Oleh : KH. Heri Kuswanto
Kagetnews | Religi – Ketika kaum muslimin mulai hijrah ke Madinah, Abu Bakar pergi menghadap Rasulullah SAW dan berkata, “Wahai Rasulullah, izinkanlah aku untuk berhijrah”.
Rasulullah SAW kemudian berkata, “Tunggulah, semoga Allah memberi seorang teman untukmu,”
Abu Bakar gembira jika kelak menjadi teman hijrah Rasulullah SAW. Ia lalu pergi membeli dua ekor unta dan menggembalakannya, sembari menunggu tiba waktu untuk berhijrah.
Hingga pada suatu hari Rasulullah SAW menemui Abu Bakar dan berkata, “Wahai Abu Bakar, sesungguhnya Allah telah mengizinkanku berhijrah,”
Abu Bakar Ash-Shiddiq berkata, “Bolehkah aku menemanimu wahai Rasulullah?”
Rasulullah SAW menjawab, “Temanilah aku wahai Abu Bakar,”
Sayyidah Aisyah mengatakan, “Dalam hidupku aku tidak pernah melihat seorang pun yang menangis lantaran gembira, sebagaimana menangisnya Abu Bakar. Padahal sungguh, itu merupakan perjalanan maut yang bisa mengancam nyawa Abu Bakar. Meskipun demikian, Ia malah menangis bahagia karena akan menemani Rasulullah SAW dalam perjalanan tersebut,” ”
Abu Bakar Ash-Shiddiq mengambil semua hartanya sebagai bekal perjalanan. Sehingga, Abu Bakar tidak meninggalkan bekal apapun untuk keluarganya. Beliau pasrahkan dengan ikhlas perlindungan keluarganya hanya kepada Allah SWT. Karena kecintaan terhadap agamalah yang mendorong Abu Bakar untuk melakukan semua ini.
Gua Tsur menyaksikan saat Nabi dan sahabatnya saling menjaga dalam perjalanan panjang itu. Abu Bakar bahkan merelakan jempol kakinya disengat kalajengking.
“Waktu memangku Nabi yang sedang tidur, Abu Bakar melihat di dekat jempol kakinya ada lubang. Dari lubang itu akan keluar kalajengking besar yang siap menyengat. Abu Bakar segera menutup lubang itu dengan ibu jari kakinya,” tulis situs tersebut.
Sengatan kalajengking diceritakan sangat sakit dan dapat dirasakan hingga ulu hati. Tubuh sang khalifah menggigil dan bergetar demikian hebat hingga membangunkan Rasulullah SAW.
Nabi yang terbangun kemudian mengetahui yang terjadi pada sahabatnya dan melakukan pertolongan. Sang nabi dikisahkan mengeluarkan bisa dari tubuh Khulafaur Rasyidin tersebut dan mengobatinya.
Gua Tsur yang menjadi tempat persembunyian Nabi SAW saat hijrah berada di salah satu puncak gunung tertinggi di Makkah. Gua ini berada di ketinggian 1400 meter.
Gua Tsur berbentuk persis periuk terbalik dengan lorong yang sangat sempit. Jabal Tsur hanya bisa dimasuki dengan posisi tiarap, bukan jalan seperti gua lainnya. Saat di dalam, posisi tubuh hanya bisa duduk.
Abu Bakar sempat dikisahkan sangat khawatir tertangkap karena bisa melihat kaki pengejarnya dari golongan kafir Quraisy. Nabi Muhammad SAW menegaskan tidak perlu khawatir karena mereka selalu dilindungi Allah SWT.
Peritiwa ini diceritakan dalam Al QS At Taubah ayat 40.
إِلَّا تَنصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ ٱللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ثَانِىَ ٱثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِى ٱلْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَٰحِبِهِۦ لَا تَحْزَنْ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَنَا ۖ فَأَنزَلَ ٱللَّهُ سَكِينَتَهُۥ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُۥ بِجُنُودٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ٱلسُّفْلَىٰ ۗ وَكَلِمَةُ ٱللَّهِ هِىَ ٱلْعُلْيَا ۗ وَٱللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.” Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Setelah kondisi aman, Rasulullah melanjutkan perjalanan menuju Madinah bersama Abu Bakar menggunakan unta.
Bekal selama dalam perjalanan telah disiapkan Asma dan Aisyah, dua putri Abu Bakar. Sang khalifah pertama tersebut juga merelakan sisa kekayaan miliknya untuk bekal selama hijrah.
Setelah Nabi, para sahabat dan umat Islam saat itu ikut pindah menuju Yastrib nama Madinah di masa lalu. Usai hijrah, dakwah Islam makin baik hingga bisa melampaui Jazirah Arab.
____
Penulis adalah Pengasuh Pondok Pesantren Lintang Songo Yogya dengan kontak 0857 1645 8522. Serta berprofesi sebagai Dosen Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Annur Yogyakarta dan Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Yogyakarta (STAIYO). Kemudia menjabat di A’wan Syuriah PWNU DIY.