Oleh: Mulyawan Safwandy Nugraha
(Pengamat dan Pengguna Transportasi Publik
Dosen PPs UIN Sunan Gunung Djati Bandung)
Kagetnews | Opini – Kecelakaan maut yang baru-baru ini melibatkan bus SMK Lingga Kencana di turunan Ciater, Subang, mengingatkan kita semua akan pentingnya keselamatan dalam transportasi publik. Insiden tragis ini tidak hanya mengakibatkan kehilangan nyawa sebanyak 11 orang, tetapi juga memicu pertanyaan serius tentang standar keamanan dan perawatan kendaraan yang digunakan. Kita harus memulai dengan evaluasi ketat terhadap kondisi fisik dan mekanis semua bus yang beroperasi. Pemerintah bersama badan terkait harus memastikan hanya kendaraan yang memenuhi standar keselamatan yang boleh mengangkut penumpang.
Di sisi lain, pengemudi bus memiliki peranan krusial dalam keselamatan. Mereka harus mengikuti pelatihan keselamatan yang komprehensif, yang tidak hanya menekankan pada kemampuan mengemudi, tetapi juga pengambilan keputusan cepat dalam situasi darurat. Pendidikan berkelanjutan untuk pengemudi harus diwajibkan agar mereka selalu mengikuti praktik terbaik dan adaptif terhadap perubahan regulasi.
Pengawasan bus juga harus diperketat. Baik terhadap bus umum atau bus pariwisata. Pemerintah harus hadir memastikan keamanan terhadap kedua jenis bus tersebut. Jangan sampai saling melempar tanggung jawab. Apakah ini kewenangan Pusat (kementrian perhubungan) ataukah kewenangan daerah dishub pemprov/pemkot/pemkab). Kita harus sepakat bahwa keselamatan nyawa di dalam transpotasi publik harus lebih diutamakan ketimbang urusan birokrasi seperti ini.
Instansi pemerintah perlu meningkatkan frekuensi dan ketelitian inspeksi bus, dilakukan secara berkala dan secara acak. Hal ini memastikan semua bus dalam kondisi prima sebelum dioperasikan. Di era teknologi, penerapan sistem telematik untuk melacak kondisi kendaraan secara real time bisa sangat membantu. Sistem ini memberikan peringatan dini terhadap potensi masalah mekanis, memungkinkan perbaikan sebelum kegagalan terjadi.
Infrastruktur jalan juga perlu perhatian. Pemerintah harus memastikan bahwa semua jalan, khususnya yang sering dilewati oleh bus, dalam kondisi yang memadai dan aman. Upaya peningkatan infrastruktur di lokasi turunan curam, seperti di Ciater, harus menjadi prioritas untuk menghindari kecelakaan serupa di masa depan.
Kesadaran publik tentang keselamatan transportasi juga penting. Kampanye kesadaran harus menyasar pengetahuan dan tanggung jawab penumpang dalam memilih operator bus yang mematuhi standar keselamatan yang tinggi. Selain itu, regulasi industri transportasi perlu diperketat, memastikan bahwa setiap perusahaan transportasi memiliki rekam jejak yang baik dalam menjaga keselamatan penumpang dan staf.
Sistem pelaporan keselamatan yang efektif dan mudah diakses oleh publik serta pekerja industri transportasi sangat penting. Ini harus memungkinkan pelaporan masalah keselamatan yang mudah dan respons cepat dari otoritas terkait untuk menangani laporan tersebut.
Dengan kejadian seperti ini, jangan sampai mematikan bisnis pariwisata. Tentu sikap bijak menanggapi masalah ini perlu dilakukan dengan seksama. Tragedi bus SMK Lingga Kencana harus menjadi titik tolak untuk refleksi dan perbaikan di sektor transportasi publik.
Dengan kerja sama yang erat antara pemerintah, industri transportasi, dan masyarakat, kita dapat membangun sistem transportasi yang lebih aman dan mencegah terulangnya tragedi serupa di masa depan. Keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama dalam pengelolaan transportasi publik.