keterampilan bagi tenaga pendidik, dengan fokus pada pengembangan metode pengajaran yang efektif dalam menanamkan pemikiran kritis. Pelatihan ini bisa mencakup teknik pengajaran yang mendorong pertanyaan terbuka, analisis kritis, dan pengambilan keputusan bagi peserta didik.
Pada era Society 5.0, Ketergantungan yang tinggi pada teknologi dapat mengurangi kemampuan individu untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah secara mandiri. Ketika semua informasi dan solusi tersedia melalui perangkat digital, ada risiko siswa atau masyarakat menjadi kurang mampu dalam mengembangkan dirinya tanpa bantuan teknologi. Kemudian kemudahan akses informasi juga mempermudah penyebaran berita palsu (hoax) dan mis informasi terjadi dimasyarakat. Pada era ini banyak orang mengandalkan sumber informasi online, Sehingga sulit untuk memastikan kebenaran dan keakuratan informasi, jika tidak ditanamkan kebiasaan berfikir kritis.
Selain peran dari Manajemen Sekolah, Keterlibatan Orang Tua dan lingkungan masyarakat sama pentingnya dalam rangka memberikan penanaman pemikiran kritis pada peserta didik, dengan melibatkan orang tua dan masyarakat dalam proses pendidikan dapat mendorong diskusi yang memperkaya pengalaman belajar siswa. Ini juga membantu siswa melihat relevansi keterampilan berpikir kritis di dunia nyata.
Dapat disimpulkan bahwa peran manajemen sekolah dalam penanaman pemikiran kritis di era Society 5.0 sangatlah vital. Dengan menetapkan visi yang jelas, membentuk tim inovatif, menyediakan lingkungan belajar yang terbuka, dan memanfaatkan data untuk pengambilan keputusan, manajemen sekolah dapat menciptakan siswa yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga mampu berpikir kritis.
Keterlibatan orang tua dan masyarakat semakin memperkuat upaya ini, memastikan bahwa siswa siap menghadapi tantangan dan peluang di masa depan. Dalam dunia yang terus berubah, pendidikan yang menekankan pemikiran kritis akan menjadi fondasi penting bagi generasi mendatang.