Menggali Pola Pendidikan Muhammad Al-Fatih Pembebas Konstantinopel

Gambar ilustrasi. (Sumber Pixabay)

Bagikan

Oleh : Ramli Yudarsana

Pendahuluan
Salah satu bisyaroh (kabar gembira) yang disebutkan oleh Rasulullah Muhammad yaitu akan dibebaskannya Kota Konstantinopel di tangan kaum muslimin. Rasul menyebutkan bahwa sebaik-baiknya pemimpin adalah pemimpin yang membebaskan Konstantinopel dan sebaik-baiknya pasukan adalah pasukan yang membebaskan Kota Konstantinopel.

Pasca bisyarah ini diungkapkan nabi, berlomba-lombalah para pemimpin atau Khalifah berusaha membebaskan Kota Konstantinopel, mereka berkeinginan menjadi orang yang mampu merealisasikan kabar gembira dari rasul tersebut sehingga menyandang status pemimpin terbaik.

Usaha pertama pembebasan Konstantinopel dilakukan tahun 34 Hijriyah pada masa pemerintahan Utsman bin Affan dengan mengirimkan muawiyah Bin Abu Sufyan Namun upaya tersebut belum berhasil, di pertempuran tersebut salah satu sahabat nabi bernama Abu Ayyub Al-Anshari gugur sebagai syuhada dan dimakamkan di dekat benteng. Selanjutnya di masa muawiyah menjabat sebagai Khalifah tahun 44 hijriah Upaya untuk menaklukkan konstantinopel dilanjutkan dengan mengirim pasukan yang dipimpin oleh putra khalifah sendiri yaitu Yazid Bin muawiyah namun usaha tersebut masih gagal.

Semangat kaum muslimin untuk menaklukkan konstantinopel tidak memudar di masa Sultan bin Abdul Malik tahun 98 Hijriyah. Pada masa kekhalifahan Dinasti Abbasiyah ekspedisi penaklukan Konstantinopel dilanjutkan pada masa Khalifah Al Mahdi, Harun ar-rasyid. di periode Kekhalifahan bani Umayyah usaha pembebasan Konstantinopel digerakkan oleh sultan Bayazid 1, Sultan Murad 2 tetapi usaha mereka tetap masih menemui kegagalan. Namun usaha berbuah manis, akhirnya pada 20 Jumadil Ula 857 H bertepatan dengan 29 Mei 1453 Masehi Sultan Muhammad Sultan Muhammad Al Fatih berhasil membebaskan Konstantinopel. 54 hari perjuangan habis-habisan, Al-Fatih memasuki kota Konstantinopel membawa kedamaian, dengan kharisma tinggi meskipun memegang kemenangan tidak ada satupun penduduk di sana yang teraniaya.

Beliau berkhutbah jam 13.00 : “Jika penaklukan kota Konstantinopel sukses maka Sabda Rasulullah telah menjadi kenyataan dan salah satu mukjizat kelak akan terbukti. maka kita akan mendapatkan bagian daripada janji hadis ini yaitu kemuliaan dan penghargaan. oleh karena itu sampaikan kepada setiap pasukan kemenangan besar yang akan kita capai akan menambah ketinggian dan kemuliaan Islam untuk itu wajib bagi setiap pasukan menjaga agar syariat Islam selalu di depan mata dia dan jangan melanggar syariat Allah yang mulia. jangan mengganggu orang-orang yang tidak berdaya jangan mengganggu para pendeta jangan ganggu para wanita dan jangan ganggu orang-orang yang bersembunyi di dalam gereja jangan ganggu mereka semua kalau kita berhasil menaklukkan kota ini.”

Tak ingin mengulangi kekalahan-kekalahan para khalifah di masa yang lalu ketika menaklukkan konstantinopel Muhammad Al-Fatih mempersiapkan segala upaya yang maksimal demi keberhasilan penaklukan besar tersebut. Sultan Muhammad membangun sebuah benteng di Selat bosphorus di daratan Eropa benteng yang dinamai Benteng yang dibangun dinamakan benteng Rumeli Hisari tahun 1452 Masehi. Mempersiapkan pasukan infantri khusus diberi nama Yanisari beranggotakan 250 ribu pasukan terlatih, bersenjata canggih di zamannya dan giat beribadah. Untuk keperluan menjebol benteng kokoh Konstantinopel, Al-Fatih memerintahkan memproduksi meriam raksasa yang diberi nama Orban mengambil dari nama pembuatnya seorang ahli meriam dari Hungaria bernama Orban.

Menarik untuk didalami tentang sosok Sultan Muhammad Al Fatih Bagaimana dilahirkan dibesarkan menjadi sosok yang hebat. Tidak mungkin jiwa kepemimpinan, kepahlawanannya lahir dari ruang hampa. Seorang anak muda berusia 23 tahun mampu merealisasikan kabar gembira Rasul yang selama 800 tahunan hanya sebagai impian besar para khalifah sebelumnya. di tangan Al-Fatih impian besar para khalifah sebelumnya menjadi nyata adanya (dream become true).

