Kagetnews | Bogor – Ragam tradisi membangunkan warga untuk makan sahur sudah ada sejak jaman dahulu bahkan jauh di jaman Rasulullah juga pernah ada.
Dibeberapa daerah namanya berbeda-beda sesuai dengan ala kebudayaan masing-masing, tujuannya untuk membangunkan warga agar tidak kesiangan atau terlambat dalam bersahur
Keseruan ini tampak unik dengan irama musik ala kadarnya yang ditabuh mulai dari arakan bedug hingga botol dan panci ditabuh dengan cara berkeliling sambil berteriak, ” Sahur… sahur.. sahur “.
Kegiatan sahur ini sangat dinantikan oleh para Pemuda Pemudi RT 06 RW 01 Desa Cibadak Ciampea. Karena setiap tahunnya mereka turut membantu membangunkan warga sekitar.
Uniknya, pemuda pemudi RT 06 RW 01 warga Cibadak itu sebelum memulai aksinya, mereka terlebih dulu melakukan tadarus bersama sampai dengan pukul 02.00 Wib.
Baru setalah itu, sekitar pukul 02.30 WIB mereka berhenti tadarus dan mulai menyiapkan alat-alat, seperti bedug, botol sirup, dan panci, agar orang yang mendengarnya terbangun.
setelah semua sudah siap mereka mulai berkeliling kampung memainkan alat-alat nya. Pasukan pemuda-pemudanya memainkan alat musiknya dan pemudi-pemudinya berteriak,
“Sahur sahur, sahur sahur, sahur sahur, ayo kita sahur. ibu-ibu bapak-bapak yuk kita bangun sahur, besok kita akan berpuasa. berpuasa kita akan dapat pahala, tidak puasa akan dapatkan dosa, ” suara pemudi Cibadak saat membangunkan sahur.
Mereka menyusuri setiap gang di kampungnya dengan terus menyanyikan lagu khas sahur, sesekali mereka berhenti di tempat lapang untuk sekedar beristirahat sejenak.
Meski terkesan bising dan menggangu waktu tidur, namun tradisi bangunin sahur ini rupanya disambut baik oleh warga. Bahkan tidak sedikit warga yang keluar rumah untuk menyaksikan kelompok pemuda pemudi beraksi.
Beberapa anak-anak hingga orang dewasa pun antusias ikut berkeliling kampung untuk membangunkan sahur. Keseruan tradisi sahur makin terasa saat sejumlah ibu-ibu dengan sukarela memberikan makanan kepada pasukan sahur, setelah semua gang kampung dilewati, pasukan sahur kembali ke tempat awal mereka berkumpul yakni mushola tempat mereka melakukan tadarus sebelumnya.
Lalu setelah itu, mereka dengan tertib merapikan alat-alat sahur di gudang mushola sebelum mereka membubarkan diri pulang ke rumah masing-masing untuk melakukan sahur dengan keluarga. *** (Arif)