Kagetnews | Indramayu – Kebocoran pipa Pertamina di Desa Lombang, Kecamatan Juntiyuat, lndramayu, Jawa Barat disikapi serius oleh Lembaga Reklsassering (LRI) dan GMPAR Kabupaten Indramayu, pada selasa (18/06/2024).
Kedua organisasi tersebut sampai turun langsung meninjau ke lokasi kebocoran pipa tersebut yang menurut warga setempat mengakibatkan pencemaran sungai dan saluran irigasi di wilayah tersebut.
Menurut Abdul Rokhim (Abro) Ketua Lembaga Reklsassering (LRI, dan Ratno Ketua Umum GMPAR, meskipun sejak Jumat pagi pihak pertamina sudah turun tangan untuk membersihkan, namun juga meminta kepada pihak pertamina untuk lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan, baik di area darat maupun di area laut disekitar wilayah yang terdampak di Kab.lndramayu tersebut.
Pipa milik pertamina yang ada di lndramayu pun diminta untuk di cek secara rutin dan berkala (Recovery) untuk mencegah terjadinya kebocoran kembali, kata Abro serta Ratno.
Atas semua pipa-pipa yang ada di lndramayu harus di maintenance, harus dicek dengan benar untuk pipa yang ada di darat juga dilaut.
“Itu harus di cek karena kita tidak tahu usia dari pipa itu sudah berapa lama, dan sejatinya pihak pertamina harus memiliki tim profesional untuk Recovery terhadap pipa-pipa mana saja yang harus segera diganti,” imbuh keduanya.
Diketahui pipa yang mangalami kebocoran merupakan pipa yang menghubungkan stasiun pengumpul utama (ESPU) A/MGS/Balongan KP10.
Walaupun berbagai prosedur telah ditempuh antara lain dengan pemasangan Safety Lane di area kebocoran serta pemasangan Clamp untuk menghentikan kebocoran, Namun tetap saja hal itu tidak serta merta bisa dianggap kejadian biasa saja, Tetapi hal tersebut bisa dianggap merupakan sebuah kelalaian.
Abro, Ketua LRI dan Ratno Ketua GMPAR menegaskan, hal tersebut adalah bagian dari ketidak profesionalan Pertamina dalam mengawasi jalur pipa secara berkala, karena bisa saja kejadian ini sering terjadi, akan tetapi jarang terpantau/terekspos,” pungkas Keduanya. *** (Thoha)