Pada tulisan ini akan dikaji melalui metode studi literatur menggali bagaimana Al-Fatih ini dididik sehingga dalam waktu singkat menjadi pemimpin terbaik.

Biografi Singkat Muhammad Al-Fatih
Sultan Muhammad 2 1481 Masehi/831 Hijriyah merupakan Sultan Usmani ke-7 dalam silsilah keturunan keluarga Utsman. Muhammad digelari Al Fatih dan Abu dia memerintah hampir selama 30 tahun yang diwarnai kebaikan dan kemuliaan bagi kaum muslim dia memaku Kesultanan Utsmani setelah ayahnya wafat pada tanggal 16 bulan Muharram 855 Hijriyah bertepatan dengan tanggal 18 Februari 1451 Masehi waktu itu umurnya baru menjelang 22 tahun.

Muhammad Al Fatih dikenal juga sebagai Sultan Mehmed 2 Lahir tanggal 30 Maret 1432 di edirne ibukota Turki usmani. ayahnya bernama Sultan murad 2 yang diketahui merupakan Sultan Turki utsmaniyah ibunya bernama Huma Hatun merupakan istri ke-4 Sultan Murad ke-2.
Sultan Muhammad sendiri memiliki kepribadian yang komplit sebuah kepribadian yang menggabungkan antara kekuatan dan keadilan. saat mudanya Dia telah banyak mengungguli teman-teman seangkatannya dalam menyerap dan menangkap ilmu pengetahuan dia banyak menuntut ilmu di sekolah untuk anak pejabat. Dia memiliki pengetahuan yang luas khususnya dalam bahasa yang ada pada saat itu dan pada saat yang sama memiliki kecenderungan yang besar terhadap buku-buku sejarah. ini semua menambah kemantapan kepribadiannya dalam masalah manajemen dan administrasi negara serta penguasaan Medan dan strategi perang. maka tak aneh bila di kemudian hari dia menjadi sosok yang demikian terkenal di dalam sejarah titik berkat keberhasilan menaklukan Kota Konstantinopel.

Muhamad Al Fatih menempuh kebijaksanaan yang diwariskan oleh ayah dan kakek-kakeknya dalam hal ekspansi Islam. sejak menjadi Sultan Dia sangat menonjol dalam hal restrukturisasi administrasi dan manajemen negara di berbagai segi. dia begitu konsen dalam masalah keuangan negara. Oleh sebab itu dia menetapkan pendapatan negara dan bagaimana cara pembelanjaannya secara efektif dan efisien sehingga bisa mencegah terjadinya pemborosan dan pembobolan uang negara dia juga berkonsentrasi untuk meningkatkan kepegawaian pasukannya serta restrukturisasi tentara dengan cara melakukan pengabsenan khusus pada pasukan. Dia juga memberikan tambahan gaji pada mereka dan melengkapi dengan persenjataan yang terbaik di zamannya.

Selain itu, Sultan Mehmed Kedua ini juga melakukan reshuffle para pejabat penyelenggara pemerintahan di beberapa wilayah. Sebagai sebagian diantara mereka ada yang tetap dikokohkan pada posisinya dan sebagian yang lain tampak tidak serius menangani pemerintahan segera diturunkan. dia telah melakukan peningkatan bidang administrasi di dalam pemerintahan Utsmani. dengan memberikan banyak pengalaman manajemen negara dan militer yang baik yang telah banyak membantu menjadi negara berada dalam keadaan stabil dan maju.

Pendidikan Muhammad Al-Fatih
Lahirnya sosok seperti Muhammad Al Fatih tidak lepas dari peran ibunya semenjak Muhammad Al Fatih lahir, ibunya akan membawa Muhammad Al Fatih pergi keluar dari istana dan berdiri di sebuah tebing di mana tebing itu menghadap ke arah Konstantinopel. ibunya berkata: “Wahai anakku di sana terdapat Kota Konstantinopel! Dan Rasulullah bersabda: Konstantinopel itu akan ditawan oleh tentara Islam. rajanya/penakluknya adalah sebaik-baik raja dan tentaranya adalah sebaik-baik tentara.” ketahuilah anakku engkaulah orangnya..” Setiap hari tanpa bosan ibunya terus berbuat demikian memberi motivasi spiritual kepada anak tercinta, dari dalam gendongan sampai membawa Muhammad Al Fatih ke tebing itu dan menunjuk ke arah Konstantinopel kemudian membacakan hadits Rasulullah tadi.

Setelah shalat subuh Ibunda Sultan Muhammad Al Fatih mengajarkan tentang ilmu geografi, garis batas wilayah Konstantinopel. Dia berkata: “Engkau wahai Muhammad akan membebaskan wilayah ini. namamu adalah Muhammad sebagaimana sabda rasulullah, Muhammad kecil pun bertanya Bagaimana aku bisa membebaskan wilayah sebesar itu Wahai ibu? “Dengan Alquran kekuatan persenjataan dan mencintai manusia..” jawab ibu penuh hikmah.

