Kagetnews | SBB – Organisa Masyarakat (Ormas) Saka Mese Nusa Student Association selenggarakan dialog publik soal politik bersama para kandidat bakal calon Bupati dan Wakil Bupati melalui vritual zoom, Sabtu, 6 Juli 2024.
Dialog ini dihadiri oleh perwakilan dari OKP Cipayung, BEM Sejajaran perguruan tinggi di wilayah SBB dan sejumlah masyarakat. Banyak aspirasi-aspirasi di sampaikan oleh para kaum intelektual dan masyarakat persoalan yang terjadi di Kabupaten SBB.
Dialog ini diisi oleh tiga narasumber yakni Dominggus J Risaputty selaku Bakal Calon Bupati, Farida Rahangiar selaku Bakal Calon Wakil Bupati, dan Taher Bin Ahmad selaku Bakal Calon Wakil Bupati.

Potret Farida Rahangiar, bakal calon wakil bupati Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).
Dalam materinya, Farida Rahangiar selaku bakal Calon Wakil Bupati Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), menjelaskan SBB sebagai episentrum peradaban mesti dibangun dengan rasa saling memiliki, mepertahankan yang ada, yang hilang di kembalikan, pulihkan serta di cerahkan agar menjadi kemajuan bersama.
Menurut Rahangiar, bagaimanapun keberagaman yang ada saat ini merupakan maha karya para pendiri semenjak mereka membangun gagasan dan niat baik sebagai dasar peletakan Saka Mese Nusa. Dengan Kekuatan yang didasari cinta dan ketaatan membangun semua potensi diri, serta sumber lainya.
“Kabupaten Seram Bagian Barat sebagai epicentrum adalah sebuah kehendak zaman dan generasi masa ke masa. Maka Marilah sama-sama kita berikrar atas tujuan baik mempertahankan peradaban negeri tercinta untuk kita wariskan kepada anak cucu kita,” kata Rahangiar.
Alwi Abdullah Lussy, salah satu peserta mengatakan, sejak berdirinya kabupaten seram bagian barat pada 18 Desember 2003 hingga saat ini, banyak sekali ketimpangan yang tidak bisa diselesaikan dengan efesien, sebab para elit politik kita mencabuli kabupaten Seram Bagian Barat dari seluruh sektor.
“Semenjak berdirinya Kabupaten Seram Bagian Barat, tidak ada kesetaraan baik dari sisi Sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan, hingga infrastruktur pembangunan. Akhirnya berdampak buruk terhadap pertumbuhan pembangunan di SBB,” kata Lussy.
Lantas pemimpinan mana yg harus kita percayai sedangkan 20 tahun kabupaten seram bagian barat berdiri di Bumi Saka Mese Nusa namun tidak ada satupun para pemimpin SBB membawa bahtera saka mese nusa kearah yang berkemajuan, lanjutnya.
Ketua Panitia Pelaksana, Ayu Tebiary mengatakan, dialog politik ini menjadi sarana edukasi forum informasi kepada masyarakat guna mengetahui penyampaian gagasan besar dari para calon Bupati Kabupaten Seram Bagian Barat.
“Dialog ini merupakan Langkah awal kami untuk menjadikannya sebagai sumber informasi masyarakat dengan para bakal calon yang akan memimpin SBB nantinya dan semoga di forum ini dapat melahirkan gagasan – gagasan besar untuk membangun Kabupaten Seram Bagian Barat 5 tahun mendatang,” harapnya Ayu.
Menjadi seorang kepala daerah dituntut untuk memiliki sebuah visi-misi yang jelas dalam rangka membangun daerah serta masyarakatnya. Tak hanya sekedar visi-misi membangun saja, namun juga seorang pemimpin daerah harus mampu menyatukan seluruh kekuatan masyarakat serta memaksimalkan potensi daerah demi kesejahteraan bersama. *** (Adit)






















