Kagetnews | Indramayu – Aksi mahasiswa yang digelar BEM Nusantara Jawa Barat (Bemnus Jabar) pada Jumat 28 Agustus 2025 sempat berlangsung tegang di depan Polres Indramayu. Sekretaris Daerah Bemnus Jabar, Rokhmat Firdaus, menegaskan bahwa keberadaan massa di lokasi tersebut bukan untuk menyerang kepolisian, melainkan sebagai aksi simbolik mengenang almarhum Affan Kurniawan, seorang driver ojek online yang meninggal dunia beberapa waktu lalu.
“Kami melakukan aksi simbolik di depan Polres, bukan untuk menyerang kepolisian, melainkan sebagai bentuk penghormatan dan pengingat atas meninggalnya almarhum Affan Kurniawan. Beliau adalah korban nyata dari ketidakadilan sosial dan lemahnya perlindungan negara terhadap rakyat kecil,” tegas Rokhmat.
Namun dalam kesempatan yang sama, Rokhmat juga menyoroti kasus terbaru yang mengguncang Indramayu, yakni oknum polisi bernama Alvian Sinaga yang tega menghabisi nyawa seorang wanita lantaran terlilit hutang. Menurutnya, kasus ini tak bisa dipisahkan dari maraknya jeratan Pinjaman Online (Pinjol) dan Judi Online (Judol) yang kian merusak mental aparat maupun masyarakat.
“Kasus Alvian Sinaga menjadi tamparan keras bagi institusi kepolisian. Seorang aparat penegak hukum bisa berubah menjadi pelaku kejahatan karena terlilit hutang, diduga akibat Pinjol dan Judol. Ini bukti bahwa masalah sosial-ekonomi yang dibiarkan liar bisa berubah menjadi tragedi kemanusiaan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Rokhmat juga menyampaikan kekecewaan mendalam terhadap oknum personel Kodim Indramayu. Pasalnya, ketika salah satu kawan mahasiswa meminta perlindungan dan menjadikan oknum Kodim sebagai saksi bahwa dirinya sedang memantau jalannya aksi, justru dibiarkan tertangkap dan dipukuli.
“Kami benar-benar kecewa pada sikap personel Kodim Indramayu. Bukannya melindungi atau menjadi saksi kebenaran, mereka malah membiarkan kawan kami tertangkap hingga dipukuli. Ini menambah luka dan menunjukkan betapa lemahnya komitmen aparat dalam melindungi rakyat,” tegas Rokhmat.
Ia menegaskan, dua peristiwa berbeda ini antara Affan sebagai korban ketidakadilan, dan Alvian sebagai potret rapuhnya aparat karena jeratan ekonomi menjadi alarm bahwa Indramayu sedang darurat keadilan sosial.
Selain itu, aksi Bemnus Jabar ini tetap konsisten menyerukan #”Bubarkan DPR” karena lembaga legislatif dianggap gagal menghadirkan solusi konkret atas persoalan rakyat.
“DPR gagal menghadirkan regulasi yang berpihak kepada rakyat, gagal mengontrol aparat, gagal pula mengantisipasi maraknya Pinjol dan Judol yang menghancurkan generasi. Maka, seruan kami jelas ‘Bubarkan DPR’,” pungkas Rokhmat.
Pewarta: Taufid