Kagetnews | Religi – Sejak terhitung 3 maret 1924 runtuhnya Khilafah Turki Ustmani perlahan namun pasti,Al Qur’an dan Superioritas pelaksananya rontok tak segagah ,sekuat dulu lagi.
Meskipun para raja dan para sultan masih dibawah pengaruhnya tetap bertahan, misal Kesultanan Aceh, Mataram, Ngayogyakarta dll. Namun menghadapi penetrasi dan dominasi penjajah semua makin redup tak berdaya seolah rontoknya Khilafah Turki Ustmani seperti kehilangan induk semangnya.
Baca: Superioritas Pelaksana Assunnah dari Masa ke Masa (Bagian 1)
Sejarah mencatat beberapa kali Ummat islam mengadakan Pertemuan ,paska Khilafah jatuh seperti di Kairo Mesir, Indonesia diwakilkan oleh Tokoh SI, dan tokoh Muhammadiyyah, lalu tahun berikutnya Robitho Alam Islami mengadakan di Arab saudi, namun semua tidak berjalan sesuai harapan maksimal. Apalagi pelaksanaannya di Arab Saudi yang tentunya kurang ideal karna negara tersebut hasil penghianatan bersama inggris pasca Perang dunia 1, jadi kurang elok kalai membicarakan Khilafah.
Namun dengan upaya mencoba saling bertemu pada pasca Ustmani runtuh, setidaknya para Ulama tokoh dunia, setidaknya ada sebuah komitmen untuk sekurang kurangnya di masing-masing Negarabmuslim yang sedang mengalami penetrasi dan penjajah tersebut bisa berusaha mengatasi untuk melepaskan dari belenggu tersebut.
Benarlah apa yg diucapkan Khalifah Usman RA. …”Innallaha latajalu indas Sulthon malatajalu indal Qur’an…”
Sesungguhnya Allah mencegah dengan adanya Kekuasaan, apa yang tidak bisa dicegah oleh Al Qur’an..
maqolah ini senisbat dengan ucapan Imam Ghozali, antara Dien dan kekuasaan seperti dua mata uang yg tak terpisahkan.
Hari ini ketika Al Qur’an tak memiliki kekuasaan seolah hanya Ahsanul Qhosos dll belum menjadi Ahsanul Hukmu. Allah berjanji melalui FirmanNya akan menjaga Al Qur’an.
اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ (QS Al Hijr ayat 9)
Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.
Namun sanga disayangkan ayat tersebut saat di implementasi hanya baru sebatas hafalan. Maka Superioritas akan kembali manakala kita berdaulat Insyaa Allah.
Bersambung.
Penulis Alfaqir Senopati ing Alogo Damar Wulan.