Bilal Rindu Nabi Muhammad (Bagian 3)

Kaligrafi Bilal bin Rabah. (Istimewa)

Bagikan

Kagetnews | Religi – Kemudian segera datang dua anak kecil menghampiri Sayyidina Bilal bin Rabah diantara kedua tangannya sambil mengatakan “Wahai kakak laki-laki saya,” Sayidina Bilal terkejut melihat tangan kanannya disentuh oleh Sayidina Hasan dan tangan kirinya Sayyidina Husein.

Baca: Bilal Rindu Nabi Muhammad SAW (Bagian 1)

Baca: Bilal Rindu Nabi Muhammad (Bagian 2)

Sayyidina Bilal pun mengangkat tangannya “Ya Allah, terima kasih, aku rindu Nabi tercinta dan telah mengirimi saya seorang pria yang dikasihi oleh Nabi sambil menolehkan wajahnya menghadap ke Hasan, dan Sayyidina Hasan di berdirikan lalu Bilal melihat wajah Hasan lalu melihat kaki Husein, lalu berpindah ke wajah Hasan lalu menoleh lagi ke kaki Sayyidina Husein, karena ketahuilah wajah Hasan sangat mirip dengan Rasulullah dan kaki Husein sangat mirip dengan Rasulullah Muhammad SAW.

Seketika itu, Bilal bin Rabah RA kembali meneteskan air matanya karena kehadiran kedua cucu Rosulullah Muhammad SAW yang mana pada keduanya terdapat kemiripan pada bentuk fisik Nabi Muhammad SAW. “Ya Rasulallah, benar-benar bau keringat yang kutemukan di cucumu sang Utusan,” ucap Bilal.

Tiba-tiba, Sayyidina hasan dan Husein berbicara “Bilal, saya rindu mendengar adzan Anda, bagaimana Anda adzan.” Sayyidina Bilal bingung dan berpaling kepada Sayidina Abu Bakar dan ‘Umar. Sayyidina Umar dan Sayyidina Abu Bakar berkata, “Lakukanlah, hubungan baik antara teman dan cucu Nabi,” Sayidina Abu Bakar dan Umar senada mengatakan “Lakukanlah,”

Maka Sayidina Bilal berpaling kepada dua cucu Rasulullah, “O Hasan dan Husein, sebelum Anda bertanya, Khalifah dan wakilnya bertanya kepada saya adzan tapi saya menolak tapi karena penanya sekarang Anda adalah Hasan dan Husein saya tidak berani menolak, karena saya takut jika saya menolak permintaan Anda, saya takut akan ditolak karena adzan di depan Nabi di surga nanti. “

Sampai saat adzannya Sayidina Bilal bin Rabah, waktunya telah ditentukan, beberapa orang sudah datang untuk menunggu kumandang adzan dari Bilal. Tiba-tiba ada orang yang berdiri dalam waktu salat, ada orang yang berdiri, orang itu berkulit hitam tapi terpancar dari kegelapan cinta ini kepada Rasulullah, orang melihat Bilal berdiri di tempat yang dulu Ia berdiri.

Suasananya saat itu membuat nostalgia dalam benak Sayidina Bilal bin Rabah dan para sahabat yang hadir saat itu, maka semakin kuat ingatan mereka kepada Rasulullah sehingga mereka yang hadir di masjid mulai menangis dan berjalan Sayyidina Bilal menerobos garis lalu menuju ke menara. Ketika Sayyidina Bilal di atas, tampaknya, di atas Sayyidina Bilal mengoceh dengan air mata yang menetes, kemudian melihat ke tempat Rasulullah, dari tempat itu dan Sayyidina Bilal hanya bisa menutup matanya dan mencoba untuk mencuci air matanya, “Dulu saya melihat Rasulullah di sana.” ucapnya.

Orang-orang yang berada di Masjid mengatakan bahwa tidak ada yang menangis di Madinah lebih dan lebih mengerikan dari itu (tangisan Bilal) Akhirnya Sayidina Bilal memulai adzannya “Allahu akbar allahu akbar”, suara ini terdengar dimana-mana dan benar-benar seiring dengan suaranya Bilal dalam masyarakat simultan ada suara dari jemaah yang sedang menangis.

Sayidina Bilal pun melanjutkan adzannya, “Allahu Akbar Allahu akbar” para peziarah sambil menanggapi tangisan Sayidina Bilal semakin keras bahkan di antara mereka yang tidak sadarkan diri. Apa yang membuat mereka menangis? Apa yang membuat mereka seperti itu? Ingatlah Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam. Karena segala sesuatu yang terjadi pada saat itu mengingatkan ingatannya kepada Nabi Muhammad.

Sayidina Bilal melanjutkan adzan beliau sehingga sampailah adzan beliau Asyhadualla ilaha ilallah Asyhadualla ilaha ilallah, suara tangis semakin banyak hingga sampailah Sayidina Bilal bin Rabah ke kalimat Asyhaduanna Muham … hilanglah suara Sayyidina Bilal ternyata Sayidina Bilal pingsan saat itu, di saat menyebut kalimat Muhammad dan ternyata, ketika Sayyidina Bilal menyadari hanya bisa mengatakan “Terus saya tidak bisa terus.”

Masyaa Allah, kisah cinta dan kerinduan untuk Sayidina Bilal bin Rabah kepada Nabi besar Rasulullah Muhammad SAW. Semoga dengan kisah ini, yakni kisah cinta sang Nabi mampu menghadirkan Rasulullah SAW dalam kehidupan kita sehari-hari.

______

Heri Lintang Songo
Kontak 0856 0121 5953
Dosen Institut Ilmu Al Quran, IIQ Annur Yogyakarta, Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam STAIYO Yogyakarta dan A’wan Syuriyah PWNU DIY.

Berita lainnya