Oleh: KH. Heri Kuswanto
Kagetnews | Religi – Syafaatnya Hari Qiyamat adalah Kasih Sayang Nabi Muhammad yang terindah pada umatnya. Dalam Hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim:
“Setiap Nabi pasti memiliki doa mustajab. Hanya saja mereka menyegerakan doa mereka di dunia. Namun, aku menunda doa itu demi menolong umatku pada hari kiamat. Insyaallah, doa itu akan terwujud,”
Selanjutnya dalam hadis yang diriwayatkan oleh Al-Tirmidzi juga menegaskan terkait Syafaat Nabi Muhammad dihari kiamat nanti, yakni:
“Aku diberi pilihan antara syafaat dengan masuknya separuh umatku ke surga. Namun, aku memilih syafaat. Sebab, syafaat lebih menyeluruh dan lebih banyak. Mungkin saja kalian mengira sayafaatku hanya untuk orang-orang bertakwa? Tidak. Tetapi juga untuk orang-orang yang berdosa,”
Para ulama menyebutnya “syafaat uzhma” atau syafaat paling agung (karena meliputi seluruh makhluk mulai dari generasi pertama hingga generasi terakhir)
Kemudian, dalam HR Bukhari dan Muslim dikisahkan juga tentang syafaat para Nabi dan Rosul Allah, dalam hadis tersebut hanya Nabiyullah Muhammad saja yang bisa memberikan syafaat, berikut isi hadisnya:
Dikumpulkanlah seluruh manusia dalam sebuah pelataran luas, mulai manusia pertama hingga yang terakhir. Matahari begitu dekat hingga mereka tak sanggup lagi menanggung penderitaan dan kepedihan. Mereka bertanya, “Apakah kalian tidak melihat apa yang tengah kalian alami? Apakah kalian tidak melihat sosok yang bisa meminta syafaat (pertolongan) kepada Tuhan untuk kalian?” Sebagian menjawab, “Kalian harus mendatangi Adam.”
Mereka pun berbondong-bondong menuju Adam as. Kepadanya mereka memohon, “Engkau adalah Abu al-Basyar. Diciptakan Allah langsung dengan tangan-Nya. Ruh-Nya ditiupkan kepadamu. Malaikat diperintah sujud kepadamu. Maka mintalah syafaat kepada Tuhan untuk kami. Apakah engkau tidak melihat keadaan kami? Apakah engkau tidak melihat apa yang tengah kami alami?” Adam menjawab, “Hari ini, Tuhanku pun murka kepadaku, murka yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tak akan pernah murka setelahnya. Dia melarangku mendekati pohon tapi aku melanggarnya. Diriku, diriku, diriku, pergilah kalian kepada selainku. Coba temuilah Nuh ‘alaihissalam.”
Akhirnya, mereka berbondong-bondong menuju Nabi Nuh tapi beliau pun angkat tangan. Tidak bisa memintakan pertolongan kepada Allah. Demikian pula saat menemui Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan Nabi Isa.
Hingga terakhir mereka diarahkan kepada nabi terakhir, Rasulullah saw., mereka menyampaikan, “Wahai Muhammad, engkau adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Allah telah mengampuni dosamu yang akan datang dan yang telah lalu. Mohonlah pertolongan kepada Tuhan untuk kami. Tidakkah engkau melihat apa yang tengah menimpa kami?” Nabi saw bersabda, “Aku pun pergi menuju bawah ‘Arasy. Di sana aku bersujud pada Tuhanku. Lalu Allah membukakan kebaikan-kebaikan-Nya kepadaku, yang belum pernah dibukakan kepada seorang pun sebelumku. Setelah itu, terdengarlah seruan, ‘Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Mintalah engkau, niscaya diberi. Mintalah pertolongan, niscaya dipenuhi.’ Aku mengangkat kepala dan berkata, ‘Umatku, ya Tuhan. Umatku, ya Tuhan. Umatku, ya Tuhan.’ Terdengar lagi ada yang bicara, ‘Wahai Muhamad, masukkanlah umatmu dari golongan hamba yang tidak dihisab ke dalam surga melalui pintu sebelah kanan. Namun sekelompok mereka masuk dari selain pintu itu”
Hisab pun berlangsung berkat syafaat Rasulullah saw, sebagian manusia masuk surga, sebagian lagi neraka. Di antara yang masuk neraka adalah umat Rasulullah saw yang keburukannya lebih besar ketimbang kebaikannya. Mereka digiring ke dalam neraka sebagai balasan atas segala dosa dan perbuatannya. Namun, apakah mereka yang telah masuk neraka beliau lupakan? Tidak!, umatnya yang sudah masuk neraka, masih terus beliau perjuangkan,
Selanjutnya ada juga hadis riwayat Imam Ahmad yang menjelaskan syafaat nabi Muhammad, yakni:
“Saat itu aku kembali bersujud pada-Nya. Kemudian Allah berfirman, ‘Angkatlah kepalamu, Muhammad. Memohon pertolongan apa pun, engkau akan diberi.’ Aku pun mengangkat kepala lantas memohon, ‘Umatku, umatku, ya Rabb.’ Dia kembali berfirman, ‘Temuilah umatmu. Siapa saja yang engkau temukan di hatinya keimanan walau seberat biji sawi, maka masukkanlah ke dalam surga.’ Maka siapa pun yang aku temukan dalam hatinya keimanan walau seberat biji gandum, aku masukkan ke dalam surga.”
Kemudian yang terakhir, HR Imam Bukhari yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad memberikan syafaat kepada umatnya yang berada di neraka Jahanam, atau yang dikenal dengan golongan “Jahannamiyyun.” Hal ini sejalan dengan hadits lain yang menyatakan bahwa penghuni neraka Jahanam adalah umat Nabi Muhammad yang berdosa, dan kemudian neraka itu akan kosong dari penghuninya seiring dengan berakhirnya masa siksa mereka dan besarnya perhatian serta syafaat Rasulullah Muhammad SAW.
____
Penulis adalah Pengasuh Pondok Pesantren Lintang Songo Yogya dengan kontak 0857 1645 8522. Serta berprofesi sebagai Dosen Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Annur Yogyakarta dan Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Yogyakarta (STAIYO). Kemudia menjabat di A’wan Syuriah PWNU DIY.