Akhirnya kita dapat melihat dari tangan ibu yang juga bercita-cita besar yang sabar dan tabah mendidik anak untuk menjadi seorang hebat lahirlah sultan yang pada umurnya yang masih sangat muda yakni 23 tahun dia berhasil menaklukkan konstantinopel dalam waktu 1 bulan lebih sedangkan kaum muslimin telah berupaya 800 tahun sebelumnya dan tidak berhasil Inilah satu kisah di antara jutaan teladan orang tua dan Ibu teladan yang mampu menghantarkan putra-putranya menjadi para Mujahid penakluk yang tangguh mereka memiliki kematangan Sisi geopolitik dan Faqih fiddin serta rela mengorbankan miliknya yang paling berharga untuk kejayaan atau ketinggian Islam.
Sosok Ayah Muhammad Al-Fatih begitu menginspirasi dirinya Beberapa kali sang ayah melakukan pengepungan terhadap benteng Konstantinopel namun berkali-kali juga gagal sejak kecil Muhammad Al-Fatih telah mencermati usaha ayahnya melakukan menaklukkan konstantinopel. bahkan beliau mengkaji usaha-usaha yang pernah dibuat sepanjang sejarah Islam ke arah tersebut sehingga menimbulkan keinginan yang kuat baginya meneruskan cita-cita umat Islam.Ketika Muhammad Al Fatih naik tahta tahun 855 Hijriyah atau 1451 Masehi dia telah berpikir untuk menyusun strategi untuk upaya pembebasan berikutnya.

Sejak anak-anak Muhammad Al-Fatih banyak terpengaruh oleh ulama-ulama Rabbani khususnya seorang Alim Ahmad bin Ismail Al-Kurani sosok ulama yang memiliki keutamaan yang sempurna dia adalah pengajar di masa pemerintahan Sultan Murad ke-2 ayah dari Muhammad Al Fatih. pada saat itu Muhammad Al-Fatih menjadi penguasa wilayah Magnesia titik ayahnya telah mengirim sejumlah pengajar namun dia tidak mentaati perintah-perintahnya bahkan tidak membaca apapun hingga tidak mampu mengkhatamkan Al-Quran melihat demikian, mengoreksi informasi siapa di antara guru yang memiliki kharisma dan sikap tegas. Para pembantunya menyebut nama Al Kurani. maka Sultan mengangkatnya menjadi pengajar anaknya dan memberi tongkat yang bisa digunakan jika anaknya tidak menuruti perintahnya. Dia berkata “Ayahmu menyuruhku datang menemuimu untuk mengajarimu jika kamu tidak menurut apa yang aku katakan, maka kamu akan mendapat pukulan.” mendengar itu Muhammad Al-Fatih tertawa dan al-Kurani pun memukulnya di majelis tersebut dengan pukulan yang sangat keras, membuat Sultan Muhammad takut dan Jera. akibatnya dalam jangka yang sangat pendek yang mampu menghantamkan Alquran.

Pendidikan Islam yang benar ini dan para guru yang mulia khususnya Orang alim tadi adalah sosok-sosok yang akan memberikan koreksi pada Sultan jika didapatkan hal-hal yang melanggar syariat yang dilakukan Sultan. Al-Kurani tidak pernah menundukkan kepalanya kepada Sultan. saat memanggil Sultan dia akan memanggil dengan nama aslinya dan tidak pernah mencium tangannya bahkan Sultan lah yang mencium tangannya Oleh karena itu tidak aneh Jika dari tangan mereka lahir orang-orang besar seperti Muhammad Al-Fatih. dari tangannya lah lahir orang-orang mukmin dan muslim yang komitmen dengan syariat dan selalu Berusaha menerapkannya pertama untuk dirinya sendiri kemudian untuk rakyatnya. Muhammad Al-Fatih menjadi sosok yang selalu meminta doa para ulama yang sholeh dan penuh Amal.

Peran yang dimainkan guru dalam membentuk Muhammad Al-Fatih yaitu sejak kecil pada dua hal 1 meningkatkan gerakan jihad Usmani 2 selalu mengisyaratkan padanya sejak kecil bahwasanya yang dimaksud hadis dengan pemimpin yang akan membuka Konstantinopel adalah dirinya sendiri titik Sabda Rasulullah tersebut adalah Konstantinopel akan ditaklukan di tangan seorang laki-laki. Maka orang yang memerintah di sana adalah sebaik-baiknya Penguasa dan tentaranya adalah sebaik-baiknya tentara oleh sebab itulah Muhammad Al-Fatih sangat merindukan agar dirinya menjadi orang yang mampu merealisasikan Sabda Rasulullah di atas.

Berkat bimbingan ulama Muhammad al_Fatih menjadi anak yang hebat kelak layak jadi pemimpin Menguasai 7 bahasa ketika berumur 23 tahun menjadi gubernur ibukota ketika berumur 21 tahun. Sejak baligh hingga meninggal tak pernah meninggalkan salat rawatib dan tahajjud. Semua berkat bimbingan ulama yang sholeh berilmu dan tegas. Serta dibawah asuhan seorang ibu sholihah dan tumbuh dilingkungan yang baik. Wallahu’alam.

Penulis adalah Seorang Dosen di STAI Sayid Sabiq Indramayu.

Berita lainnya