Al Quran & Superioritas dari Masa ke Masa (Bagian 4)

Gambar ilustrasi. (Sumber Pixabay)

Bagikan

Kagetnews | Religi – Ketika Al Quran tidak bergandengan dengan kekuasaan sehingga tak mampu menjadi Ahsanulhukmu, ekseksekutor tuntas dalam setiap problem apapun, karena akan dibayangi atau dihalangi oleh penguasa yang tak sejalan ideologinya, maka harus dikembalikan sebisa mungkin kepada watak karakteristik aslinya yang orsinil, dengan memandang pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut.

Nabi/Rosul sebagai Qori dan pelaksana awal, sama-sama tahu tidak berdaulat awalnya
Al Quran sebagai kitab yang mengoreksi kitab sebelumnya dan mengoreksi prilaku dari Raja sampai rakyat jelata.

Dari Al Quran tersebut lahirlah watak dan prilaku yang ada pada beliau, watak pertama berjiwa hurriyatunnaf/ berjiwa merdeka, artinya yang menggerakkan bukan orang yang tersandera.

Watak Kedua, memiliki send off crisis, punya kepedulian “man yahtim bilbamril muslimin falaiysa minhum”

Ketiga watak Syaja’ah/ berani, bagaimana akan menggedor ,merombak status quo klo pembaca dan pelaksananya penakut alias taklid buta akhirnya stagnan

Keempat memiliki intelegenty kecerdasan yg tinggi, karena sepeninggal Nabi akan selalu ada Jihad dan Ijtihad seperti kasus demokrasi misalnya.

Kecerdasannya dalam mensikapi kasus perkasus dengan detail ia mencoba mengkroscek peristiwa demi peristiwa saat Nabi era Lemah.

Watak tersebut dapat berhitung manfaat dan mudhorotnya lawan disekeliling kita ketika pengulangan Ahzab/sekutu kesekian kalinya.

Watak puncak atau terakhir adalah, stoplah kesombongan kita,stop penyakit Ashobiyyah, Bermusyawarahlah, konsensus itu adalah menjadi Sunnah waljama’ah.

Maka bersabarlah jika sedang mengamalkan watak-watak tersebut, sebagaimana surat Al Mulk ayat 2.

ۨالَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ

Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun.

Apabila kita memiliki watak tersebut, Insyaa Allah akan dibukakan kemenangan yang nyata untuk kita semua. inna Fatahna laka fathammubiina… Selesai.

Penulis adalah Alfaqir, Senopati ing Alogo Damar Wulan.

Berita lainnya