Zulhijah (Bagian 2) Takbiran

Gambar ilustrasi. (Sumber Pixabay)

Bagikan

Oleh: KH. Heri Kuswanto

Kagetnews | Religi – Pada tulisan sebelumnya penulis sudah sedikit membahas tentang keutamaan Ibadah pada bulan Zulhijah, karena didapati banyak keutamaan serta keberkahan di dalamnya bagi umat muslim dunia.

Namun pada tulisan kali ini, penulis akan sedikit membahas tentang jenis-jenis takbiran saat hari raya Idul Fitri maupun Iduladha. Mari kita simak penjelasannya!

1) Ada Dua Jenis Takbiran saat Hari Raya

Syekh Abu Abdillah Muhammad ibn Qasim as-Syafi’i dalam Fathul Qarib al-Mujib, takbir dalam ‘id ada dua macam, yakni:

Pertama Takbir Mursal, merupakan takbir untuk hari raya Idul Fitri, pada takbir ini waktunya tidak mengacu pada waktu shalat, dilakukan setiap waktu, di mana pun dan dalam keadaan apapun. dimulai dari terbenamnya matahari malam ‘idulfitri hingga imam melakukan takbiratul ihram shalat ‘id.

Kedua Takbir Muqayyad, merupakan takbir untuk hari raya Iduladha, takbir ini memiliki waktu yang khusus, mengiringi shalat fardhu maupun sunnah, pelaksanaannya pada malam ‘idul adha hingga ashar akhir hari Tasyriq (13 Dzulhijjah).

2) Lafal Takbir Berapa Kali? (Saling menghormati jika berbeda)

Pendapat Pertama, Dua Kali Takbir

HR. Al-Baihaqi:
كَانَ سَلْمَانُ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ يُعَلِّمُنَا التَّكْبِيرَ يَقُولُ : كَبِّرُوا اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا
“Salman mengajari kami lafal takbir, ia berkata: ‘Bertakbirlah, Allâhu akbar Allâhu akbar, sungguh maha besar”

HR. Ibnu Mundzir:
أَنَّ عُمَرَ كَانَ يُكَبِّرُ مِنْ صَلَاهِ الْغَدَاةِ يَوْمَ عَرَفَةَ إلَي صَلَاةِ الظُّهْرِ مِنْ آخِرِ أَيَّامِ التَّشْرِيْقِ يُكَبِّرُ فِي الْعَصْرِ يَقُوْلُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللهُ وَاللهُ أكْبَرُ الله أكْبَرُ وَلِلهِ الْحَمْدُ
“Sahabat ‘Umar bertakbir mulai shalat subuh pada hari Arafah sampai shalat Dhuhur dari akhir hari tasyriq, beliau takbir pada shalat ashar dengan mengucapkan ‘Allâhu akbar Allâhu akbar lâ ilâha illallâhu wallâhu akbar, Allâhu akbar wa lillâhi-l-hamd”

Pendapat Kedua, Tiga Kali:
HR. Daruqutni:
كاَنَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِذَا صَلَّى الصُبْحَ مِنْ غَدَاةِ عَرَفَةَ يَقْبَلُ عَلَى أَصْحَابِهِ فَيَقُوْلُ عَلَى مَكَانِكُمْ وَيَقُوْلُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَلِلهِ الْحَمْدُ فَيُكَبِّرُ مِنْ غَدَاةِ عَرَفَةَ إِلَى صَلَاةِ الْعَصْرِ مِنْ آخِرِ أَيَّامِ التَّشْرِيْقِ
“Rasulullah saw ketika usai shalat subuh pada hari arafah, beliau menghadap para sahabat, lalu bersabda: ‘Tetaplah dalam posisi kalian’ dan beliau berkata: “Allâhu akbar Allâhu akbar Allâhu akbar lâ ilâha illallâhu wallâhu akbar, Allâhu akbar wa lillâhi-l-hamd” beliau bertakbir mulai dari usai shalat subuh pada hari arafah sampai setelah shalat ashar dari akhir hari tasyriq”

Wallahu’alam, semoga tulisan ini bermanfaat.
____
Penulis adalah Pengasuh Pondok Pesantren Lintang Songo Yogya dengan kontak 0857 1645 8522. Serta berprofesi sebagai Dosen Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Annur Yogyakarta dan Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Yogyakarta (STAIYO). Kemudia menjabat di A’wan Syuriah PWNU DIY.

Berita lainnya