Zulhijah (Bagian 6) Kambing Habil Pengganti Ismail

Gambar ilustrasi. (Sumber Pixabay)

Bagikan

Oleh: KH. Heri Kuswanto

Kagetnews | Religi – Ismail yang semula dijadikan kurban untuk menguji ketaatan Ibrahim, diganti oleh Allah dengan seekor domba besar yang putih bersih dan tidak ada cacatnya.

Qs Ash-Shaffat 107:

وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ
“Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.”

Menurut Ibnu Abbas bahwa seekor sembelihan itu adalah kibas atau kambing yang menurut sejumlah riwayat disebut berasal dari surga. Ibnu Abbas berkata, “Kibas itu adalah dipersembahkan oleh Habil untuk mendekatkan diri kepada Allah, yang dipelihara di surga sehingga dipakai menebus Ismail”

2) QS. Al-Ma’idah 27

وَٱتۡلُ عَلَيۡهِمۡ نَبَأَ ٱبۡنَيۡ ءَادَمَ بِٱلۡحَقِّ إِذۡ قَرَّبَا قُرۡبَانٗا فَتُقُبِّلَ مِنۡ أَحَدِهِمَا وَلَمۡ يُتَقَبَّلۡ مِنَ ٱلۡأٓخَرِ قَالَ لَأَقۡتُلَنَّكَۖ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ ٱللَّهُ مِنَ ٱلۡمُتَّقِينَ
“Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!”. Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa.”

Menurut Al-Razi dalam Mafatih Al-Ghaib, diriwayatkan bahwa dahulu setiap Siti Hawa melahirkan, maka yang keluar adalah dua bayi, satu perempuan dan satunya laki-laki. Begitupun pada kelahiran Habil dan Qabil. Qabil lahir bersama dengan saudari satu kandung yang bernama Iqlima. Sementara Habil lahir dengan saudari bernama Labuda.

Nabi Adam a.s kemudian menjodohkan mereka berempat. Berdasarkan aturan saat itu, maka Habil harus menikahi Iqlima dan Habil menikahi Labuda. Namun, Qabil tidak terima karena ia merasa Iqlima lebih baik untuknya. Ia pun hanya mau menikahi saudara sekandungnya itu.

Qabil berkata: “Saya lebih berhak untuk Iqlima. Dan Habil pun lebih berhak dengan saudari perempuan sekandungnya. Ketentuan ini sebenarnya bukan dari Allah, melainkan hanya akal-akalanmu (Adam) saja!”

Atas perpecahan ini, Nabi Adam a.s meminta keduanya untuk berkurban. Kala itu, Qabil berprofesi sebagai petani. Ia menjadikan hasil bumi yang tidak begitu baik sebagai kurbannya. Habil yang berprofesi sebagai peternak, menyerahkan kambing terbaik pilihannya untuk dikurbankan. Melalui pilihan keduanya, kita belajar bahwa apa yang kita persembahkan untuk kurban semestinya adalah hasil terbaik dari ikhtiar terbaik kita.

Keduanya menyerahkan kuban dan Allah Ta’ala lah yang menilainya. Setelah didiamkan, Allah memberi kuasanya menandai penerimaan kurban Habil dengan sambaran kepada kambingnya.

Wallahu’alam, semoga tulisan ini bermanfaat.
____
Penulis adalah Pengasuh Pondok Pesantren Lintang Songo Yogya dengan kontak 0857 1645 8522. Serta berprofesi sebagai Dosen Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Annur Yogyakarta dan Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Yogyakarta (STAIYO). Kemudia menjabat di A’wan Syuriah PWNU DIY.

Berita lainnya